PROKAL.CO,
PALANGKA RAYA-Saat ini Kalteng masih berjibaku menghadapi bencana nonalam pandemi Covid-19. Meski dalam kondisi ini, pencegahan dan penanganan bencana alam kebakaran hutan dan lahan serta bencana banjir harus tetap berjalan seimbang. Karena itu, Pemerintah Provinsi (Pemprov) Kalteng bersama forum koordinasi pimpinan daerah (forkopimda) melaksankaan apel gelar pasukan dan sarana prasarana pengendalian kebakaran hutan dan lahan (karhutla), di halaman Kantor Gubernur Kalteng, (4/3).
Gubernur Kalteng H Sugianto Sabran mengatakan, potensi ancaman kebakaran hutan dan lahan yang dihadapi dari tahun ke tahun memiliki eskalasi dan karakter yang berbeda. Hal itu disebabkan oleh kondisi lahan, cuaca dan iklim, ditambah dengan peningkatan aktivitas oknum tak bertanggung jawab yang masih melakukan pembakaran.
“Pada 2019, luas lahan terbakar berjumlah 13 ribu hektare lebih, lalu pada 2020 mengalami penurunan menjadi 787 hektare lebih, berhasil turun sebanyak 12 ribu hektare lebih,” katanya.
Keberhasilan itu, lanjut dia, merupakan buah kerja keras semua pihak. Besar harapan bahwa pada 2021 dan seterusnya Kalteng dapat mewujudkan komitmen dan target bersama untuk bebas dari kabut asap. Untuk itu, sebagai kesiapan, gubernur menyebut telah mengerahkan personel sebanyak 8.312 orang.
"Kami kerahkan delapan ribu lebih personel gabungan TNI, Polri, BPBD, Dinas Kehutanan, Brigdalkar KPH, Manggala Agni, MPA/TSAK/BPK, dan TAGANA," bebernya.
Juga didukung dengan operasi udara melalui usulan ke Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) yang pembiayaannya menggunakan dana APBD provinsi. Berkenaan dana ini, sudah dianggarkan melalui belanja tak terduga (BTT) dengan nominal mencapai Rp100 miliar serta dana tugas pembantuan Badan Restorasi Gambut (BRG) dan BNPB.