GAWAT..!! Ada 7.000 Hektare Lahan Diserang Tungro, Produksi Padi Kalteng Terancam Menurun

- Kamis, 19 Mei 2022 | 11:50 WIB
Penyakit tungro yang dibawa wereng hijau, tidak tanggung-tanggung serangan hama ini, mengancam sekitar 7.000 hektare.
Penyakit tungro yang dibawa wereng hijau, tidak tanggung-tanggung serangan hama ini, mengancam sekitar 7.000 hektare.

Para petani di Kecamatan Tamban Catur, dan Kapuas Timur Kabupaten Kapuas mulai resah, karena adanya serangan penyakit tungro yang dibawa wereng hijau. Tidak tanggung-tanggung serangan hama ini,  mengancam sekitar 7.000 hektare tanaman padi di dua kecamatan tersebut. 

Keresahan masyarakat ini dibenarkan Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Kapuas, H. Ahmad Baihaqi, karena luasan yang terancam penyakit Tungro terdiri Tamban Catur sekitar 3.000 hektar dan Kapuas Timur ada 4.000 hektare.  Ahmad Baihaqi, meminta Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Kapuas, melalui Dinas Pertanian (Distan) Kapuas harus bergerak cepat atasi permasalahan dihadapi petani, yang saat ini tanaman padi diserang penyakit tungro. 

"Wabah tungro tersebut, mengancam hasil produksi petani nantinya, apabila permasalahan tungro tidak ditangkal dengan cepat. Jadi dengan apapun caranya, hentikan penyebaran wabah tungro tersebut," tegasnya. 

Wakil Rakyat dari Daerah Pemilihan (Dapil) V ini mengakui, Dapil V sebagai yang secara umum wilayah tersebut (Tamban Catur, Kapuas Kuala dan Kapuas Timur) adalah penghasil pertanian/padi, sehingga atas kejadian tersebut jelas merasa sangat prihatin.  "Jangan sampai petani kita, mengalami kerugian akibat serangan tungro tersebut," bebernya.  Secara teknis permasalahan tersebut, lanjutnya, itu menjadi ranah Dinas Pertanian Kabupaten Kapuas, agar bisa mengatasi penyebaran penyakit tungro, dan tidak meluas lagi. "Segera ambil langkah, karena dampaknya besar bagi masyarakat," pungkasnya. 

Sementara Kepala Distan Kapuas Yaya, membenarkan adanya serangan penyakit tungro terhadap tanaman di Tamban Catur, Kapuas Kuala, dan Kapuas Timur. "Ya, serangan penyakit tungro ini, bersumber dari hama wereng tersebar di tiga kecamatan," ungkap Yaya.  Kadistan menambahkan, hal itu sudah terdeteksi dari awal April, dan sudah ditangani dengan pemberian pestisida ke lokasi tanaman yang masih bisa diselamatkan. Sedangkan untuk tanaman yang parah, maka disarankan untuk dibasmi, dan diganti tanaman baru, bila waktu tanam memungkinkan.  "Kita siapkan benih pengganti diperoleh, dari kegiatan lahan rawa," pungkasnya.  (alh)

 

Editor: izak-Indra Zakaria

Rekomendasi

Terkini

Infrastruktur di Pedalaman Katingan Memprihatinkan

Minggu, 21 April 2024 | 14:00 WIB

Perumahan Dinas Guru di Katingan Jadi Arang

Rabu, 17 April 2024 | 12:57 WIB
X