Bermodal Awal Rp200 Ribu, Sukses Kembangkan Keripik Seluang

- Rabu, 28 April 2021 | 14:08 WIB
Camilan khas Kalteng, ikan seluang.
Camilan khas Kalteng, ikan seluang.

Industri rumahan di Kota Palangka Raya berhasil mencetak produk-produk pangan yang selalu bikin ketagihan. Rasanya tak kalah dengan produk pangan dari luar. Salah satunya yakni camilan berbahan dasar ikan lokal (ikan air tawar) seperti yang dikembangkan oleh Yuliatma.

 

DENAR, Palangka Raya

 

SUMBER daya alam di perairan Kalimantan Tengah (Kalteng) masih cukup melimpah. Keberadaan ikan-ikan lokal alias ikan air tawar masih cukup mudah didapatkan para nelayan. Tidak sedikit rumah makan yang menjadikan ikan lokal sebagai menu andalan, seperti ikan seluang, lais, baung, jelawat, dan jenis ikan air tawar lainnya.

Di tengah melimpahnya ketersediaan ikan lokal tersebut, menjadi peluang yang menggiurkan jika diolah oleh orang yang memiliki kreatif dan inovatif. Seperti yang dilakukan oleh Yuliatma. Sejak 2015 lalu ia mengolah camilan berbahan ikan air tawar. Kini usahanya itu sudah bisa dinikmati hasilnya. Industri rumahannya terus berkembang. Mulai dari mengelolanya sendiri sampai punya karyawan. Rumah produksinya itu ia namai Tampung Parei.

Awal mula ide Yuliatma mendirikan industri pengolahan camilan ini karena kecintaannya terhadap kuliner di Kalteng. Bermodalkan Rp200 ribu pada 2015 lalu, ia mulai mengolah keripik ikan seluang goreng. Kala itu Yuliatma memasarkan dengan cara sederhana. Ia titipkan di toko rekannya.

Seiring berjalannya waktu, makin banyak peminat. Pembeli makin antusias. Produk berbahan ikan seluang itu makin terkenal. Yuliatma pun tambah semangat mengembangkan usaha rumahannya itu. Hingga akhirnya kini ia memiliki tempat industri sendiri dengan standar mutu yang terjamin.

 

Bran olahan ikan milik Yuliatma sudah terdaftar dan memiliki sertifikat di Produksi Pangan Kota Palangka Raya. Terdaftar sebagai produk halal oleh Majelis Ulama Indonesia (MUI). Merek Tampung Parei pun sudah terdaftar sebagai hak merek di Kementerian Hukum dan HAM. Keberhasilan dalam mengolah produk pangan lokal ini membuat Yuliatma menerima sejumlah penghargaan dari tingkat kota hingga nasional.

Saat ditemui di rumah produksinya, Yuliatma sedang ditemani dua mahasiswa yang melaksanakan praktik kerja lapangan. Mereka sedang membungkus produk olahan ikan sungai itu. Di-packing sebelum diantar ke para pemesan di Kota Palangka Raya.

Memang untuk membuat suatu produk tersebut, cerita Yuliatma, membutuhkan beberapa tahapan. Mulai dari pengolahan ikan, memasak ikan, mengeringkan ikan yang sudah digoreng agar tidak berminyak, hingga proses pembungkusan.

Yuliatma bersyukur bahw berkat ketekunannya mengembangkan usaha, ia mendapat bantuan dari pihak lain, baik berupa alat packing maupun mesin pengering minyak dari olahan ikan.

"Kalau saya sendiri, hitung-hitung ya enggak bisa sanggup beli beberapa alat itu, tapi karena ketekunan saya, ada kepercayaan dari pemerintah, khususnya Bank Indonesia, yang sudah banyak membantu saya hingga usaha saya berkembang seperti saat ini dan bisa mempekerjakan beberapa karyawan," beber Yuliatma saat berbincang dengan Kalteng Pos, Kamis (22/4).

Halaman:

Editor: izak-Indra Zakaria

Tags

Rekomendasi

Terkini

Tujuh Daerah di Kalteng Ini Terima Teguran KPK

Jumat, 26 April 2024 | 10:45 WIB
X