Mengenal Lebih Dekat Murniansyah, Marbot Masjid Al- Muhajirin

- Rabu, 3 Mei 2023 | 09:23 WIB

Selain menekuni menjadi marbot, Murniansyah juga sebagai guru mengaji di taman pendidikan Al- Qur’an dan guru mata pelajaran muatan lokal di MTsN 2 Palangka Raya. Pemuda berusia 29 tahun itu sangat menikmati pekerjaannya

 

ILHAM ROMADHONA, Palangka Raya

 

USAI salat Jumat, Murni dengan mengenakan baju koko putih dan menggunakan peci sedang menggulung sajadah yang digunakan jemaah. Saat itu Jemaah salat Sunnah sepekan sekali di Masjid Al-Muhajirin meluber sampai di halaman.

Pemilik nama lengkap Murniansyah itu adalah marbot masjid yang berada di Jalan Tjilik Riwut Km 7 Palangka Raya. Pada Februari 2018, pria berusia 29 tahun ini diajak menjadi marbot oleh Ustaz Ahmad Ulyani yang merupakan kaum Masjid Al-Muhajirin.

Murni menjalankan kewajibannya menjaga waktu salat. Dimulai dari mengumandangkan azan, menyiapkan peralatan salat, dan bersih-bersih masjid. Bapak satu anak ini menganggap menjadi marbot tidak ada kesulitan.

Karena harus selalu dinikmati dan disyukuri serta istiqomah.

“Kita harus menikmati setiap pekerjaan. Apabila tidak dinikmati, mau seenak apapun pekerjaannya pasti banyak mengeluh,”ujarnya saat berbincang dengan Kalteng Pos beberapa waktu yang lalu.

Untuk menjaga waktu salat, pria kelahiran Marabahan, Kabupaten Barito Kuala, Kalsel itu punya acara tersendiri. Cara yang dilakukan adalah dengan mengaktifkan alarm di ponsel pintarnya. “(alarm, red) sangat membantu saya. Sewaktu-waktu bisa terlelap tidur, dan asyik dengan aktivitas lainnya,”ucapnya.

“Biasanya saya mengaktifkan alarm 15 menit sebelum salat, terus pergi ke masjid dan apabila masih lama, saya memutar rekaman suara orang mengaji,”tambahnya.

Murni setiap bulan menerima gaji Rp1,5 juta. Suami dari Sri Jumiati ini juga menjadi guru ngaji di Tempat Pembelajaran Al-Qur’an (TPA) di Masjid Al-Muhajirin, dan guru ngaji panggilan. Tak hanya itu, Murni juga berprofesi sebagai guru honorer di Madrasah Tsanawiyah Negeri 2 Palangka Raya. Untuk guru ngaji di TPA, ia mengajari anak-anak belajar membaca Iqra. Waktu belajarnya usai salat Ashar dan memiliki murid sebanyak 20 orang. Untuk mengajar mengaji, Murni tak mematok bayaran. “Seikhlasnya saja,”ucapnya.

Menjadi guru di MTsN 2 Palangka Raya baru berjalan dua bulan. Mengajar mata pelajaran muatan lokal (mulok) khusus anak kelas 7 saja. Mengajar tidak setiap hari. Melainkan hanya hari Senin dan Sabtu saja. Dengan gaji Rp900 per bulan.

“Mengajar anak-anak gerakan dan bacaan salat, tata cara berwudu beserta niatnya, membaca dan melafalkan Al-Qur’an maupun hadist,”beber anak ke 5 dari 8 bersaudara ini.

Halaman:

Editor: izak-Indra Zakaria

Rekomendasi

Terkini

Tujuh Daerah di Kalteng Ini Terima Teguran KPK

Jumat, 26 April 2024 | 10:45 WIB
X