Dibekali Keterampilan, Diwanti-wanti Jangan Melanggar Hukum Lagi

- Selasa, 15 Februari 2022 | 09:12 WIB
KREASI DI BALIK JERUJI: Warga binaan Rutan Kelas II A Palangka Raya memperlihatkan hasil keterampilan getah nyatu yang dibuat selama satu pekan. ANISA/KALTENG POS
KREASI DI BALIK JERUJI: Warga binaan Rutan Kelas II A Palangka Raya memperlihatkan hasil keterampilan getah nyatu yang dibuat selama satu pekan. ANISA/KALTENG POS

Ruang pojok kreasi warna rupa merupakan wujud kreasi para warga binaan di Rumah Tahanan (Rutan) Kelas II A Palangka Raya. Mata dimanjakan dengan berbagai macam kreasi getah nyatu yang unik dan menarik. Beginilah aktivitas para warga binaan yang sibuk dengan mengasah keterampilan.

 

ANISA B WAHDAH, Palangka Raya

PENJARA, nama yang terdengar menakutkan. Namun nyatanya, penjara atau rumah tahanan tak seseram cerita dalam film. Warga binaan pun tidak segarang dalam cerita. Mereka ramah dan terampil.

Seperti para warga binaan Rutan Kelas II A Palangka Raya. Mereka tak hanya duduk diam menunggu selesainya masa hukuman. Justru ada yang mendapat penghasilan mesti tinggal dalam rutan. Bahkan ada pula yang hasil karyanya laku terjual di pasaran.

Saat penulis datang, terlihat sekelompok pria sedang sibuk mengerjakan tugas masing-masing. Ada yang memotong kayu, menghaluskan, dan ada yang khusus finishing. Sekelompok warga binaan ini sedang membuat daun pintu pesanan pelanggan.

“Mereka sedang membuat pesanan, ini adalah keterampilan mebeler,” kata Kepala Rutan Kelas II A Palangka Raya Suwarto saat dibincangi Kalteng Pos, beberapa waktu lalu.

Sekelompok mebeler ini berada di dalam ruang di balik pagar besi yang dijaga ketat petugas. Mencoba mendalami kehidupan warga binaan, penulis melihat langsung kehidupan nyata para penghuni rutan ini. Ada beberapa sedang asyik melepas rindu melalui video call di sebuah gerai yang disediakan petugas. Ada juga yang sedang mengikuti sidang secara daring.

Sembari menyusuri setiap tempat di rutan, Suwarto menyebut, sesuai prinsip pemasyarakatan bahwa narapidana merupakan orang-orang tersesat. Karena itu, selama menjalani masa hukuman mereka perlu dibina, agar kelak ketika kembali ke tengah masyarakat tidak mengulangi kesalahan serupa.

“Tugas kami melakukan pembinaan kepada warga binaan, agar mereka bisa menyadari kesalahan dan bisa kembali ke masyarakat sebagai pribadi yang baik dan berguna bagi keluarga dan masyarakat,” ucapnya.

Pembinaan diberikan dari bidang keagamaan hingga keterampilan. Diberikan akses seluas-luasnya bagi warga binaan untuk mengembangkan kreativitas.

“Saat memasuki rutan, warga binaan akan menjalani adaptasi, proses ini perlu petugas masuk memberikan pembekalan dan pembinaan, mereka di sini tidak hanya menghabiskan waktu menjalani hukuman, tapi mereka punya bekal sesuai bakat dan minat,” beber Suwarto.

Saat ini pihaknya juga memiliki program smart on warna rupa. Tujuannya agar pemikiran warga binaan bisa diubah. “Mungkin sewaktu di luar tidak ada pekerjaan dan melanggar hukum, karena itu saat masuk rutan ini kami buka pola pikir mereka, supaya ketika keluar nanti ada bekal untuk menjalani kehidupan, mereka bisa memutuskan bekerja apa setelah bebas nanti,” jelasnya.

Tak hanya membina, para petugas rutan juga memfasilitasi pemasaran untuk hasil karya warga binaan. Jadi usaha dan kerja warga binaan tidak sia-sia. Karya-karya mereka dijual di pasaran. Dari situ mereka mendapat penghasilan.

Halaman:

Editor: izak-Indra Zakaria

Rekomendasi

Terkini

DPRD: Realisasi APBD Kotim tahun 2023 Lepas Target

Kamis, 28 Maret 2024 | 17:40 WIB
X