Potensi Hujan Tinggi, Banjir Kian Parah di Kalteng

- Selasa, 16 November 2021 | 10:00 WIB
Warga di Jalan Mendawai, Kota Palangka Raya saat melewati debit air banjir yang kian naik, Senin (15/11/2021). (FOTO SYAHYUDI/PROKALTENG)
Warga di Jalan Mendawai, Kota Palangka Raya saat melewati debit air banjir yang kian naik, Senin (15/11/2021). (FOTO SYAHYUDI/PROKALTENG)

PALANGKA RAYA-Curah hujan di wilayah Kalimantan Tengah (Kalteng) cukup tinggi dalam beberapa hari terakhir. Bencana banjir yang melanda sejumlah kabupaten/kota di Bumi Tambun Bungai tidak bisa dihindarkan. Genangan air kian hari kian tinggi. Masyarakat harus tetap waspada. Pasalnya, beberapa hari ke depan hujan diperkirakan masih mengguyuri wilayah Kalteng dan berpotensi menyebabkan banjir yang lebih besar.

Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Tjilik Riwut Palangka Raya memperkirakan potensi hujan masih tinggi di wilayah Kalteng dan sekitarnya dalam beberapa hari ke depan. Karena itu, harus tetap ada kewaspadaan terhadap dampak yang ditimbulkan, seperti banjir, banjir bandang, tanah longsor, dan pohon tumbang, agar tidak menimbulkan hal-hal yang merugikan masyarakat.

"Terkait prakiraaan cuaca seminggu ke depan, ada potensi hujan dengan intensitas sedang hingga lebat yang dapat disertai kilat atau petir serta angin kencang merata di seluruh wilayah Kalimantan Tengah," kata prakirawan cuaca (forcaster) BMKG Stasiun Tjilik Riwut Palangka Raya Ika Priti kepada Kalteng Pos, Senin (15/11). Mengingat saat ini curah hujan sangat tinggi, maka masyarakat Kalteng diimbau selalu waspada dan berhati-hati terhadap potensi bencana.

"Ketika sedang dalam perjalanan (berkendaraan roda dua) dan terjadi hujan lebat dan angin kencang, sebaiknya berteduh dahulu di bangunan permanen yang kokoh. Jangan berteduh di bawah pohon, papan reklame, atau baliho yang rawan roboh kalau ditiup angin kencang," harapnya.

Berdasarkan peta prakiraan daerah potensi banjir pada dasarian II dan II Nov 2021 dan dasarian I Desember 2021, secara umum Kalteng dalam kategori rendah hingga menengah. Namun yang perlu diwaspadai terutama pemukiman yang berada di dekat atau di sekitar aliran sungai yang mudah meluap. 

Sementara itu, prospek tinggi gelombang mingguan di wilayah perairan selatan Kalteng berpotensi sekitar 0.5-1.0 meter. Walaupun masih dalam kategori rendah, tapi masyarakat diminta untuk tetap meningkatkan kewaspadaan. 

Terpisah, Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Badan Penanggulangan Bencana dan Pemadam Kebakaran (BPB-PK) Kalteng Erlin Hardi mengatakan, saat ini daerah yang terdampak banjir mencakup Kota Palangka Raya, Kabupaten Katingan, Pulang Pisau (Pulpis), Kotawaringin Timur (Kotim), Barito Selatan (Barsel), dan Murung Raya (Mura). "Mura tidak seberapa. Justru kini Palangka Raya yang lebih parah. Di Katingan, akses jalan yang parah, tapi beruntung saat ini sudah ditangani," kata Erlin.

 Lebih lanjut dijelaskannya, banjir yang terjadi di Palangka Raya merupakan kiriman dari wilayah hulu, karena adanya intensi hujan sebagai dampak fenomena La Nina. Alhasil, sebagian warga di Kota Palangka Raya sudah mulai mengungsi. "Berkenaan akses jalan masuk atau keluar Palangka Raya, memang pada beberapa titik akses jalan terdampak banjir, tapi seperti di Katingan dan Pulang Pisau khususnya di Tumbang Samba masih bisa dilewati. Angkutan sembako pun masih lancar," ucapnya. 

Wilayah terparah yakni di Jalan Kompleks Mendawai Sosial dan Jalan Anoi. Berdasarkan pantauan Kalteng Pos, (15/11), masih banyak warga yang memilih bertahan di rumah masing-masing meski genangan air makin tinggi. 

Banyak alasan yang menyebabkan warga memilih bertahan di rumah mereka. Ada yang beralasan demi menjaga benda-benda berharga. Ada pula yang beralasan karena tak ada tempat bagi mereka untuk mengungsi. Bahkan ada yang mengaku kesulitan untuk membawa atau memindahkan barang-barang bila terpaksa harus mengungsi.

Warga bernama Raudhatul Jannah mengaku, di saat terjadi banjir, keluarganya kesulitan untuk mengamankan dan menjaga barang barang berharga yang ada bila terpaksa ditinggalkan. “Lebih baik di rumah mengamankan barang-barang,” kata perempuan yang mengaku baru setahun tinggal di rumah yang baru dibangun itu.

Ditambahkan Raudhatul, bila rumah tersebut harus ditinggalkan, ia dan keluarganya tidak akan tahu kondisi barang-barang yang ditinggalkan. “Takutnya kalau ditinggal, kita enggak tahu kondisi keamanannya gimana, situasi rumah gimana, apalagi kalau air naik terus,” ujar perempuan yang tinggal di RT 05 RW 07.

Raudhatul mengatakan, sejumlah barang berharga, terutama barang-barang elektronik sudah diamankan dan ditaruh pada tempat yang lebih tinggi untuk menghindari banjir yang menggenangi rumah. “Barang-barang sudah dinaikin ke atas, seperti televisi, kulkas, semua sudah aman, tapi kalau air nanti naik lagi dan kami tidak ada di sini, enggak tahu lagi gimana keadaannya,” ujar Raudhatul.

Raudhatul menyebut bahwa banyak tetangganya yang memilih bertahan dengan alasan yang sama sepertinya. Ketika ditanya soal antisipasi bila sewaktu-waktu banjir makin parah dan genangan air makin tinggi, Raudhatul mengatakan bahwa dia dan keluarganya akan tetap bertahan. “Rencananya kami bikin panggung yang lebih tinggi lagi, tetap di dalam rumah,” ucapnya.

Halaman:

Editor: izak-Indra Zakaria

Rekomendasi

Terkini

Infrastruktur di Pedalaman Katingan Memprihatinkan

Minggu, 21 April 2024 | 14:00 WIB
X