PALANGKA RAYA-Tiga atlet dayung asal Kalteng mengharumkan nama Indonesia di ajang SEA Games 2023 yang digelar di Kamboja. Mereka adalah Davit, Irwan, dan Indra Tri Setiawan. Pada perhelatan olahraga terbesar di Asia Tenggara ini, ketiga atlet Kalteng tersebut ikut menyumbangkan medali emas untuk Indonesia melalui cabang olahraga (cabor) dayung traditional boat race (TBR).
Pada multi-event yang digelar dua tahun sekali ini, Davit berhasil meraih medali emas pada nomor 250 meter putra 12 kru. Kemudian pada kategori campuran di nomor yang sama, Davit dkk berhasil menyabet medali perunggu. Davit juga tutur menyumbang medali perak melalui nomor 500 meter kategori putra 12 kru. Pada nomor yang sama, Davit juga menyabet medali perunggu pada kategori putra 5 kru.
Sementara itu, Irwan ikut menyumbang medali emas nomor 250 meter putra 12 kru serta medali perak pada nomor 500 meter. Sedangkan pada kategori senior, Indra Tri Setiawan juga menyumbang medali emas untuk Indonesia pada nomor 500 meter putri 12 kru. Capaian membanggakan yang diraih tiga atlet Bumi Tambun Bungai ini mendapat apresiasi dari Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Kalteng.
Pelaksana Tugas (Plt) Ketua Umum KONI Kalteng Christian Sancho membenarkan ada tiga atlet dayung asal Kalteng yang menyumbangkan medali emas pada perhelatan olahraga negara se-Asia Tenggara itu.
“Itu sangat kami apresiasi, karena mereka adalah atlet yang ikut pelatnas (pelatihan nasional), diseleksi di pelatnas, barulah bisa ikut SEA Games 2023, bersyukur mereka berhasil meraih medali emas,” ucapnya kepada wartawan, Senin (15/5).
Sancho memotivasi para atlet dan pemimpin cabang olahraga (cabor) untuk bermental baja, meski kondisi organisasi olahraga yang menaungi berbagai cabor di Kalteng ini tengah dilanda kekurangan anggaran, sehingga tidak dapat membiayai berbagai pelatihan sejumlah cabor.
“Kita mental baja saja, ayo kita tetap bergerak, bekerja semampunya, tetap semangat dan jangan cepat menyerah dengan keadaan,” ungkapnya.
Sancho mengakui pihaknya tidak dapat memberikan dana pembinaan, sehingga beberapa cabor yang ingin mempersiapkan perlombaan, terpaksa menggunakan dana sendiri.
“Kami akui saat ini berbagai cabor mempersiapkan diri dengan dana sendiri, tapi kalau memang atletnya punya prestasi, kami akan fasilitasi, kami bisa fasilitasi melalui rekomendasi administrasi, kami akan back-up berbagai kebutuhan administrasi,” tandasnya.
Pembina Cabor Dayung Kalteng Subandi S Musan mengatakan, keberhasilan David, Indra, dan Irwan meraih medali emas pada event olahraga internasional ini bukanlah hal mudah. Latihan sudah dijalani ketiganya sejak awal tahun, di bawah pendampingan langsung Pengurus Besar Persatuan Olahraga Dayung Seluruh Indonesia (PB PODSI).
“Ketiganya kan merupakan bibit unggul dari PON XX tahun 2021 di Papua, mereka juga sering mewakili Kalteng. David, Indra, dan Irwan ini memang sudah bertahun-tahun mengikuti pelatnas,” ujar Subandi kepada Kalteng Pos, Senin (15/5).
Subandi menambahkan, sejak Januari 2022 lalu usai mengikuti PON, ketiganya langsung dipanggil untuk mengikuti pelatnas dalam rangka persiapan menghadapi SEA Games. Selama satu tahun lebih ketiganya menjalani pelatihan terpusat untuk mematangkan persiapan.
“Latihannya memang cukup berat karena porsinya standar nasional dan internasional, fasilitas pelatihan pun sangat memadai, mereka hanya satu minggu pulang usai ikut PON 2021, setelah itu dipanggil lagi untuk ikut pelatihan persiapan SEA Games,” tuturnya.
Menurut Subandi, prestasi membanggakan yang diraih ketiga atlet ini perlu diapresiasi. Meskipun secara esensial penghargaan seperti apapun tetaplah berharga, lanjut Subandi, dalam upaya memberikan penghargaan kepada para atlet yang sudah menorehkan prestasi besar, pemberi penghargaan haruslah mempertimbangkan nilai-nilai realistis dan logis. Sebab, nilai kebanggaan untuk suatu daerah itu luar biasa. Apalagi ketiga atlet ini dapat menyumbangkan medali emas.
“Kalau tidak bisa memberikan mereka bonus, paling tidak bisa beri pekerjaan untuk mereka, seperti polisi, tentara, dan ASN, kalaupun bonus bisa diberikan satu rumah tipe 36, berarti kurang lebih 130 juta atau 200 juta,” tuturnya seraya menyebut bahwa pemberian penghargaan dapat memberikan motivasi kepada atlet-atlet potensial lainnya.
Dalam upaya menjaring atlet dengan prestasi dan kompetensi serupa, lanjut Subandi, upaya penjaringan atlet perlu dilakukan dengan pendekatan wawasan lokal. Sebab, yang berpotensi besar menjadi atlet-atlet hebat cabor dayung cenderung berasal dari pemuda-pemudi desa.
“Kita bisa cari atlet potensial dari desa-desa, pemilihan atlet biasa kami ambil dari daerah pedalaman, orang-orang yang konon lebih banyak menggunakan perahu, kalau mengambil atlet dari kota susah pengembangannya, karena itu kami saring berdasarkan hukum alam,” tandasnya.
Terpisah, Kepala Bidang Peningkatan Prestasi Olahraga Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora) Provinsi Kalteng Adi Nur Fajar mengatakan, pihaknya sangat mengapresiasi para pemuda Kalteng berprestasi, khususnya atlet yang berhasil meraih medali emas pada ajang SEA Games 2023.
Prestasi yang diraih ketiga pemuda itu menjadi kebanggaan luar biasa bagi masyarakat Kalteng, karena telah mengharumkan nama Indonesia di ajang kompetisi antarnegara.
“Para pemuda yang meraih juara ini bisa memberi gambaran kepada generasi muda lainnya dan selanjutnya untuk unjuk prestasi, kami dari Pemprov Kalteng berterima kasih kepada ketiganya karena sudah membanggakan Indonesia khususnya Kalteng di kancah internasional,” ujar Adi kepada wartawan, Senin (15/5).
Terkait penghargaan bagi ketiga atlet berprestasi ini, Adi mengaku belum ada kepastian terkait apresiasi apa yang akan diberikan pemprov.
“Sejauh ini memang belum ada kesepakatan, tapi sudah kami sampaikan kepada pimpinan, saya sebagai kepala bidang menyampaikan ini kepada kepala dinas, nanti kepala dinas yang akan berkomunikasi ke pimpinan daerah, kami masih menunggu kabar,” sebutnya.
Adi menambahkan, untuk menjaring atlet-atlet berpotensi, pihaknya terlebih dahulu akan memperbaiki berbagai sarana prasarana olahraga, bekerja sama dengan pengurus olahraga masing-masing cabor.
“Semua lini terlibat dalam rangka penjaringan ini, seperti pengurus provinsi, pengurus kabupaten, KONI, pengurus cabor, termasuk dari masing-masing personel,” tandasnya. (dan/ce/ala)