PALANGKA RAYA-Besok (17/9), Kalteng Putra akan menjamu PSBS Biak dalam lanjutlan Liga 2. Pertandingan ini menjadi kesempatan bagi Laskar Isen Mulang untuk mengamankan poin penuh setelah pada laga perdana hanya berhasil mendapatkan satu poin. Jelang laga kedua ini, Pasus 1970 barisan pendukung Kalteng Putra menyoroti kondisi fisik pemain hingga peran stiker sebagai tukang gedor.
Koordinator Pasus 1970, Bahriansyah merespon persiapan Kalteng Putra pekan kedua. Menurutnya, masih belum dapat menyimpulkan permainan Kalteng Putra sejauh ini. Karena masih dengan satu pertandingan.
Lelaki yang akrab disapa Bahri ini menjelaskan penilaian saat laga pertama lalu menurutnya, ada beberapa alasan dan harus menjadi bahan evaluasi pelatih dan pemain untuk menatap laga selanjutnya. Pertama, soal fisik dan stamina pemain terlihat sangat menurun pada saat akhir babak kedua.
“Sehingga pemain tidak fokus dan sering kehilangan bola serta kalah kecepatan, mgkn faktor cuaca atau memang kualitas fisik,” katanya saat dihubungi Kalteng Pos, Jumat (15/9). Suporter berusia 46 tahun tersebut juga menjelaskan, Kalteng Putra belum memiliki striker kreatif ataupun mematikan di lini depan. Maka dari itu, suplai bola dari lapangan tengah dan sayap sering hilang. “Bermain sebagai tuan rumah di hadapan publik sendiri seharusnya bisa lebih garang dan ngotot, serta berani melakukan terobosan terobosan ke kotak penalti untuk variasi serangan. Tidak selalu monoton dgn umpan-umpan panjang dan krosing,” ungkapnya.
Terkait penyerang Kalteng Putra, Osas Saha yang kurang banyak menciptakan peluang berbahaya, Bahri menyebutkan masih menyesuaikan dan beradaptasi dengan permainan. Dan harus diberi kesempatan lagi supaya dapat membuktikan kualitas nya. “Perlu dikasih kesempatan. Karena target man nya kan dia. Untuk masalah teknis kan pelatih lebih tahu. Namun saran saya, alangkah baiknya diberi kesempatan lah,” tuturnya.
Semua tahu, persiapan manajemen untuk tembus Liga 1 sangat serius. Terlihat dari segi persiapan dan pemain di setiap lini, lanjut Bahri. Namun harus dibarengi dengan bermain sepenuh hati. Akan percuma, pemain bertabur bintang namun pemain tersebut tidak bermain dengan sepenuh hati.
“Jika ada pemain seperti itu, harus dicarikan solusinya. Supaya dipertandingan berikutnya, performa tim semakin membaik,” tutupnya. (ham/ala)