Desanya Hanya 400 Meter, Satu Sekolah 14 Murid

- Jumat, 9 Juli 2021 | 11:16 WIB
MEMPRIHATINKAN: Murid-murid SDN 1 Tanjung Pusaka antusias menunggu kedatangan tim Donasi Literasi, Sabtu (3/7). ANISA/KALTENG POS
MEMPRIHATINKAN: Murid-murid SDN 1 Tanjung Pusaka antusias menunggu kedatangan tim Donasi Literasi, Sabtu (3/7). ANISA/KALTENG POS

Menikmati fasilitas pendidikan yang layak merupakan hak bagi setiap anak di negeri ini. Namun dalam realitanya masih banyak sekolah yang terbilang jauh dari layak. Terutama di wilayah-wilayah pelosok. Tak terkecuali SDN 1 Tanjung Pusaka.

 

ANISA B WAHDAH, Pulang Pisau

SDN 1 Tanjung Pusaka merupakan satu-satunya fasilitas pendidikan di desa yang tidak berlistrik dan jaringan internet ini. Tak ada TK, SMP, dan SMA. Sekolah ini didirikan pada 1983 lalu. Penulis bersama tim donasi literasi yang mendatangi sekolah tersebut pada Sabtu (3/7), merasa cukup prihatin.

Bangunan sekolah berdinding dan beralas kayu memang banyak ditemui di Kalteng ini. Namun kondisi SDN 1 Tanjung Pusaka sangatlah memprihatinkan. Atap berlubang. Cat pun sudah kusam. Dinding dan lantai pun sudah jebol. Lebih parah dari kata rapuh.

Kondisi kerusakan berat ini sudah berlangsung enam tahun, tepatnya 2015 lalu. Belum pernah dilakukan perbaikan hingga saat ini. Pelaksana Tugas (Plt) Kepala SDN 1 Tanjung Pusaka, Desa Tanjung Taruna, Kecamatan Jabiren Raya, Kabupaten Pulang Pisau (Pulpis) Dino Efraim Kasegah mengaku, sejak pertama kali ditempatkan di SDN 1 Tanjung Pusaka pada 2005 lalu, belum pernah ada renovasi bangunan sekolah.

“Sejak 2005 hingga saat ini memang tidak pernah dilakukan renovasi berat, hanya pernah dilakukan perbaikan atap saja, kondisi rusak parah sudah sejak 2015 lalu dan tidak dilakukan perbaikan hingga sekarang,” katanya saat dibincangi di sela-sela kegiatan tim Donasi Literasi.

Sekolah yang terletak di tepi Sungai Kahayan itu luasannya pun makin berkurang. Tanah yang awalnya memiliki pajang 75 meter kini tersisa sekitar 55 meter akibat kikisan air sungai. Sejak awal didirikan hingga saat ini sekolah itu hanya memiliki tiga ruang kelas.

“Kami membagi kelas dari tiga ruangan yang ada itu, satu ruangan disekat sehingga jadi dua ruang kelas,” katanya kepada Kalteng Pos.

Dikatakan Dino, tahun tidak ada kelas 4. Yang ada hanya kelas 1,2,3,5, dan 6. Sebab, empat tahun lalu tidak ada murid baru yang mendaftar ke sekolah ini. Itu merupakan hal biasa. Selama ini SDN 1 Tajung Pusaka memang tak pernah memiliki banyak peserta didik.

“Semenjak saya bertugas di sekolah ini 2005 lalu, tidak pernah mendapati satu kelas itu dihuni oleh lebih dari sepuluh murid, kecuali kelas enam yang tahun ini lulus, jumlah mereka sebelas orang,” ucap Dino.

Pria yang ramah dan suka bercanda ini menyebut, selama ini jumlah peserta didik dalam satu kelas hanya dua hingga empat murid saja. Total murid SDN 1 Tanjung Pusaka tahun ini 14 orang. Awalnya 20 orang, 11 murid telah lulus. Ada lima murid baru pada penerimaan tahun ini. Sehingga totalnya 14 murid saat ini.

“Pernah terjadi dalam satu kelas hanya ada satu orang saja, karena memang hanya ada satu pendaftar, kondisi desa yang memang hanya ada satu anak saja yang memiliki cukup usia untuk masuk jenjang SD,” tegas dia.

Dino diangkat menjadi Plt Kepala Sekolah SDN Tanjung Pusaka sejak 2017 lalu. Berdasarkan pangkat, semestinya ia belum bisa menduduki jabatan sebagai kepala sekolah. Namun karena kepala sekolah sebelumnya pensiun, ia pun diangkat menempati posisi jabatan untuk eselon IIIa itu.

Halaman:

Editor: izak-Indra Zakaria

Rekomendasi

Terkini

Infrastruktur di Pedalaman Katingan Memprihatinkan

Minggu, 21 April 2024 | 14:00 WIB
X