PALANGKA RAYA – Asosiasi Provinsi (Asprov) Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) Kalimantan Tengah mengabaikan keberatan Barito Utara yang protes pemindahan pelaksanaan Liga 3 Zona Kalteng. Di sisi lain,
”Tetap di Palangka Raya dan kepanitiaan sudah disusun. (Pemindahan) itu karena ada sesuatu dan lain hal, makanya dari Kabupaten Barito Utara dipindahkan ke Kota Palangka Raya. Saat ini pemantapan persiapan kepanitiaannya. Digelar 3-9 Januari,” kata Anggota Exco Asprov PSSI Kalteng Bidang Kompetisi Budi Yantoro, Kamis (30/12).
Budi menuturkan, pihaknya tengah mengurus perizinan pelaksanaan kegiatan serta berbagai hal lainnya. ”Semua perizinan sedang kami urus, sehingga saat kegiatan bisa berjalan lancar tanpa hambatan,” ujarnya.
Anggota Exco Bidang Perwasitan Hatir Sata Tarigan mengatakan, Kabupaten Barito Utara sebenarnya sangat siap menyelenggarakan Liga 3 Zona Kalteng. Kesiapan itu bukan hanya dari perlengkapan, tetapi stadion dan panitia penyelenggara.
”Mereka sudah sangat siap dan jauh lebih siap dalam menyelenggarakan Liga 3. Sudah berkoordinasi dengan Satgas Covid-19 hingga lainnya. Namun, lantaran arahan ketua umum dengan pertimbangan teknis, maka digelar di Palangka Raya,” ujar Hatir.
Hatir menambahkan, memang mempertanyakan perpindahan lokasi, padahal di Muara Teweh sangat siap.Tetapi tetap ketua ketua umum dengan alasan teknis tetap digelar di Palangka.
Sementara itu, Manager PSMTW Asrianor memastikan empat klub Liga 3 tetap meminta agar pertandingan dilaksanakan di Batara. ” Klub yang keberatan, PSMTW, Kalimantan, Jenamas FC, dan Barsel FC. Kami tetap menolak. Tetap menuntut pertandingan di Muara Teweh,” ujarnya.
Lebih lanjut Asrianor mengatakan, pihaknya tidak masalah adanya penundaan kegiatan. Hanya saya, kompetisi tersebut seharusnya tetap dilaksanakan di Muara Teweh. Apalagi pihaknya telah berbulan-bulan melakukan persiapan.
”Semua sudah siap. Kami pun sudah mengeluarkan pernyataan penolakan. Kami juga belum ada menerima surat pemberitahuan pemindahan. Makanya kami menyesalkan kondisi saat ini,” ujarnya.
Terpisah, Wakil Ketua Asprov PSSI Kalteng Ardayan Tanggar meminta agar kepanitiaan disusun dengan baik. Mulai dari perangkat pertandingan sampai wasit. ”Dengan adanya pemantapan kepanitiaan Liga 3 Zona Kalteng ini, pada hari H-nya nanti berjalan lancar tanpa ada hambatan apa pun," katanya.
Sebelumnya diberitakan, keputusan Liga 3 Zona Kalteng yang dipindah dari Muara Teweh (Barito Utara) ke Palangka Raya, membuat Bupati Batara Nadalsyah meradang. Selain itu, dua klub yang sudah siap main di Muara Teweh, mengancam akan memperkarakan Asosiasi Provinsi (Asprov) Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) Kalteng.
”Saya selaku kepala daerah dan warga Barito Utara, sangat kecewa atas hal itu. Kami keberatan adanya pembatalan sepihak yang tidak beralasan. Apalagi sebelumnya dilakukan penundaan dan malah dipindah di Palangka Raya. Dasarnya apa?” kata Nadalsyah melalui ponsel, Rabu (29/12).
Nadalsyah menambahkan, pihaknya juga akan melakukan upaya hukum. ”Akan tuntut Asprov-nya, sebab ada SK yang dicabut pada H-1 jelang kick off. Ini kan merugikan. Apalagi Muara Teweh ini sudah 99,9 persen siap. Makanya kami sangat menyayangkan hal itu,” tegasnya lagi.
Dia menegaskan, jangan sampai pelaksanaan Liga 3 dicampuradukkan dengan berbagai kepentingan, sehingga merugikan semua pihak. ”Kami tetap ingin Liga 3 Zona Kalteng di Muara Teweh. Saya dorong tuntutan gugatan dari Askab dan klub. Saya menganggap hal itu sudah pelecehan dan ini juga demi harga diri Barito Utara,” ujarnya. (daq/ign)
