Suroso, Petani Sukses yang Mengubah Lahan Gambut Jadi Agrowisata

- Kamis, 9 September 2021 | 12:01 WIB
MEMETIK: Suroso saat memetik buah jambu kristal di kebun buah miliknya, Jalan Mahir Mahar Lingkar Luar, Palangka Raya, belum lama ini. ANISA/KALTENG POS
MEMETIK: Suroso saat memetik buah jambu kristal di kebun buah miliknya, Jalan Mahir Mahar Lingkar Luar, Palangka Raya, belum lama ini. ANISA/KALTENG POS

Menjadi seorang petani bukanlah profesi rendahan. Suroso bisa membuktikan bahwa menjadi petani itu keren. Omzet yang didapatkan cukup menggiurkan. Pria 43 tahun ini bisa menjadi inspirasi bagi para petani milenial, karena berhasil menyulap lahan gambut menjadi agrowisata. Lokasi perkebunan tersebut dinamai Kebun Buah Larosa.

 

ANISA B WAHDAH, Palangka Raya

 

KEBAKARAN hutan dan lahan (karhutla) di Kalteng masih terus terjadi. Terlebih Kalteng memiliki tanah gambut yang mudah terbakar. Berbagai cara sudah dilakukan oleh pemerintah. Mulai dari pembuatan peraturan hingga penegakan hukum. Namun, pencegahan kebakaran hutan dan lahan (karhutla) ini juga harus didukung dengan kepedulian masyarakat.

Suroso salah satunya. Membangun kebun buah dengan mempertimbangkan banyak hal. Kebun buah yang ia kembangkan terletak di Jalan Mahir Mahar Lingkar Luar, Palangka Raya. Lahan seluas delapan hektare itu 100 persen bergambut. Namun bisa disulapnya untuk menghasilkan puluhan varian buah dengan berbagai macam jenis.

Ia mengklaim bahwa tanah gambut bisa dimanfaatkan jika dikelola dengan cara yang benar. Berdasarkan pengalamannya, justru buah kelengkeng yang ditanam di lahan gambut lebih manis buahnya dibandingkan kelengkeng yang ditanam di tanah mineral.

Motivasinya membangun kebun buah ini untuk mengurangi karhutla yang sering terjadi di Kota Palangka Raya, sekaligus mengedukasi dan mengenalkan masyarakat tentang tanamam buah. Ia juga ingin memberi motivasi kepada generasi muda agar mau mengembangkan bisnis buah dan menjadi seorang petani profesional.

“Lahan seluas ini mau dibuat apa? Jika dibiarkan begitu saja tiap tahunnya, akan membebani negara karena karhutla, saya tergerak menanam buah di lahan delapan hektare ini, saat ini memang yang dikelola masih enam hektare dan dua hektare lagi dalam poses pengembangan,” katanya saat diwawancarai di Kebun Buah Larosa, belum lama ini.

Diungkapkannya, sebelum menjadikan lahan ini sebagai kebun buah untuk wisata, terlebih dahulu ia memahami pengelolaan lahan gambut. Awalnya secara autodidak, tapi tidak berhasil. Kemudian ia mencari bimbingan dari Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Palangka Raya (UMP). Alhasil ia bisa mengelola lahan gambut untuk pengembangan tanaman buah.

“Memang awalnya ada tantangan untuk mengelola lahan gambut ini, tapi pada akhirnya berhasil, kami melakukan percobaan tanam pada beberapa tanaman dan berhasil,” bebernya kepada Kalteng Pos.

Suroso mulai membangun kebun wisata ini pada 2019 lalu. Dan pada awal 2021 sudah mulai aktif dibuka. Ia tergerak untuk mengembangkan bisnis wisata buah dengan pertimbangan melihat wilayah Kalteng yang sangat luas dengan sumber daya alam (SDA) yang melimpah.

“SDA kita ini melimpah, harusnya Kalteng ini tidak hanya swasemba pangan, tapi juga seluruhnya, bahkan swasembada buah,” ucapnya.

Ia pun ingin agar yang dilakukananya ini memotivasi generasi muda Bumi Tambun Bungai ini agar tergerak untuk bergelut di bidang pertanian. Jangan sampai menganggap petani itu sebagai profesi rendahan atau pekerjaan kelas bawah. “Generasi muda harus mengubah pola pikir, makmurnya sebuah negara itu pangkal tolaknya dari para petani,” tegasnya.

Halaman:

Editor: izak-Indra Zakaria

Rekomendasi

Terkini

Infrastruktur di Pedalaman Katingan Memprihatinkan

Minggu, 21 April 2024 | 14:00 WIB
X