Dimana Mana Ada Lato-Lato

- Senin, 9 Januari 2023 | 12:01 WIB

Dua minggu terakhir anak-anak demam dengan mainan bernama lato-lato. Siapa sangka mainan dengan sepasang bandul sederhana yang sudah ada sejak dekade 90-an itu kemudian kembali digandrungi di era milenial.

 

BARU bangun tidur, sudah terdengar ethek.. ethek.. ethek.. ethek.. ethek! Keluar rumah, mampir warung, ethek..ethek..ethek..ethek.. ethek. Di mana kaki kita berpijak, selalu mendengar bunyi itu. Hari-hari kita tak bisa lepas dari suara ethek..ethek..ethek..ethek.. ethek yang menyeruak ke telinga. 

Demam lato-lato kini viral dimana-mana. Bukan tidak hanya anak-anak saja, orang dewasapun ikut memainkan permainan tersebut. Lato-lato ini merupakan permainan tradisional yang tren pada 1990-an.

Lato-lato dimainkan dengan cara menggoyang-goyangkan ke atas dan ke bawah tali yang menggantung kedua bandul. Ketika kedua bandul mulai secara sempurna bersentuhan bolak-balik, suara khas pun keluar.

Anak-anak usia sekolah sangat senang memainkannya. Sebagian dari mereka mengaku memainkan lato-lato dapat menjadi kegiatan untuk mengisi waktu senggang selain dengan bermain ponsel pintarnya. Sebagian lainnya juga mengaku menyenangi permainan lato-lato karena punya sensasi tersendiri ketika memainkannya.

Ahmad Revaldi, anak usia sembilan tahun yang sedang duduk di kelas IV SD Negeri 6 Panarung, mengaku sering memainkan lato-lato untuk mengisi waktu luang. Selain bermain gawai, lanjut Revaldi, ia juga memainkan lato-lato. Kadang sendiri, kadang bersama teman-teman.

“Kalau main lato-lato biasanya bersama teman-teman, di sekolahan ketika jam istirahat, kalau jam kosong juga saya mainkan, di rumah selain bermain ponsel saya juga bermain lato-lato, sendirian atau sama teman-teman se-kompleks,” beber Revaldi saat bercerita dengan Kalteng Pos, Sabtu (7/1).

Revaldi menyebut ia mengetahui mainan lato-lato saat tidak sengaja bermain media sosial dan melihat banyak orang memainkan mainan itu. Ada banyak sekali orang yang memainkan itu dan berseliweran di internet. Karena itu, ia pun mulai penasaran dan mencari-cari toko terdekat yang menjual lato-lato, gayung bersambut, tak berapa lama ia berpikir rupanya di dekat rumahnya terdapat toko mainan yang juga menjual latto-latto, akhirnya ia pun membeli di toko itu.

“Saya tahu dari tiktok, juga ada teman saya yang main itu, saya tanya teman dia beli di mana, katanya tokonya ada di Mendawai VII, akhirnya saya ikut beli juga, lato-lato yang saya beli ini seharga 12 ribu rupiah,” ungkap Revaldi sambil sibuk memperlihatkan latto-latto berwarna hitam miliknya.

Di tempat berbeda, kedua anak bernama Pipin (12) dan Rafael (11), tengah asyik memainkan lato-lato. Keduanya sedang duduk di kelas VI SD Swasta 2 Kristen Palangka Raya. Bunyi ethek-ethek terdengar mendesing nyaring, sembari lato-lato dari masing-masing milik keduanya dimainkan, saling bersahut-sahutan, terdengar sedikit cerita tentang keseharian mereka. Cerita yang mengiringi bunyi ethek-ethek itu begitu ceplas-ceplos dan membumi. Celotehan khas anak-anak.

“Kemarin si Fahrul sudah jago loh main lato-lato, padahal baru beberapa kali ia main,” tutur Pipin.

“Iya, anak satu itu memang jago, dia kan sering main, di mana-mana dia main, pas sekolah di jam istirahat, di panti, pas mau makan, mau tidur, dia main terus, tek ketek ketek, nggak ingat waktu,” celetuk Rafael ceplas-ceplos, sembari menirukan bunyi lato-lato.

“Padahal kita juga bisa kayak Fahrul, tapi kan sebenarnya ibu panti marah kalau kita main nggak ingat waktu kayak dia, ini cuman buat ngisi waktu senggang, giliran waktunya bermain kita main di waktu senggang, giliran belajar saatnya kita tinggalkan permainan itu,” ujar Pipin mengingatkan kawan karibnya.

Halaman:

Editor: izak-Indra Zakaria

Rekomendasi

Terkini

Perumahan Dinas Guru di Katingan Jadi Arang

Rabu, 17 April 2024 | 12:57 WIB

Pantai Sungai Bakau Perlu Tambahan Fasilitas

Minggu, 14 April 2024 | 15:00 WIB

Warga Serbu Pusat Perbelanjaan di Kota Sampit

Minggu, 14 April 2024 | 10:26 WIB
X