MANAGED BY:
JUMAT
01 DESEMBER
UTAMA | LINTAS KALTENG | METROPOLIS | OLAHRAGA | HIBURAN | FEATURE | NASIONAL | ARTIKEL | SERBA SERBI

FEATURE

Sabtu, 30 September 2023 10:38
Tradisi Baayun Maulid di Palangka Raya, Harap Anak Berbakti kepada Orang Tua, Berguna bagi Agama dan Bangsa

Banyak cara umat Islam memperingati Maulid Nabi Muhammad saw. Salah satunya seperti yang dilakukan ratusan warga di Kota Palangka Raya, yakni mengikuti tradisi baayun atau mengayun anak.

 

MUTHOH, Palangka Raya

 

BAAYUN maulid merupakan tradisi mengayun bayi atau anak. Tradisi turun-temurun ini merupakan bentuk rasa syukur atas kelahiran Nabi Muhammad saw. Tujuannya agar anak-anak bisa mengikuti keteladanan Nabi Muhammad saw serta berbakti kepada orang tua masing-masing. Tradisi tersebut dilaksanakan pada hari peringatan maulid Nabi Muhammad saw yang jatuh tiap tanggal 12 Rabiul Awal kalender Hijriah, Kamis (28/9).

Tradisi baayun maulid yang pertama kali diadakan di Masjid Baburrahmah, Jalan Jati Raya, Palangka Raya itu diharapkan dapat mempererat tali silaturahmi antarumat dan masyarakat, baik yang berada di sekitar Kelurahan Panarung maupun kelurahan lain. Meski cuaca cukup panas disertai kabut asap, tetapi tidak menyurutkan semangat dan antusiasme para ibu muda maupun tua.

“Tradisi ini baru pertama kali diadakan. Maksud dan tujuan kegiatan ini adalah untuk mempererat tali silaturahmi antarmasyarakat, terutama yang ada di Kelurahan Panarung. Ada sekitar 160 orang yang berpartisipasi, baik dari Panarung maupun wilayah sekitar, karena ini kegiatan umum, siapa saja boleh ikut serta setelah mendaftar, juga tidak dipungut biaya,” ucap Syairullah.

 

 

 

 

Tradisi baayun maulid merupakan budaya lokal peninggalan nenek moyang masyarakat Banjar yang dilestarikan hingga sekarang. Awalnya tradisi masyarakat Banjar itu belum tersentuh dengan agama Islam. Namun seiring masuknya Islam ke tanah Kalimantan, akhirnya terjadi akulturasi. Alhasil tradisi baayun itu dilaksanakan bertepatan dengan perayaan kelahiran Nabi Muhammad saw.

“Dengan harapan anak yang diayun dapat mengenal yang namanya silaturahmi, maulid nabi, dan tentunya agama Islam,” kata Syairullah.

Ayunan yang digunakan dalam tradisi itu berupa kain tapih atau jari yang digunakan sebagai ayunan. Sebagian lagi menyandingkan tapih dengan kain kuning yang memiliki makna kemakmuran. Selain itu, ayunan juga dipercantik dengan berbagai hiasan. Ada yang menggunakan janur, menggantung uang, dan beberapa jenis makanan ringan. Semua itu punya makna masing-masing, sebagai doa untuk sang anak yang diayun. Anak yang diayun pada tradisi ini umumnya berusia 1 tahun hingga 5 tahun, bahkan 6 tahun.

“Kegiatan ini diharapkan bisa terus berlanjut di tahun berikutnya, karena selain untuk mempererat silaturahmi, juga memperingati maulid nabi, kami ingin memperkenalkan kepada anak-anak hari besar yang ada dalam agama Islam, khususnya maulid nabi,” harapnya.

Sembari mendengar ceramah, Mukaramah dengan lembut mengayun anaknya, Ahmad Zamzam, yang tertidur lelap. Ibu dua anak itu mengaku baru pertama kali mengikuti tradisi baayun. Setelah mendapat informasi melalui pesan grup WhatsApp, ia tertarik untuk ikut serta. Perempuan berusia 37 tahun itu berharap anak keduanya itu bisa mendapatkan safaat dari kegiatan tersebut, serta kelak menjadi anak yang saleh, berbakti pada orang tua, dan berguna bagi agama dan bangsa.

Seorang anum atau ibu muda bernama Monika juga turut serta mengikuti tradisi baayun ini. Meski bukan keturunan Banjar, perempuan berusia 26 tahun itu berharap putrinya, Sofia yang berusia 1 tahun 1 bulan dapat mengenal perasaan maulid nabi. Wanita yang tempat tinggalnya di sekitar kompleks masjid itu ingin agar kelak anaknya itu dapat menjadi perempuan saleha. Karena itulah sejak dini ia mengenalkan Sofia dengan agama Islam. (*/ce/ala)

loading...

BACA JUGA

Jumat, 24 November 2023 12:59

Kisah Ipan, Berjalan Kaki Keliling Indonesia

Lebih dari setahun Ipan menjalankan misi berjalan kaki keliling Indonesia.…

Rabu, 22 November 2023 10:40

Dua Siswa SMAN 1 Palangka Raya Ciptakan Energi Ramah Lingkungan Berbahan Gambut dan Ampas Teh

Kejelian melihat potensi lingkungan membuat dua siswa SMAN 1 Palangka…

Senin, 20 November 2023 20:56

Siswa MAN Kota Palangka Raya Ikut Lomba Penelitian Belia

Berawal dari perbincangan santai dengan tetangga yang mengeluhkan soal kebun…

Selasa, 07 November 2023 14:20

Merawat Anggrek Kalteng Tetap Lestari, Perlu Andil Pemerintah agar Tak Punah

Kelestarian bunga anggrek di Kalteng perlu dijaga. Bagaimana tidak? saat…

Sabtu, 30 September 2023 10:38

Tradisi Baayun Maulid di Palangka Raya, Harap Anak Berbakti kepada Orang Tua, Berguna bagi Agama dan Bangsa

Banyak cara umat Islam memperingati Maulid Nabi Muhammad saw. Salah…

Kamis, 28 September 2023 23:05
Bincang-Bincang dengan H Siti Aseanti di Podcast Ruang Redaksi

Bidan Sean Siap Berjuang di Senayan

Podcast Ruang Redaksi Kalteng Pos kedatangan tamu spesial pada Rabu…

Selasa, 26 September 2023 14:11

Ricka Brillianty Zaluchu, Dokter Forensik Pertama di Kalteng

Podcast Ruang Redaksi Kalteng Pos kembali kedatangan tokoh inspiratif. Dia…

Senin, 25 September 2023 14:45
Bincang-bincang dengan Pj Bupati Kobar Dr Budi Santosa

Pernah Magang di Koran Nasional, Senang Menerima Kritikan

Dr Budi Santosa diamanahi tugas menjadi Penjabat (Pj) Bupati Kotawaringin…

Sabtu, 16 September 2023 10:11

Pariwisata Berhasil Dongkrak Pertumbuhan Ekonomi Masyarakat

Wartawan Kalteng Pos (penulis) ikut dalam robongan insan pers di…

Kamis, 17 Agustus 2023 11:23
Mengenal Miranda Gratia Parhusip, Dokter Muda Lulus dengan Predikat Sangat Memuaskan

Sempat Waswas Periksa Pasien, Khawatir Salah Diagnosis

Rasa senang terpancar jelas pada raut wajah Miranda Gratia Parhusip…

Sitemap
  • HOME
  • HOT NEWS
  • NEWS UPDATE
  • KOLOM
  • RAGAM INFO
  • INSPIRASI
  • FEATURE
  • OLAHRAGA
  • EKONOMI
Find Us
Copyright © 2016 PT Duta Prokal Multimedia | Terverifikasi Dewan Pers