Tahun Ini Diprediksi Kemarau Panjang, Ini yang akan Dilakukan Pemprov Kalteng

- Senin, 23 Januari 2023 | 13:14 WIB

PALANGKA RAYA-Dalam rangka antisipasi dan pe­nanggulangan kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) Tahun 2023, Kementerian Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan RI menggelar Rapat Koordinasi Khusus (Rakorsus) Tingkat Menteri yang dilaksanakan di Gedung Manggala Wanabakti Kementerian LHK, Jakarta, Jumat (20/1).  

Saat memimpin rapat, Menkopolhukam Mahfud MD menyampaikan tahun ini Indonesia diamanahkan sebagai ketua ASEAN dan memperoleh mandat untuk memimpin KTT ASEAN yang direncanakan akan dilaksanakan pada bulan Mei dan September. Pada saat itu diperkirakan akan terjadi puncak musim kemarau 2023.

"Untuk itu, saya minta kepada seluruh kementerian/lembaga, panglima TNI dan kapolri, kepala daerah, pangdam/danrem, kapolda dan stakeholder atau perusahaan serta masyarakat untuk meningkatkan kewaspadaan dan saling bahu membahu sebagai upaya menanggulangi karhutla,” kata Mahfud.

Sementara itu, Wagub Kalteng H Edy Pratowo mengatakan, Pemerintah Provinsi (Pemprov) Kalteng terus melakukan upaya-upaya pencegahan karhutla secara masif melalui deteksi dini dan sosialisasi kepada masyarakat. Hingga saat ini karhutla dapat ditekan, meski 17 persen dari luas wilayah di Bumi Tambun Bungai ini merupakan lahan gambut dan rawan karhutla.

Wagub menyampaikan, sepanjang tahun 2022 telah terjadi 382 kejadian karhutla dengan total 3.061 titik hotspot. Kejadian karhutla tertinggi terjadi di Kabupaten Barito Utara dengan 530 titik hotspot dan 193 kali kejadian.

“Lima kabupaten rawan karhutla adalah Barito Utara, Katingan, Murung Raya, Seruyan dan Lamandau,” ucap wagub.

Menghadapi karhutla 2023, Pemprov Kalteng telah menyediakan anggaran, menyiapkan personel dan peralatan serta pos komando. Pihaknya menyampaikan permohonan dukungan pemerintah pusat dalam operasi pemadaman melalui udara dengan helikopter waterbombing dan helikopter patroli, operasi teknologi modifikasi cuaca (TMC), operasional melalui dana siap pakai (DSP) dan tempat penampung air portable (flexible tank) sebanyak 28 unit untuk didistribusikan pada wilayah-wilayah prioritas rawan karhutla.

“Sebagaimana prediksi BMKG dimungkinkan tahun 2023 ini akan terjadi kemarau yang dimulai pada bulan Mei. Kemungkinan tahun ini kita akan mengalami kemarau panjang disertai El Nino yang bisa menyebabkan kekeringan di beberapa daerah, sehingga bisa terjadi karhutla,” tegasnya.

Untuk itu, melalui rakorsus ini dapat mengkonsolidasikan kesiapan masing-masing daerah khususnya Kalteng dalam penyiapan sarana prasarana maupun anggaran untuk mengatasi karhutla.

Terpisah, menindaklanjuti arahan Gubernur Kalteng H Sugianto Sabran, Badan Penanggulangan Bencana dan Pemadam Kebakaran (BPBPK) Kalteng melakukan kesiapsiagaan. Kepala Pelaksana BPKBPK Kalteng Falery Tuwan menyampaikan, sebagai kesiapan menghadapi bencana karhutla 2023, ada beberapa hal-hal penting yang harus diperhatikan.

“Seluruh BPBD kabupaten/kota agar mengintensifkan kegiatan kesiapsiagaan menghadapi karhutla melalui patroli pencegahan, penyuluhan, sosialisasi, penyadartahuan, kampanye pada daerah rawan karhutla serta mengaktifkan pengawasan terhadap indikasi kejadian karhutla. Pengalaman kita selama ini bahwa upaya pencegahan melalui kegiatan patroli pencegahan merupakan salah satu upaya yang efektif dalam pengendalian karhutla,” kata Falery.

Falery menyebut, seluruh BPBD kabupaten/kota harus memastikan kesiapsiagaan sumber daya manusia dan sarana prasarana karhutla. Pastikan seluruh SDM dan sarpras dalam kondisi siap, sehingga secepat mungkin melaksanakan respon jika ada kejadian karhutla. Selain itu, BPBD di daerah agar melakukan review terhadap perencanaan anggaran yang sudah disusun untuk tahun 2023, agar kebutuhan anggaran untuk menghadapi karhutla tahun 2023 ini bisa tersedia secara memadai.

“Jika perlu, segera tetapkan status siaga darurat bencana karhutla. Dengan adanya penetapan status siaga darurat, maka diharapkan upaya penanganan karhutla bisa dilaksanakan secara maksimal,” pungkasnya.

Berdasarkan data akumulasi kebakaran hutan dan lahan di Kalteng yang dirilis oleh BPBK Kalteng, mencatat per 1 Januari hingga 20 Januari 2023 sebanyak 125 titik hotspot se-Kalteng dengan 35 kali kejadian karhutla. (lihat tabel). Untuk luas area terbakar berdasarkan laporan lapangan di kabupaten/kota ke Pusdalops Kalteng seluas 68,3 hektare.

Halaman:

Editor: izak-Indra Zakaria

Rekomendasi

Terkini

Infrastruktur di Pedalaman Katingan Memprihatinkan

Minggu, 21 April 2024 | 14:00 WIB
X