Menampung Yatim Piatu, Balita, Disabilitas, hingga Jompo

- Jumat, 1 Juli 2022 | 13:30 WIB

Terlahir menjadi anak yatim piatu bahkan memiliki kekurangan fisik dan mental (disabilitas) bukanlah pilihan hidup. Tak ada manusia yang siap untuk menghadapi cobaan yang tidak sesuai dengan keinginannya. Terkadang egoisme lebih kuat dibandingkan rasa iba. Panti asuhanlah wadah ternyaman bagi para manusia yang kehilangan asa.

HENY, Sampit

Terlahir tanpa diharapkan kehadirannya, sengaja dibuang, tak dipedulikan, bahkan menjadi korban pelecehan seksual hingga kekerasan dalam rumah tangga. Itulah berbagai persoalan masa lalu yang pilu yang kerap dialami anak Panti Asuhan Annida Qolbu.

Senyum merekah tampak dalam bingkai wajah Titin Sumarni atau akrab disapa Tina. Dia terlihat senang ketika orang lain menyapanya. Dalam kondisi kedua kelopak mata yang tertutup, Tina masih bisa bernyanyi menghibur orang di sekitarnya.

Tina nampaknya mencari sumber suara yang sedari tadi mengajaknya berbincang. Dia menanyakan nama dan berusaha meraba tangan penulis seraya mendoakan. “Pian ini perejekian. Mudah-mudahan rejeki selalu datang untuk pian tanpa terputus,” ucapnya kepada Radar Sampit.

Tak lama dia berucap kelaparan. Energinya seperti gampang habis ketika diajak berbincang ringan. Kebetulan Senin (27/6) siang itu, Yayasan Annida Qolbu usai mengadakan pelepasan sembilan murid TK angkatan keempat dan 6 murid SD angkatan pertama.

Hidangan makanan untuk para tamu tentu saja masih tersisa. Makanan sop berkuah kuning itu disiapkan Sri Rahayu salah satu staf pengasuh yang biasanya bertugas memberi makan dan memandikan anak yatim yang mengalami disabilitas.

Sepiring nasi berkuah sup lengkap dengan lauk dihadapkan pada Tina. Sajian makanan yang masih hangat itu menggugah selera. Dia makan begitu lahapnya dan dengan penuh hati-hati.

Masa lalu Tina cukup menyedihkan. Dia terlantar tak memiliki keluarga. Sejak balita, Tina terlahir tak bisa melihat dan mengalami cacat pada tangan dan kakinya. Disaat usianya beranjak dua tahun tepatnya pada tahun 2001 lalu, kelima orang pendeta dari Tumbang Samba mengantarkannya ke Yayasan Annida Qolbu. Tak ada yang sanggup merawatnya dan tak semua panti mau menerima manusia yang mengalami disabilitas. Namun, dengan segala keterbatasan, Rohani selaku Ketua sekaligus Pendiri Yayasan Annida Qolbu mau menerimanya dan merawatnya selama 20 tahun hingga sekarang.

Tina jua lah yang menyadarkan pendiri yayasan ketika pemerintah daerah hendak membeli tanah yayasan menjadi tanah hibah pada tahun 2007 lalu.

Diusianya yang masih belia, Tina ketika itu bertanya dengan polosnya kepada pendiri Yayasan, “Kalau tanah dibeli pemda dijadikan tanah hibah, kalau saya mati dikubur disini, nanti kuburan saya diangkat (dibongkar/dipindahkan) lah?,” ujarnya dimasa itu.

Pertanyaan itu secara tidak langsung membuat pendiri Yayasan Annida Qolbu berpikir lebih jauh untuk mementingkan nasib anak yatim di masa depan. Hingga pada akhirnya, Yayasan Annida Qolbu yang berlokasi di Jalan Jaya Wjaya IV Kecamatan Baamang, Kabupaten Kotawaringin Timur itu tetap berdiri dan dikelola secara independen atas nama pendiri.

Selain Tina, adapula yang bernasib tak kalah menyedihkan. Dia Aisyah yang ditemukan di hutan dalam kondisi kelaparan. Perempuan yang kini beranjak usia 10 tahun diketahui berasal dari Ramban, Kecamatan Mentaya Hilir Utara, Kabupaten Kotim. Tak ada yang tahu siapa keluarganya yang tega membiarkannya terlantar di hutan. Dia dibawa oleh dinas sosial ke Yayasan Annida Qolbu ketika usianya masih 5 tahun.

Aisyah memiliki kelainan yang unik, dia tidak bisa melihat Matahari langsung, pendengarannya agak kurang dan selalu tidak nyambung ketika diajak berbicara. Ketika ada yang menyuruhnya mengambil sendok, yang diambil garpu. Ketika diminta mengambil piring, yang diambil gelas. Cara kerja otaknya dalam merespons lawan bicara selalu berlawanan. Namun, perempuan berkerudung ini nampak sopan ketika berbaur dengan orang lain.

Halaman:

Editor: izak-Indra Zakaria

Rekomendasi

Terkini

DPRD: Realisasi APBD Kotim tahun 2023 Lepas Target

Kamis, 28 Maret 2024 | 17:40 WIB
X