Lahan Kebanjiran, Petani di Kalteng Gagal Panen

- Rabu, 1 Desember 2021 | 11:17 WIB
ilustrasi
ilustrasi

PALANGKA RAYA-Bencana banjir yang terjadi pada beberapa kabupaten/kota di Kalimantan Tengah (Kalteng) berdampak pada sektor pertanian. Pasalnya, ada beberapa komoditas pertanian yang mengalami puso atau gagal panen. Di Kota Palangka Raya, ratusan hektare lahan produktif terdampak.

Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DPKP) Kota Palangka Raya Renson mengatakan, banjir yang terjadi beberapa waktu lalu berdampak pada sektor pertanian di tiga kelurahan dan tiga kecamatan. Kecamatan pertama yang terdampak banjir adalah Kecamatan Sebangau. 100 hektare (ha) lahan produktif pertanian terdampak. Terdiri dari 60 ha lahan jagung, 25 ha lahan sayuran, dan 15 ha lahan buah-buahan.

Sedangkan untuk lahan kosong sekitar 30 ha yang terdampak. Sebanyak 33 kelompok tani dan 900 petani mengalami kerugian akibat bencana ini.

Di Kelurahan Tanjung Pinang, Kecamatan Pahandut, seluas 150 ha lahan terdampak banjir. Mencakup 50 ha lahan produktif dan 100 ha lahan kosong, dengan 5 kelompok tani dan 100 petani yang merugi.

Lokasi ketiga di Kelurahan Tumbang Tahai, Kecamatan Bukit Batu. Seluas 3 ha lahan produktif yang terdampak banjir. Kerugian dialami 2 kelompok tani dan 23 petani.

“Untuk di Tumbang Tahai dan Tanjung Pinang, rata-rata yang terdampak adalah lahan sayur, tapi tidak sampai gagal panen,” ungkapnya, Banjir yang terjadi di Kelurahan Kalampangan menyebabkan beberapa hektare lahan jagung gagal panen.

“Menyangkut total kerugian, kami masih mengumpulkan data dari tiap kelurahan, kami harap ada bantuan dari pemerintah provinsi bagi masyarakat atau petani yang terdampak banjir,” pungkasnya.

Sementara itu, Lurah Kalampangan Yunita Martina mengaku petani di Kalampangan sudah tiga kali gagal panen karena banjir. Luasan lahan pertanian yang gagal panen ini pun mencapai ribuan hekatere.

“Iya gagal panen untuk ketiga kalinya. Seribu tiga ratus haktare yang terdampak,”ujarnya kepada Kalteng Pos, Selasa (30/11).

Dia menjelaskan, lahan tersebut baru bisa ditanami lagi stelahsatu bulan. Para petani sendiri perlu bantuan dari pemerintah agar bisa kembali semangat bercocok tanam. “Harapan warga ada bantuan bibit pupuk dan kapur. Harapan ini sudah dimasukan ke dalam data pascabanjir ke pusat melalui BPBD ketika ada Menteri Sosial ke Palangka Raya,” jelasnya.

 

Terpisah, Plt Kepala Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan Peternakan (TPHP) Kalteng Sunarti mengatakan, bencana banjir telah merusak sebagian besar lahan pertanian di Kalteng, baik di lokasi pengembangan food estate maupun di luarnya. Ia menyebut, wilayah pertanian yang paling banyak terdampak dan mengalami gagal panen yakni di Kabupaten Barito Selatan (Barsel).

 

“Paling banyak lahan yang terdampak banjir ini di Barito Selatan, dengan luas sekitar 300 hektare per 23 November lalu,” katanya saat diwawancarai Kalteng Pos di kantor Dinas TPHP Kalteng, kemarin.

Halaman:

Editor: izak-Indra Zakaria

Rekomendasi

Terkini

Perumahan Dinas Guru di Katingan Jadi Arang

Rabu, 17 April 2024 | 12:57 WIB

Pantai Sungai Bakau Perlu Tambahan Fasilitas

Minggu, 14 April 2024 | 15:00 WIB

Warga Serbu Pusat Perbelanjaan di Kota Sampit

Minggu, 14 April 2024 | 10:26 WIB
X