Sepak Sewut FBIM 2022 Diminati Turis Mancanegara

- Kamis, 19 Mei 2022 | 11:46 WIB
Para pemain Sepak Sewut berebut bola api pada Festival Budaya Isen Mulang 2022. Ist
Para pemain Sepak Sewut berebut bola api pada Festival Budaya Isen Mulang 2022. Ist

Perlombaan Sepak Sawut menjadi salah satu lomba yang diminati masyarakat hingga turis mancanegara.  Sepak Sewut adalah salah satu cabang olahraga yang dilombakan pada Festival Budaya Isen Mulang (FBIM) 2022. Sebanyak 4 kontingen dari Kabupaten Barito Timur, Sukamara, Kapuas dan Kota Palangka Raya berlaga di halaman UPT Taman Budaya Kalteng, Palangka Raya, Rabu (18/5).

Antusias masyarakat yang menonton cukup banyak, karena selama 2 tahun gelaran FBIM vakum akibat pandemi Covid-19. Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Kalteng Hj Adiah Chandra menyampaikan, antusias masyarakat untuk menonton lomba sepak sawut sangat tinggi.

“Kalau untuk sepak sawut sendiri promosinya bagus, sehingga keinginan masyarakat untuk menonton lomba ini cukup tinggi. Sebab lomba ini sangat menarik. Ada beberapa turis dari mancanegara yang menyampaikan bahwa mereka khusus datang untuk melihat Festival Budaya Isen Mulang. Jadi salah satu yang ingin mereka tonton adalah sepak sawut ini,” ujarnya. Adiah juga menyebut, turis yang datang tersebut berasal dari negara New Zealand, turis tersebut sudah datang untuk kesekian kalinya khusus untuk menonton Festival Budaya Isen Mulang.

“Para turis itu berharap setiap tahun lokasi Festival Budaya Isen Mulang tidak berubah sehingga mereka bisa menyiapkan perjalanan mereka dari jauh-jauh hari ke Palangka Raya. Mereka juga berucap sepulangnya mereka ke negaranya nanti, akan mengajak lebih banyak teman-temannya untuk menonton Festival Budaya Isen Mulang di tahun depan,” ungkapnya.

“Mereka juga berharap Festival Budaya Isen Mulang ini bisa lebih dikembangkan lagi, tidak sekedar kabupaten/kota saja yang ikut, tetapi juga Regional Kalimantan. Karena secara budaya kita tidak jauh berbeda dengan Kalimantan lain, sehingga harapan ke depan sepak sawut bisa dilombakan antar Regional Kalimantan,” ucapnya. Sebagai informasi, lomba sepak sawut ini dilakukan secara berkelompok, dimana tiap kelompok berjumlah 5 orang peserta. Dalam 1 kali permainan dilakukan selama 2x10 menit.

Sepak sawut atau sepak bola api merupakan salah satu adat masyarakat suku Dayak yang dahulunya digunakan sebagai ritual adanya kematian. Tradisi ini dimaksudkan untuk mengusir roh-roh jahat dengan cara menjadikan bola api sebagai alat untuk menakut-nakuti roh jahat. Sepak sawut menggunakan kelapa kering yang terlebih dahulu dipukul-pukul agar empuk kemudian direndam di minyak tanah beberapa menit agar mampu menghasilkan api yang besar atau tinggi. Semakin tinggi api maka semakin bagus, agar roh jahat pun menjadi lebih takut. (arj)

Editor: izak-Indra Zakaria

Rekomendasi

Terkini

Infrastruktur di Pedalaman Katingan Memprihatinkan

Minggu, 21 April 2024 | 14:00 WIB

Perumahan Dinas Guru di Katingan Jadi Arang

Rabu, 17 April 2024 | 12:57 WIB
X