Ketika Barang-Barang Antik Makin Diminati, Laku Senilai Ratusan Ribu hingga Jutaan Rupiah

- Rabu, 3 Februari 2021 | 10:59 WIB
BARANG ANTIK: Penjual barang antik memperlihatkan barang dagangannya di pinggir Jalan G Obos, (2/2). DENAR/KALTENG POS
BARANG ANTIK: Penjual barang antik memperlihatkan barang dagangannya di pinggir Jalan G Obos, (2/2). DENAR/KALTENG POS

Biasanya barang-barang antik dan kuno hanya bisa ditemui di museum atau kolektor. Namun, siapa sangka barang-barang tersebut justru makin mudah dijumpai. Seseorang membuka lapak untuk memasarkannya. Seperti apa minat masyarakat untuk mengoleksi barang-barang jadul itu?

 

 

DENAR, Palangka Raya  

LAPAK di pinggir Jalan G Obos Palangka Raya menarik perhatian banyak pengguna jalan. Seorang pria lanjut usia (lansia) tampak merapikan barang-barang yang sudah jarang lagi terlihat di tengah-tengah masyarakat. Pria tersebut bernama Ade, berprofesi sebagai penjual barang-barang antik. Sudah lama ia menggeluti usaha jual-beli barang antic. Menurut pengakuannya, hampir dua dekade.

Ade merupakan warga asal Kota Banjarmasin, Kalimantan Selatan (Kalsel). Beberapa hari belakangan ia terlihat membuka lapak jualannya di kawasan Jalan G Obos.

Ada berbagai macam barang antik yang dijualnya. Antara lain gong, nampan tembaga dan kuningan, cerek, vas bunga, tempat lilin, tempat membakar dupa, tempat pinang sirih, dan wadah sesaji. Bahkan ada setrika arang berbobot 6 kilogram dengan lambang VOC (Vereenigde Oost-Indische Compagnie) berukiran tahun 1718. Ada pula barang antic berbentuk seperti tongkat komando berbilah keris di dalamnya.

Ade mengaku tidak semua benda-benda dari zaman dahulu ini miliknya. Ada beberapa barang yang dititipkan orang kepadanya untuk dijual.

"Semuanya barang zaman dahulu, kalau soal umur dan pembuatan, kurang tahu persis, karena ada juga setrika arang dan bisa juga dipakai batu bara, semuanya saya dapat dari orang-orang di kampong, lalu saya jual lagi," beber Ade saat dibincangi Kalteng Pos, kemarin (2/2).

Harga jual barang-barang itu pun bervariasi. Mulai dari Rp275 ribu hingga jutaan rupiah, tergatung ukuran dan kelangkaan benda tersebut. Misalnya setrika arang. Ada yang berani membelinya seharga Rp3 juta, tapi Ade justru menolaknya karena tak sesuai harga yang dipatok pemilik barang.

 

"Ya, kadang sudah dipatok harga dari yang punya barang atau barang yang sudah milik saya untuk dijual, namanya barang antik, tentu harganya juga antik, seperti beberapa waktu lalu ada yang beli barang antik cukup banyak hingga Rp24 juta rupiah," celetuk Pak Ade.

Nuan, salah seorang pemburu barang antik yang kebetulan mendapatkan barang yang sesuai keinginannya mengatakan, sudah sering ia membeli barang-barang antik di lapak milik Pak Ade. Ia menyebut bahwa barang-barang antik yang dibelinya itu untuk dikoleksinya di rumah.

"Ya, buat koleksi pribadi saja, kalau ada yang bisa digunakan, ya saya gunakan sehari-hari, misalnya teko atau cangkir kuningan yang memiliki nilai lawas dan nilai seni yang tinggi. Ada juga yang mencari barang antik itu untuk keperluan upacara tertentu seperti nikah adat, biasanya mereka mencari cawan atau kata orang lokal seperti sangku sebagai tempat seserahan dan lainnya," pungkasnya. (*/ce/ala)

Editor: izak-Indra Zakaria

Rekomendasi

Terkini

Perumahan Dinas Guru di Katingan Jadi Arang

Rabu, 17 April 2024 | 12:57 WIB

Pantai Sungai Bakau Perlu Tambahan Fasilitas

Minggu, 14 April 2024 | 15:00 WIB

Warga Serbu Pusat Perbelanjaan di Kota Sampit

Minggu, 14 April 2024 | 10:26 WIB
X