Pengamat Sebut Program Kementan Food Estate Butuh Waktu

- Rabu, 15 Februari 2023 | 10:13 WIB

Food Estate menjadi program strategis pemerintah Indonesia untuk meningkatkan produksi pertanian dan mewujudkan ketahanan pangan. Program itu diluncurkan pada 2020 dan ditargetkan mencapai lebih dari 1 juta hektare dalam lima tahun ke depan.

Namun, program Food Estate itu membutuhkan waktu untuk menunjukkan keberhasilan. Pengamat pertanian yang juga Wakil Dekan Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya Sujarwo mengatakan, Food Estate merupakan pekerjaan yang membutuhkan banyak hal penting. Seperti kejelasan ownership atau kepemilikan lahan, sumber daya manusia yang memadai, pasar (market) yang menjadi unit bisnis secara profesional dan berkelanjutan, serta Food Estate harus bertujuan menyejahterakan para petani.

”Idealnya kepemilikan kolektif dengan prinsip dasar pengelolaan seperti misalnya, koperasi modern yang dulu diidam-idamkan Bung Hatta, yaitu karakter ekonomi kolektif dengan asas kekeluargaan. SDM yang menopang unit bisnisnya pun harus profesional berkelanjutan,” kata Sujarwo.

Sujarwo pun menjelaskan, jika syarat-syarat tadi berjalan dengan baik dan dilakukan secara bertahap program Food Estate akan dapat melaksanakan tujuan awal yang dikehendaki sebagai lumbung pangan nasional.

”Kekuatan Food Estate diharapkan meningkatkan kesinambungan pembangunan pertanian dalam jangka panjang dan benar-benar meningkatkan kesejahteraan bangsa. Diharapkan pada 2027 muncul kekuatan ekonomi modern kerakyatan berbasis pertanian yang memiliki kapasitas adopsi teknologi dan efisiensi,” terang Sujarwo.

Program tersebut, lanjut Sujarwo, berpotensi menjadi exit strategi untuk menghasilkan pembangunan pertanian yang meningkatkan kesejahteraan petani. Serta menguatkan fundamental ekonomi bangsa melalui kekuatan rakyat dan investasi.

Sujarwo juga menyoroti bahwa Food Estate saat ini masih sangat bergantung pada support pendanaan pemerintah. Sehingga, program itu cenderung sebagai induksi program/kebijakan yang mencoba mengungkit kesadaran untuk menguatkan skala ekonomi dan hilirisasi.

Namun, dia merasakan adanya kesepian kontribusi petani dalam menopang berdirinya food estate itu. Food Estate harus dinilai dari siapa yang memiliki kesadaran tinggi untuk berlembaga dan motivasi untuk meningkatkan kesejahteraan petani.

”Petani makmur, Food Estate Subur. Artinya, sumber daya para petani harus dibenahi untuk dapat menopang Food Estate itu sendiri,” terang Sujarwo. (*)

Editor: izak-Indra Zakaria

Rekomendasi

Terkini

Garuda Layani 9 Embarkasi, Saudia Airlines 5

Senin, 22 April 2024 | 08:17 WIB
X