Menelisik Teori dan Praktik Tridharma di Era Merdeka Belajar-Kampus Merdeka

- Kamis, 2 Desember 2021 | 10:25 WIB
BERKARYA: Bupati Gunung Mas Jaya S Monong, Rektor UPR Andrie Elia, Camat Manuhing, dan sejumlah kades ketika pencanangan program UPR Membangun Desa, Senin pagi (29/11).
BERKARYA: Bupati Gunung Mas Jaya S Monong, Rektor UPR Andrie Elia, Camat Manuhing, dan sejumlah kades ketika pencanangan program UPR Membangun Desa, Senin pagi (29/11).

Teori diberikan dosen kepada mahasiswa tidaklah sempurna. Melengkapinya, praktik melalui KKN menjadi jalan utama. Lantas, apa saja yang dilakukan untuk menerapkan teori dan praktik? Berikut ulasannya.

 

ALBERT M SHOLEH, Palangka Raya

 

MENDENGAR istilah Kuliah Kerja Nyata (KKN), kerap diidentifikasi dengan adanya gapura dan plang nama di sejumlah pelosok. Apakah kegiatan KKN mahasiswa bersama dosen pendamping lapangan hanya bisa membuat gapura dan plang nama? Tentu tidak. Buktinya, banyak karya patut dijadikan pembelajaran bersama insan cendekia dan masyarakat pada umumnya.

Ikut perjalanan Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) Universitas Palangka Raya (UPR), membuka mata dan telinga melalui banyaknya kegiatan pengabdian. Ya, pencanangan UPR Membangun Desa Berkarya untuk Indonesia, menjadi satu bukti nyata.

Di Kelurahan Tumbang Talaken, Kecamatan Manuhing, Kabupaten Gunung Mas mahasiswa dan dosen pendamping lapangan menciptakan banyak karya. Terjun langsung membantu warga. Mulai dari turut membuat kerajinan, kudapan (kuliner) khas, hingga mengajar dan membantu menyukseskan program pemerintah daerah menurunkan stunting (gagal tumbuh/kurang gizi).

Sekitar 142 kilometer dari kampus UPR Kota Palangka Raya, Kelurahan Tumbang Talaken menjadi saksi penerapan Tridharma kampus meliputi inovasi pendidikan dan pembelajaran, penelitian dan pengembangan, serta pengabdian kepada masyarakat.

“Merdeka Belajar dan Kampus Merdeka merupakan kebijakan Mendikbud Ristek RI yang menitikberatkan pada kreativitas dan inovasi agar pembangunan Indonesia berkelanjutan. Untuk itu, mahasiswa harus disiapkan menjadi pembelajar sejati, terampil, lentur, dan ulet (agile learner),” ucap Rektor UPR Andrie Elia, Senin pagi (29/11).

Andrie meyakini, konsep Merdeka Belajar dan Kampus Merdeka (MBKM) kaitannya sebagai jalan utama menyiapkan mahasiswa menjadi sarjana yang tangguh, sesuai kebutuhan zaman, dan siap menjadi pemimpin di berbagai bidang.

“Yang terpenting saat ini adalah kita berbicara karya. Mahasiswa mau demo atau turun jalan, silakan. Tapi, jika tidak ada hasilnya, lebih baik kita berkarya,” teriak sang rektor sambil memekikkan “hidup mahasiswa” sebanyak tiga kali sembari mengangkat kepalan tangan kiri.

Daerahnya menjadi salah satu percontohan UPR Membangun Desa, Bupati Gunung Mas Jaya S Monong menanggapinya dengan senyum bahagia.

Jaya lantas mengungkapkan program kabupaten yang dijuluki Habangkalan Penyang Karuhei Tatau itu. Pengembangan smart agro hingga smart tourism di Gunung Mas akan terlaksana dengan adanya peran khusus generasi milenial, mahasiswa, dan para sarjana muda.

“Kami mengembangkan smart agro dengan menanam jagung hibrida, pisang, ikan, dan lainnya. Tenaga ahli tentu saja pihak UPR bersama kelompok tani. Karya bersama. Begitu juga smart tourism dikembangkan dengan melibatkan generasi muda yang kreatif dan inovatif,” kata Jaya.

Halaman:

Editor: izak-Indra Zakaria

Rekomendasi

Terkini

Tujuh Daerah di Kalteng Ini Terima Teguran KPK

Jumat, 26 April 2024 | 10:45 WIB

Infrastruktur di Pedalaman Katingan Memprihatinkan

Minggu, 21 April 2024 | 14:00 WIB
X