WASPADA..!! Kotawaringin Barat Tanggap Darurat Karhutla

- Kamis, 4 Maret 2021 | 10:57 WIB
KERJA KERAS: Tim gabungan TNI-Polri berjibaku menjinakkan si jago merah yang melumat lahan di ruas jalan Pangkalan Bun-Kotawaringin Lama, Selasa (2/3). POLRES UNTUK KALTENG POS
KERJA KERAS: Tim gabungan TNI-Polri berjibaku menjinakkan si jago merah yang melumat lahan di ruas jalan Pangkalan Bun-Kotawaringin Lama, Selasa (2/3). POLRES UNTUK KALTENG POS

PANGKALAN BUN-Pencegahan kebakaran hutan dan lahan (karhutla) menjadi antensi khusus selain pandemi Covid-19. Pemerintah daerah bersama stakeholder terkait bahu-membahu meredam potensi terjadinya kebakaran. Kabupaten Kotawaringin Barat (Kobar) yang beberapa hari terakhir berjibaku memadamkan kebakaran lahan gambut di Km 7 dan Km 12 ruas Jalan Pangkalan Bun-Kotawaringin Lama (Kolam) langsung menaikkan status dari siaga bencana menjadi tanggap darurat karhutla.

Dinaikkannya status menjadi tanggap darurat bencana karhutla ini disampaikan oleh Bupati Kobar Hj Nurhidayah. "Statusnya kami naikkan jadi tanggap darurat bencana karhutla," kata Bupati Kobar Hj Nurhidayah, kemarin (3/3).

Tim gabungan TNI-Polri dan BPBD yang dilengkapi dengan peralatan pemadaman berjibaku memadamkan api. "Mudah-mudahan dengan kondisi yang ada, dengan menurunkan personel dan peralatan yang lengkap, karhutla bisa ditangani dan kondisi membaik kembali," ungkapnya.

Pihaknya, lanjut bupati, juga melakukan rapat terbatas dengan gubernur, kapolda, dan danrem terkait upaya penanganan agar karhutla tidak meluas.

"Mari bersama-sama mengharapkan agar karhutla tahun ini bisa ditangani dengan baik," pungkasnya.

Sementara itu, Wakil Ketua II DPRD Kobar Bambang Suherman menegaskan, pemerintah hendaknya melakukan berbagai inovasi dalam menangani karhutla. Mengingat kejadian serupa selalu terjadi tiap tahun. Karena itu, seharusnya sudah ada upaya dan tindakan pencegahan jauh-jauh hari sebelumnya. Dalam penanganan karhutla membutuhkan biaya sangat besar. Harus cermat dan lebih efisien dalam penanganan. Pihaknya juga menawarkan salah satu solusi membangun permukiman dengan cara program Transmigrasi Swakarsa Mandiri (TSM). Sebab, sebagian besar kebakaran terjadi di lahan yang memang tidak dikelola atau tidak produktif.

"Mulai sekarang pemkab harus mempunyai konsep bagaimana lahan yang rawan terjadi karhutla bisa dimanfaatkan, kami yakin masyarakat akan menjaga dan bisa mencegah terjadinya kebakaran,"ujarnya.

Hal itu bisa menjadi terobosan dalam mencegah terjadinya karhutla. Apalagi lokasi yang terbakar baru-baru ini tidak berpenghuni. Berbeda dengan perkebunan yang sudah dijaga dan diantisipasi.

"Paling rawan terjadi karhutla adalah di wilayah Arsel, Kolam, dan Kumai, memang menjadi langganan, ke depannya harus bisa dicegah terjadi kebakaran yang bisa menimbulkan kerugian besar," pungkasnya.

Sementara itu, berdasarkan prakiraan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Palangka Raya, musim kemarau tahun ini di wilayah Provinsi Kalteng akan terjadi pada bulan Juni dan Juli.

"Kami prediksi awal musim kemarau akan terjadi pada bulan itu," kata Forcaster BMKG Stasiun Tjilik Riwut, Lian Adriani, kepada Kalteng Pos, Rabu (3/3).

Ditambahkannya, musim hujan di wilayah Kalteng normalnya berlangsung hingga Mei.

"Mengenai hotspot, hingga Rabu (3/3) pukul 12.00 WIB tidak terpantau adanya hotspot di wilayah Kalteng. Sementara pada Selasa (2/3) ada tiga titik yang terpantau," bebernya.

Karena selama musim kemarau sering terjadi kasus karhutla, maka BMKG berupaya terus memonitor titik-titik panas melalui satelit. Jika titik panas di suatu lokasi mencapai angka 80 persen, cenderung akan terjadi kebakaran.

Halaman:

Editor: izak-Indra Zakaria

Rekomendasi

Terkini

DPRD: Realisasi APBD Kotim tahun 2023 Lepas Target

Kamis, 28 Maret 2024 | 17:40 WIB
X