Tak Bisa ke Masjid, Salat Jemaah di Selasar Kamar Hotel

- Selasa, 1 Maret 2022 | 12:12 WIB
SUBUH BERJEMAAH: Ustaz HM Al-Ghifari memberikan tausiyah singkat usai salat Subuh berjemaah di selasar kamar Hayah Golden Hotel, Minggu (27/2) waktu Arab Saudi.
SUBUH BERJEMAAH: Ustaz HM Al-Ghifari memberikan tausiyah singkat usai salat Subuh berjemaah di selasar kamar Hayah Golden Hotel, Minggu (27/2) waktu Arab Saudi.

Setelah beranjak dari Masjid Quba, rombongan langsung menuju lokasi karantina. Hayah Hotels tempat saya dan jemaah mejalani karantina. Tidak boleh keluar hotel hingga hasil PCR dari pihak kesehatan Arab Saudi keluar.

 

 

HUSRIN A LATIF, Madinah

 

 

AKHIRNYA, sampai juga di halaman Hayah Golden Hotel. Para jemaah turun dan langsung menuju restoran. Bukan untuk makan, melainkan menunggu kunci kamar dibagi. Owner PT Raihan Alya Tour Ustaz HM Al-Ghifari turun langsung membagikan kunci kepada jemaah. Satu kamar diisi empat orang.

Saya (penulis) sekamar dengan Albert M Sholeh, Eko Suratno dan Deddy. Nama saya dipanggil untuk mengambil kunci kamar. Di kunci kamar tertera nomor 304.

"Kamarnya di lantai 3. Silahkan bagi yang sudah mendapat kunci segera istirahat masuk ke kamar masing-masing," pinta ustaz Ghifari.

Saya dan tiga jemaah sekamar langsung naik menggunakan lift ke lantai 3. Sedangkan koper dan tas dari dalam bus

langsung diantar oleh petugas hotel. Kondisi hotelnya bersih. Ketika masuk empat tempat tidur berjejer. Perlengkapan juga cukup, ada TV, AC. Bonusnya, kamar langsung menghadap ke Masjid Nabawi. Terlihat jelas halaman dan menara-menara masjid ketiga yang dibangun dalam sejarah Islam itu.

Kami pun bergantian mandi. Lalu ganti baju. Sesaat kemudian tim katering mengecek ke seluruh kamar mencatat jumlah penghuni. Itu untuk memudahkan pembagian makan malam dan minuman serta keperluan jemaah lain. Mulai dari penukaran mata uang Riyal, perlengkapan mandi dan lain sebagainya.

Malam pertama menjalani karantina, menu makanya cukup bersahabat. Porsinya cukup banyak untuk seukuran saya orang Kalimantan. Masakan kambing. Mirip seperti masakan kare. Langsung diantar ke kamar masing-masing. Rasanya sedikit pedas. Ada terlihat kayu manis dipadu dengan sayur tumisan wortel, kol dan jagung.

Porsi nasinya lebih banyak dan masih hangat ketika dibagikan kepada jemaah. Cukup menggugah selera makan malam setelah hampir 12 jam berada di perjalanan. Selesai santap malam, kami langsung istirahat tidur.

Halaman:

Editor: izak-Indra Zakaria

Rekomendasi

Terkini

Infrastruktur di Pedalaman Katingan Memprihatinkan

Minggu, 21 April 2024 | 14:00 WIB

Perumahan Dinas Guru di Katingan Jadi Arang

Rabu, 17 April 2024 | 12:57 WIB
X