Kalteng Masih Berpotensi Hujan, Tujuh Daerah Tanggap Darurat, Tiga Siaga Darurat

- Kamis, 16 September 2021 | 13:20 WIB
DIBANTU ALAT BERAT: Beberapa kendaraan yang nekat melewati jalur Bukit Rawi terpaksa ditarik menggunakan ekskavator karena mogok di tengah banjir, kemarin (15/9).
DIBANTU ALAT BERAT: Beberapa kendaraan yang nekat melewati jalur Bukit Rawi terpaksa ditarik menggunakan ekskavator karena mogok di tengah banjir, kemarin (15/9).

PALANGKA RAYA-Bencana banjir sepertinya masih terjadi selama beberapa hari ke depan di sejumlah kabupaten/kota di Bumi Tambun Bungai. Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Palangka Raya memperkirakan hujan dengan intensitas ringan, sedang, hingga deras masih berpotensi mengguyuri wilayah Kalteng hingga 20 September mendatang. Dengan demikian bencana banjir diperkiraan masih mengancam.

Prakirawan BMKG Palangka Raya M Alfiandy menyebut, secara umum sebagian besar wilayah Kalteng berpotensi turun hujan berintensitas sedang hingga deras. Kemudian suhu udara berkisar antara 23°C – 34°C. Kelembaban udara berkisar antara 65% – 100%. Sedangkan, lanjut prakirawan BMKG ini, anginumumnya bertiup dari arah tenggara menuju barat laut, dengan kecepatan berkisar antara 10–20 km per jam.

Melihat kondisi ini, Alfiandy mengingatkan masyarakat di beberapa wilayah Kalteng untuk mewaspadai potensi hujan berintensitas sedang hingga deras yang dapat disertai petir dan angin kencang.

“Potensi banjir dan pohon tumbang akibat terjadinya hujan intensitas cukup tinggi untuk wilayah pesisir juga harus diwaspadai,” tutur Alfiandy kepada Kalteng Pos (15/9). Masih tingginya intensitas hujan di Kalteng membuat hampir seluruh kabupaten/kota se-Kalteng terendam banjir. Hingga kemarin, tujuh daerah masih berstatus tanggap darurat bencana banjir dan tiga daerah siaga darurat banjir. Hal itu dikatakan oleh Plt Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana dan Pemadam Kebakaran (BPB-PK) Kalteng Erlin Hardi.

“Tujuh kabupaten dengan status tanggap darurat bencana banjir mencakup Kabupaten Kotawaringin Barat, Kotawaringin Timur, Katingan, Lamandau, Barito Utara, Seruyan, dan Gunung Mas. Sementara tiga daerah dengan status siaga darurat bencana banjir yakni Kabupaten Pulang Pisau, Murung Raya, dan Kota Palangka Raya," beber Erlin Hardi kepada Kalteng Pos, kemarin.

Kabupaten Katingan, kata Erlin Hardi, sejak 24 Agustus lalu sudah berstatus tanggap darurat bencana banjir. Karena terjadinya hujan dengan intensitas tinggi di wilayah hulu, menyebabkan air Sungai Katingan dan Samba meluap. Berdasarkan data, banjir di Katingan telah menggenangi 161 desa dari 13 kecamatan. “Sehingga total ada 71.319 jiwa, 25.595 kepala keluarga, dan 16.573 rumah yang terdampak,” ucap Erlin.

Terpisah, Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Katingan Roby menambahkan, banjir di Katingan makin meluas saat ini. Sebelumnya banjir menggenangi Desa Tumbang Bulan, Kecamatan Mendawai, tapi kini sudah sampai di Desa Perigi, Kecamatan Mendawai. "Rumah warga terendam, begitu juga dengan badan jalan," kata Roby kepada Kalteng Pos, Rabu (15/9).

Bencana kali ini membawa duga yang begitu mendalam bagi warga Katingan. Apalagi, menurut Roby, akses ke wilayah hilir untuk penyaluran bantuan sangatlah terbatas. Selain itu, jarak tempuh antardesa pun sangat jauh. "Kami perlu waktu beberapa jam untuk sampai ke lokasi," jelasnya.

Meski demikian, lanjutnya, penyaluran bantuan untuk warga di wilayah hilir tetap dilakukan, meski tidak maksimal karena pendistribusiannya memerlukan waktu yang lama. "Kalau untuk wilayah Kecamatan Tasik Payawan dan Kamipang tidak masalah, tapi untuk ke hilirnya lagi, perlu waktu yang lama," terangnya.

Dampak bencana banjir ini terus menghantui warga. Tak hanya diare, batuk, pilek, dan demam, tapi juga rematik mulai menyerang warga. Hal ini disampaikan langsung Bupati Katingan Sakariyas kepada Kalteng Pos, Rabu (15/9). Salah satu hal yang jadi keprihatinan, ujar Sakariyas, ditemukan warga yang terdampak banjir di Desa Baun Bango sedang sakit, tapi tidak mau mengungsi. "Dia hanya buat tempat di dalam rumahnya lebih tinggi dan bertahan di situ," ungkapnya.

Ketika berkunjung ke lokasi itu, pihaknya mendesak warga tersebut untung segera mengungsi. "Jika saya lihat kemarin itu, kondisinya kritis. Mudah-mudahan bisa bertahan dan sehat lagi. Saya belum dapat informasi terbaru soal kondisi orang tua itu," sebut Sakariyas.

Bupati mengingatkan kepada masyarakat agar tidak bertahan di rumah untuk sementara waktu, terutama jika dalam kondisi sakit. “Kalau di tempat pengungsian, makanan dan minuman sudah pasti terjamin. Begitu juga pelayanan kesehatan,” tandasnya.  (ena/nue/eri/ce/ala)

Editor: izak-Indra Zakaria

Rekomendasi

Terkini

Infrastruktur di Pedalaman Katingan Memprihatinkan

Minggu, 21 April 2024 | 14:00 WIB
X