Siswa dan Guru Bertaruh Nyawa Melawan Derasnya Arus, Patungan Beli Tanah untuk Bangun Ruang Guru

- Sabtu, 9 Oktober 2021 | 11:32 WIB
Siswa naik perahu kelotok untuk ke sekolah.
Siswa naik perahu kelotok untuk ke sekolah.

Akses jalan menjadi jantung kehidupan masyarakat. Terutama bagi peserta didik yang berangkat dan pulang sekolah. Beginilah kisah perjuangan para pejuang pendidikan di Kameloh Baru.

 

ANISA B WAHDAH, Palangka Raya

 

SEJUMLAH kelotok (perahu kayu bermesin) terparkir tak beraturan di irigasi buatan. Bergoyang pelan mengikuti arus air yang mengalir lamban. Tampar pengikat perahu kayu itu mencegahnya hanyut pada saluran dengan lebar sekitar lebih sepuluh meter itu.

Suara canda dan tawa terdengar dari sekelompok anak yang menggendong tas. Menggunakan pakaian bebas rapi dan bersepatu. Masker menutup hidung dan mulut.

Satu per satu, perempuan dan laki-laki dewasa juga datang. Memarkirkan kendaraan roda dua di tempat penitipan, tepat di seberang dermaga kecil berwarna biru di mana anak-anak berkumpul. Mengenakan pakaian rapi. Celana kain hitam dan baju berkerah.

Pria paruh baya duduk di bangku kayu menyilangkan kaki, berdiri mengangkat tas hitamnya. Perempuan berkerudung memasang rompi pelampung. Satu per satu bergerak meninggalkan titik kumpul di parkiran motor itu. Menuju deretan perahu mesin yang terparkir.

Mereka melangkah ke dua perahu, melepaskan tali dan naik bergantian. Tak ada aba-aba. Anak-anak yang sedari tadi di atas dermaga turun dan bergabung menaiki perahu-perahu itu. Seorang pria paruh baya menarik tali, mencoba menghidupkan mesin kelotok. Kemudian meluncur meninggalkan dermaga.

Awan cerah pagi itu mengiringi keberangkatan mereka. Dermaga Penyeberangan Kameloh Baru menjadi telinga perbincangan anak-anak itu. Perahu-perahu kayu pun jadi saksi perjuangan para guru dan murid Sekolah Dasar Negeri (SDN) 1 Kameloh Baru, Kecamatan Sebangau, Kota Palangka Raya.

Bertolak dari kanal, mereka menyebutnya sebagai pengganti kata titik induk Kelurahan Kameloh Baru. Sebuah kelurahan yang ada di Kecamatan Sebangau, Kota Palangka Raya. Bukan kelurahan yang berada di daerah terpencil, tapi yang lokasinya berada di ibu kota provinsi. Dari Kota Palangka Raya, hanya perlu 30 menit untuk sampai ke lokasi itu. Beralamatkan di Jalan Mahir-Mahar Kilometer 19,5 Kota Palangka Raya. Kantor kelurahannya berada di sisi kiri jalan dari arah kota. Masuk sekitar kurang lebih satu kilometer.

Jalan menuju kantor kelurahan berupa tanah timbunan. Pada sisi kiri ada irigasi buatan yang cukup lebar. Rumah-rumah penduduk pun lumayan padat sampai di kantor kelurahan. Selebihnya, sepi. Tak ada rumah terbangun. Kelurahan ini terbagi menjadi tiga bagian wilayah. Pertama di kanal. Kedua di bantaran Sungai Kahayan. Dan ketiga di seberang sungai.

Bukan menjadi masalah sebetulnya. Hanya saja, dari kanal menuju titik kedua, akses jalan putus. Jembatan yang dibangun pada 2013 lalu tidak bisa digunakan. Alasan inilah para pejuang pendidikan harus menempuh jalur air, demi sampai ke sekolah yang berada di wilayah kedua kelurahan ini. Diperparah lagi karena banjir masih menggenangi akses jalan darat.

Mau tak mau harus menempuh jalur air yang penuh risiko. Butuh setengah jam untuk sampai ke sana. Di permukiman itu dibangun SDN 1 Kameloh Baru yang bergabung dengan Sekolah Menengah Pertama (SMP) Satu Atap 3 Palangka Raya dan Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 8 Palangka Raya.

Halaman:

Editor: izak-Indra Zakaria

Rekomendasi

Terkini

DPRD: Realisasi APBD Kotim tahun 2023 Lepas Target

Kamis, 28 Maret 2024 | 17:40 WIB
X