Saatnya Kalteng Punya Pabrik Pakan Ternak

- Jumat, 2 Juni 2023 | 12:55 WIB

PALANGKA RAYA-Pakan menjadi pemicu utama mahalnya harga ayam ras dan telur dari tingkat peternak hingga pedagang di pasar. Perlu upaya yang tepat untuk mengantisipasi agar kenaikan harga tidak terjadi. Daerah harus membangun pabrik pakan sendiri, agar peternak tidak menjerit lagi. Dengan begitu, harga ayam ras dan telur bisa stabil.

Permasalahan pakan ayam ras maupun ayam petelur ini menjadi perhatian serius Pemerintah Provinsi (Pemprov) Kalteng melalui Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura, dan Peternakan (DTPHP), dengan menyiapkan langkah jangka pendek hingga jangka panjang untuk mengantisipasi kenaikan harga ayam ras di Bumi Tambun Bungai.

Kepala DTPHP Provinsi Kalteng Hj Sunarti mengatakan, berdasarkan pemantauan satuan tugas (satgas) pangan beberapa hari lalu, penyebab utama kenaikan harga ayam ras dan telur karena naiknya harga pakan ternak.

“Berdasarkan pemantauan kemarin, tingginya harga pakan memang menjadi penyebab utama kenaikan harga daging ayam dan telur di Kalteng,” beber Sunarti kepada wartawan, Kamis (1/6).

Tingginya harga pakan, lanjut Sunarti, terjadi karena peternak lokal saat ini masih bergantung pada pasokan pakan dari luar daerah, seperti dari Pulau Jawa dan Kalimantan Selatan (Kalsel). Oleh karena itu, sebagai langkah jangka panjang, pihaknya membangun pabrik pakan di Kecamatan Parenggean, Kabupaten Kotawaringin Timur. Pabrik pakan ini diyakini mampu memproduksi pakan ternak dengan kapasitas produksi 30 ton per jam.

“Itu strategi jangka panjang dari kami agar peternak Kalteng tidak bergantung lagi pada pakan dari luar daerah, mudah-mudahan setelah dibangun pabrik pakan ini, peternak di Kalteng tidak menjerit lagi karena harga pakan yang tinggi,” tuturnya.

Sunarti menyebut, progres pembangunan pabrik pakan di Kota Sampit itu, sejauh ini dalam proses lelang. “Insyaallah selesai bulan November 2023,” ucapnya.

Di samping tingginya harga pakan ternak, bahan baku pakan ternak seperti jagung, saat ini masih belum memasuki masa panen. Menurut Sunarti, fenomena ini terjadi hampir di seluruh daerah di Indonesia.

“Tanaman jagung rata-rata panen bulan Agustus-September, ketika komponen jagung ini panen, nanti bisa menutupi atau menurunkan harga pakan ternak yang terlampau tinggi,” tambahnya.

Permasalahan tingginya harga jual daging ayam ras juga dipengaruhi oleh ketidakmampuan peternak lokal memenuhi kebutuhan daging ayam ras se-provinsi. Diuraikan Sunarti, kadang-kadang suplai daging ayam ras di Kalteng masih didatangkan dari Banjarmasin, karena suplai dari peternak lokal belum cukup untuk memenuhi kebutuhan masyarakat se-Kalteng.

“Peternak lokal kita baru mampu membantu pemenuhan kebutuhan daging ayam ras di Kalteng sebesar 70 persen, makanya masih mendatangkan stok ayam ras dari luar daerah,” bebernya.

Sebagai langkah jangka pendek, lanjut Sunarti, pihaknya berencana melakukan intervensi pasar dengan menggelar operasi pasar sebagai tindakan awal menyikapi lonjakan harga ayam ras dan telur ayam di pasaran.

“Terkait pelaksanaan operasi pasar yang meliputi pasar penyimbang, pasar murah, dan sidak pasar, kami masih berkoordinasi dengan Dinas Perdagangan dan Perindustrian Kalteng, kami sebagai institusi yang berkewenangan di urusan produksi siap men-support pelaksanaan operasi pasar itu,” tandasnya.

Sementara itu, Kepala Dinas Perdagangan dan Perindustrian (Disdagperin) Kalteng Aster Bonawaty mengatakan, operasi pasar berupa pasar penyimbang akan dilaksanakan usai pengadaan barang dilakukan. Ia menyebut saat ini pihaknya masih melakukan pemetaan terkait daerah-daerah yang perlu digencarkan operasi pasar.

Halaman:

Editor: izak-Indra Zakaria

Rekomendasi

Terkini

Tujuh Daerah di Kalteng Ini Terima Teguran KPK

Jumat, 26 April 2024 | 10:45 WIB

Infrastruktur di Pedalaman Katingan Memprihatinkan

Minggu, 21 April 2024 | 14:00 WIB
X