BBM Naik, Harga Bahan Bangunan “Mencekik”

- Jumat, 22 Juli 2022 | 16:12 WIB
ilustrasi
ilustrasi

PALANGKA RAYA-Kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) yang terjadi beberapa bulan terakhir memberikan efek domino pada banyak sektor. Dampak kenaikan tersebut begitu terasa oleh pelaku usaha angkutan pasir dan tanah uruk. Harga material bangunan tersebut langsung “mencekik” alias makin mahal.

Kenaikan harga bahan bangunan seperti pasir merupakan dampak dari kenaikan BBM dan sulitnya pemilik angkutan mendapatkan solar bersubsidi. Mereka terpaksa membeli bahan bakar jenis Dexlite yang harganya lebih mahal dari BBM jenis Pertamax. Otomatis biaya operasional yang dikeluarkan sopir truk untuk mengangkut pasir dan tanah uruk membengkak.

Besarnya biaya angkut yang dikeluarkan, memaksa para sopir truk menaikkan harga jual pasir dan tanah uruk ke konsumen. Diperkirakan jika harga BBM solar khusus untuk harga BBM jenis Dexlite dinaikkan pemerintah dan BBM solar bersubsidi tetap susah didapatkan seperti sekarang ini, besar kemungkinan harga jual pasir pasang di Kota Palangka Raya bisa mencapai Rp1 juta rupiah per truk.

“Kalau harga BBM naik, pengaruhnya besar, bukan saja harga material yang naik, bahkan harga onderdil truk juga bisa ikut naik. Tega enggak tega kami terpaksa harus menaikkan harga jual ke konsumen,” kata salah seorang sopir truk, Edy kepada Kalteng Pos, Selasa (19/7).

Edy yang merupakan sopir truk pengangkut pasir menerangkan, saat ini harga angkut pasir pasang dari Km 45 ke konsumen dalam wilayah kota berkisar Rp800 ribu per rit atau per satu truk. Sedangkan untuk harga tanah uruk sekitar Rp400 ribu.

“Itu harga standar, sebenarnya bisa 700 ribu kalau lokasi antarannya dekat, tapi kalau jauh seperti ke wilayah Kalampangan, biayanya bisa sejuta,” ujar Edy.

Edy menyebut, naiknya harga pasir pasang dan tanah uruk dikarenakan melonjaknnya harga solar yang merupakan bahan bakar truk.

“Kami ngambil pasirnya di pal 45, paling tidak butuh BBM sekitar 15 liter, tinggal dikalikan saja dengan harga Dexlite di SPBU sekarang,” ujar Edy sembari menyebut bahwa harga BBM Dexlite di SPBU saat ini Rp15.350/liter.

Dia menambahkan, biaya operasional makin bengkak jika sopir terpaksa membeli Dexlite secara eceran. Pria yang mengaku sudah 20 tahun bekerja sebagai sopir truk itu menyebut bahwa BBM solar bersubsidi sangat sulit didapatkan saat ini.

“Sekarang ini sulit cari solar bersubsidi, di mana-mana tidak ada yang jual, kalaupun ada, harganya hampir sama dengan harga Dexlite, jadi saya memilih pakai Dexlite saja,” ujarnya.

Edy menyadari bahwa kenaikan harga jual pasir pasang dan tanah uruk akan memberatkan konsumen. Tak sedikit konsumen yang terkejut saat mendengar harga material pasir pasang ataupun pasir uruk saat ini. Bahkan tak jarang terjadi perdebatan dengan konsumen perihal harga jual material yang dianggap terlalu mahal.

“Kami juga tidak bisa berbuat banyak, pokoknya minyak naik, harga material kami naikkan, kalau konsumen bisa paham, kami anterin, kalau tidak, ya tidak apa-apa,” ujarnya.

Jika kondisi ini terus bertahan, Edy memperkirakan harga material di wilayah Kota Palangka Raya bisa mencapai jutaan rupiah.

Edy mengakui bahwa meningkatnya harga jual material berdampak pada berkurangnya permintaan dari konsumen.

Halaman:

Editor: izak-Indra Zakaria

Rekomendasi

Terkini

Infrastruktur di Pedalaman Katingan Memprihatinkan

Minggu, 21 April 2024 | 14:00 WIB
X