Teknik yang Benar, Bambu Tidak Hangus Meski Dibakar

- Jumat, 26 Mei 2023 | 14:34 WIB

Malamang menjadi salah satu cabang yang turut diperlombakan pada Festival Budaya Isen Mulang (FBIM) 2023. Malamang merupakan tradisi memasak beras ketan dengan santan dalam bambu muda. Lomba ini diikuti peserta dari kabupaten/kota di Kalteng. Beradu teknik untuk menghasilkan lamang terlezat, yang disajikan dengan beragam variasi makanan.

 

MUTOHAROH, Palangka Raya

 

KAMIS pagi (25/5), kawasan Gor Serbaguna, Jalan Tjilik Riwut Km 5, Palangka Raya dipadati masyarakat yang tertarik menyaksikan berbagai perlombaan yang digelar pada FBIM 2023. Salah satu cabang yang diperlombakan adalah malamang.

Malamang merupakan tradisi masyarakat memasak beras ketan dan santan menggunakan bambu. Beras ketan dan santan dimasukkan ke dalam bambu muda, kemudian dipanggang di atas bara api. Proses memasak hingga penyajian membutuhkan waktu kurang lebih enam jam lamanya.

Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbupar) Kalteng Aidah Chandra yang diwakilkan Kepala Bidang Kesenian, Tradisi, dan Warisan Tak Benda Disbudpar Sussy membuka secara resmi lomba malamang.

Lomba ini diikuti peserta dari 10 daerah di Bumi Tambun Bungai. Tiap daerah mengutus lima orang. Dewan juri selalu mengamati para peserta selama proses membuat lamang. Ada beberapa poin yang menjadi penilaian dewan juri. Mulai dari kostum, kerja sama tim, cita rasa, kerapian, serta kebersihan dalam proses maupun bahan serta alat yang digunakan. Poin yang tak kalah penting adalah penguasaan dalam menjelaskan terkait makanan yang disajikan.

“Ada beberapa poin yang jadi penilaian dewan juri, pertama kami wajibkan semua peserta memakai kostum yang sesuai dengan daerah masing-masing atau baju yang dibuat khusus untuk perlombaan ini,” kata Kalpin Bangkan selaku ketua dewan juri lomba.

Selain kostum, lanjutnya, poin penilaian kedua adalah kerja sama tim. Tiap anggota tim harus punya job desc sehingga tidak ada yang menganggur dan santai. Poin penilaian ketiga adalah cita rasa, bagaimana mereka membuat kombinasi sehingga tercipta rasa makanan yang mungkin bervariasi tanpa menghilangkan rasa yang khas atau yang tradisionalnya.

“Poin keempat yaitu kerapian dalam penyajian, bagaimana mereka menatanya sehingga bisa tersirat kebersihan, kerapian, dan keindahan dalam penyajian. Terakhir yaitu bagaimana penguasaan mereka terhadap proses dan resep dari lamang,” tuturnya.

Kalpin bersama anggota dewan juri lainnya, Muliadina M.A. Lewis dan Mahmudah, berkeliling sembari mencicipi masakan karya para peserta. Selain mencicipi, dewan juri juga mengajukan pertanyaan-pertanyaan kepada peserta terkait proses memasak serta apa saja yang terhidang di atas meja.

Kemudian sampailah pada waktu pengumuman. Juara satu lomba malamang diraih peserta dari Kabupaten Murung Raya, juara 2 dari Kabupaten Barito Selatan, dan juara tiga dari Kabupaten Lamandau.

Perwakilan dari Kabupaten Murung Raya tentu merasa senang dan bangga bisa meraih juara pada perlombaan malamang pada ajang FBIM tahun ini. Persiapan yang dilakukan selama tiga minggu, terbayarkan dengan kemenangan ini.

Halaman:

Editor: izak-Indra Zakaria

Rekomendasi

Terkini

Infrastruktur di Pedalaman Katingan Memprihatinkan

Minggu, 21 April 2024 | 14:00 WIB
X