SUKAMARA - Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Sukamara, M Fakhmy Rizali, mengungkapkan bahwa kabut asap menyelimuti Kota Sukamara kurang hampir satu bulan yakni di bulan September.
“Kalau untuk kabut asap meyelimuti Kota Sukamara kiranya bulan September ini. Adapun untuk pengukuran kualitas udara yang bisa membaca kondisi baik atau buruk, Sukamara belum mempunyai alat pengukur tersebut. Namun kita bisa lihat dengan secara visual dengan adanya asap pagi dan sore setelah kebakaran terjadi,” kata Fakhmy.
Fakhmy menghimbau kepada masyarakat untuk tidak melakukan pembakaran hutan dan lahan, untuk mengurangi sumber yang menjadi asap. “Untuk menjaga kesehatan kita bersama, saya mengimbau masyarakat untuk mengurangi aktivitas di luar dan memakai masker apabila keluar rumah,” tandasnya.
Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Palangka Raya Andjar Hari Purnomo mengimbau masyarakat untuk melakukan kegiatan diruang saja, dan mengurangi kegiatan di luar ruangan. “Kita memerlukan pantauan tiap hari, tiap pagi bisa melakukan pantauan melalui ISPU.net salah satunya, yang artinya begitu kita melihat, misalnya kondisi hari ini udara kurang baik, berarti kita bisa merencanakan kegiatan-kegiatan kita, seperti meminimalisir kegiatan-kegiatan di luar,” ucap Andjar.
Untuk bulan september kasus ISPA di Kota Palangka Raya ada 2.675 kasus, dan untuk kasus pada Agustus 1.740 kasus. Dengan banyaknya titik kebakaran yang terjadi, serta adanya asap yang dibawa oleh angin dari wilayah lain hal ini tentu membuat kasus ISPA meningkatkan.
Dengan adanya perubahan peningkatan ini tentunya harus ada upaya pencegahan agar angka kasus ISPA tidak semakin banyak. Seperti mengimbau ke sekolah-sekolah untuk tidak melakukan kegiatan di luar gedung sekolah, terapi didalam. Lalu seluruh masyarakat sekolah harus memakaian masker, terutama oada saat seperti ini. Dinkes Kota Palangka Raya menyarankan untuk menggunakan masker terkhususnya jika harus beraktivitas di luar ruangan.
“Kita harus memperhatikan kepada kelompok-kelompok rentan, seperti untuk usia lanjut dan kelompok balita, mereka ini harus mendapatkan perhatian, agar kegiatan mereka dihindarkan di luar ruangan, lalu yang tak kalah pentingnya dari sisi pertahan tubuh kita,” lanjutnya.
Sementara itu, kabut asap di Kotim juga membuat kualitas udara khususnya di kota Sampit masuk kategori dapat meningkatkan resiko kesehatan.
Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kotim Umar Kaderi mengatakan berdasarkan parameter Indeks Pencemaran Udara (ISPU) Rabu (27/9) terbaca telah mencapai 221PM2,5. angka tersebut masuk kategori dapat meningkatkan resiko pada kesehatan.
“ISPU itukan merupakan nilai rata-rata dari gabungan CO, PM 10, SO2, NO2 dan O3 yang masing -masing unsur menurut kadarnya dan terhitung nilai standarnya, dan kita lihat sendiri hari ini ISPU di Kabupaten Kotim mencapai 221 PM2,5 dan tertinggi seluruh Indonesia,” kata Umar Kaderi, kemarin.
Dirinya juga mengatakan kasus ISPA kembali meningkat di Kotim berdasarkan data dari dinas kesehatan ada 2.320 orang terinfeksi pada September 2023. Sebelumnya pada bulan Agustus kemarin sudah ada tercatat sebanyak 2.708 orang yang menderita ISPA September bertambah lagi.
“Meningkatnya kasus ISPA ini karena kondisi udara yang tidak sehat di sebagian wilayah tersebut, dikarena aktivitas pembakaran lahan masih saja terus terjadi, dan Kabupaten Kotim sempat diguyur hujan belum lama ini, akibatnya kasus ISPA di wilayah ini kembali meningkat,” ujar Umar Kaderi.
Menurutnya peningkatan kasus ISPA tersebut tercatat di Dinas Kesehatan Kabupaten Kotim pada minggu pertama hingga ke tiga bulan September tahun 2003 sebanyak 2.320 orang, dengan rincian minggu pertama September atau Minggu ke-36 tahun 2023 sebanyak 834 orang, minggu kedua bulan September ada 667 orang dan minggu ketiganya ada 819 orang.
“Rata-rata katagori usia terinfeksi itu dewasa karena mereka lebih banyak beraktivitas di luar rumah dan tidak menggunakan masker makanya kami imbau masyarakat Kabupaten Kotim untuk tetap menggunakan masker, dan jika ada masyarakat yang merasa tidak sehat segera periksa ke Puskesmas terdekat,” ujarnya.
Sementara itu, kabut asap pekat yang mulai menyelimuti wilayah Kabupaten Kapuas mendapat perhatian dari Penjabat (Pj) Bupati Kapuas Erlin Hardi ST, MT, dan langsung mengeluarkan Surat Edaran Rabu (27/9). Dalam Surat Edaran Nomor : 100.3.4.2/1186/DINKES.2023 Tentang himbauan memakai masker dan membatasi kegiatan luar gedung serta pelarangan pembakaran sampah.
Menurut Pj Bupati Kapuas, surat edaran tersebut, sehubungan dengan maraknya kabut asap dalam beberapa minggu terakhir di wilayah Kabupaten Kapuas pada khususnya, serta berdasarkan laporan kunjungan sakit terdampak kabut asap di Puskesmas se-Kabupaten Kapuas.
“Menunjukan adanya peningkatan Infeksi Saluran Pernafasan Atas (ISPA) yang dilihat sejak bulan Januari 2023 hingga saat ini,” ucap Erlin Hardi.
Erlin menerangkan dalam mengantisipasi kasus dimbau kepada seluruh masyarakat Kabupaten Kapuas, agar menghindari dan mengurangi aktifitas diluar ruangan terutama kelompok rentan (bayi, balita, ibu hamil dan lansia). Apabila keluar rumah diimbau untuk memakai masker.
Minum air putih lebih banyak dan lebih sering. Tingkatkan daya tahan tubuh dengan menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat, banyak makan bergizi dan istirahat yang cukup. Selanjutnya menutup sumber air yang digunakan untuk keperluan rumah tangga seperti sumur, bak penampungan dan lain-lain agar tidak tercemar debu asap.
“Tidak membakar sampah rumah tangga. Segera berobat ke fasilitas kesehatan terdekat bila ada gangguan kesehatan,” tegasnya.
Pj Bupati juga mengimbau kepada masyarakat dapat berperan dalam mencegah Karhutla, karena dampaknya akan sangat luas. “Kita harapkan Karhutla dapat dikendalikan, dan tugas bersama untuk mewujudkannya,” pungkasnya.(Kaltengpos)