Ivo Tanam Durian Gelapir

- Kamis, 2 Februari 2023 | 11:55 WIB

PALANGKA RAYA-Kalimantan Tengah (Kalteng) turut serta dalam gerakan penanaman 1.000 pohon bersama ibu negara Iriana Joko Widodo dan Wury Ma’ruf Amin. Kegiatan yang dilaksanakan serentak tersebut juga diikuti oleh istri para kepala daerah se-Indonesia. Di Kalteng, penanaman pohon dilaksanakan di Jalan Tjilik Riwut Km 38, Palangka Raya, Rabu (1/2).

Dalam gerakan serentak menanam 1.000 pohon bersama secara virtual yang diikuti oleh seluruh ibu-ibu pemerintah daerah se-Indonesia itu, terlihat jelas semangat dan energi para istri pemimpin daerah. Kegiatan ini dihadiri langsung istri orang nomor satu di Indonesia, Iriana Joko Widodo.

Didampingi dengan para menteri perempuan dalam kabinet Indonesia Maju, kegiatan yang berpusat di Magelang itu diikuti serempak secara hybrid oleh para istri kepala daerah se-Indonesia. Termasuk para istri kepala daerah dari Provinsi Kalteng.

Dengan dipimpin oleh Ketua Tim Penggerak (TP) Pembinaan Kesejahteraan Keluarga (PKK) Kalteng sekaligus istri Gubernur Kalteng Yulistra Ivo Sugianto Sabran, Ketua Bidang Pembinaan Karakter Keluarga TP PKK Provinsi Kalteng sekaligus istri Wakil Gubernur Kalteng Nunu Andriani Edy Pratowo, beserta jajaran.

Ketua Tim Penggerak (TP) Pembinaan Kesejahteraan Keluarga (PKK) Kalteng Yulistra Ivo Sugianto Sabran mengatakan, dalam kegiatan ini dilakukan penanaman pohon durian gelapir sebagai bagian dari realisasi misi menanam 1.000 pohon.

“Jadi kan dalam kegiatan ini yang ditanam kan tanaman kayu ya, pohon, makanya kami pilih bibit pohon durian lokal, karena pohon durian ini bisa dimanfaatkan, buahnya pun bisa dipanen oleh masyarakat setempat,” kata Ivo kepada awak media usai penanaman bersama pada lahan kosong yang terletak di sebelah kiri Kantor UPT BPMPPHMT Dinas TPHP Kalteng.

Wanita kelahiran Semarang itu menyebut, tanaman durian lokal itu sudah bisa dipanen lima tahun mendatang. Selain buah durian yang dapat dimanfaatkan oleh masyarakat setempat untuk dikonsumsi, juga bisa menjadi agrowisata alternatif, mengingat lokasi penanaman pohon durian itu juga digunakan untuk menanam tanaman hortikultura seperti cabai dan sayur-sayuran lain. Dengan demikian kawasan tersebut akan menjadi lokasi perkebunan terintegrasi.

“Diharapkan lokasi ini akan menjadi tempat penanaman yang terintegrasi, ada tanaman hortikultura, tanaman kayu seperti durian, juga bisa menjadi tempat wisata,” sebutnya. Berkenaan dengan upaya pengelolaan serta perawatan tanaman pohon durian, wanita yang lahir pada tahun 1992 itu menjelaskan, tanaman itu nantinya akan dirawat dengan melibatkan masyarakat setempat melalui kelompok tani.

“Pihak dinas melalui dinas pertanian akan memberikan pendampingan kepada masyarakat untuk melakukan perawatan agar tanaman ini bisa tumbuh dengan baik, sehingga mereka (masyarakat) punya sense of belonging terhadap tanaman-tanaman itu,” tuturnya.

Ivo berharap melalui upaya penanaman ini, lokasi penanaman itu bisa menjadi wilayah percontohan sehingga masyarakat bisa lebih semangat menggarap dan mengubah lahan tidak propduktif menjadi lahan produktif.

“Jadi selama ini masyarakat skeptic apakah lahan-lahan seperti itu bisa menjadi lokasi pengembangan tanaman, tapi dengan adanya upaya ini bisa membuka pikiran masyarakat, bahwa kita bisa olah tanah yang menurut kita tidak bagus menjadi lahan yang produktif,” tandas wanita yang berulang tahun tiap 26 Juli itu.

Di tempat yang sama, Kepala Dinas TPHP Provinsi Kalteng Hj Sunarti mengatakan, bibit pohon durian yang ditanam secara simbolis itu berjumlah seratus bibit dengan jenis durian gelapir. Lahan yang digunakan untuk penanaman durian gelapir itu seluas 50 hektare.

“Mengapa kami pilih gelapir, karena durian gelapir ini merupakan durian lokal khas Kalteng yang sudah terdaftar di Kementerian Pertanian RI, sudah terbukti secara cita rasa maupun penampilannya yang bagus, kami juga mau memberdayakan sumber daya genetik Kalteng,” jelasnya.

Mengenai kecocokan antara kondisi tanah dengan jenis tanaman yang ditanam, Sunarti menjelaskan bahwa tumbuh tidaknya tanaman tergantung bagaimana upaya pengelolaan. “Insyaallah durian gelapir ini cocok dengan kondisi tanah di sini, mudah-mudahan nanti bisa ikut panen meskipun mungkin nanti kami sudah pensiun,” tuturnya. (dan/ce/ala)

Editor: izak-Indra Zakaria

Rekomendasi

Terkini

Infrastruktur di Pedalaman Katingan Memprihatinkan

Minggu, 21 April 2024 | 14:00 WIB
X