Batal Nyoblos, Pasien RSDS Kecewa

- Kamis, 10 Desember 2020 | 13:30 WIB

Ketika sebagian masyarakat Kalteng merasakan euforia pesta demokrasi lima tahunan dengan menyalurkan hak pilihnya, tapi tidak bagi pasien yang sedang dirawat baik pasien umum maupun pasien Covid-19 serta beberapa tenaga kesehatan (nakes) di RSUD dr Doris Sylvanus Palangka Raya. Mereka dibuat kecewa karena tidak dapat menyalurkan hak pilih, lantaran petugas pemungutan suara tidak datang.

Wartawan Kalteng Pos mulai pukul 12.30 WIB sudah stand by di RSDS. Pihak RSDS juga menunggu kedatangan petugas PPS. Waktu terus berlalu. Pihak RSDS pun mencoba menghubungi pihak penyelenggara pemungutan suara untuk memastikan. Ternyata pemilihan sudah usai dan hanya ada satu saja pasien yang memberikan hak pilihnya di RSDS.

Direktur RSDS Palangka Raya Yayu Indriaty mengatakan, beberapa waktu lalu pihaknya sudah mengirimkan data sekitar 200 orang kepada KPU. Namun, data tersebut juga belum final karena ada beberapa syarat yang harus dipenuhi sebagai salah satu syarat memilih, seperti harus memiliki KTP Kalteng.

“Sampai waktu habis tadi, hanya ada satu pasien saja yang dapat memilih, karena ada pihak penyelenggara yang datang menghampiri pasien. Sepertinya petugas yang datang itu berasal dari TPS tempat tinggal pasien, bukan TPS yang berkoordinasi dengan RSDS,” katanya.

Otomatis sejumlah pasien yang sudah didata sebelumnya tidak dapat menyalurkan hak pilihnya. Pihaknya pun tidak mengetahui alasan petugas KPPS membatalkan pemungutan suara di RSDS.

“Mungkin karena waktunya habis sehingga tidak sempat datang ke sini (RSDS, red) atau alasa lainnya” katanya kepada media.

Kepala Seksi Humas Pelayanan Unit Pelayanan Pengaduan Kesehatan RSDS Cipta menambahkan, pihaknya sudah berkoordinasi dengan KPU dan menyerahkan seluruh data yang diminta, meski tidak membuat surat resmi terhadap data-data yang dikirimkan tersebut.

“Ada satu pasien yang katanya bisa memilih di RSDS, itu pun kami tidak mengeluarkan surat resmi. Kalau memang perlu surat resmi, maka pertanyaannya dari mana data satu orang itu? Kami tidak pernah memberikan data hanya satu orang,” bebernya.

Batalnya pemungutan suara di rumah sakit itu membuat beberapa pasien kecewa. Salah satunya Meriati. Dalam rangka menyukseskan pesta demokrasi, ia mengaku ingin ikut berpartisipasi. Hingga siang hari perempuan yang sudah lima hari dirawat ini tidak juga mendapat kunjungan dari petugas KPPS.

“Saya sudah terdaftar di DPT tempat asal saya, KPU juga sudah mendata, harapannya ada petugas datang, tetapi tidak datang hingga siang ini (kemarin, red),” ungkapnya kecewa. (pro)

 

 

Editor: izak-Indra Zakaria

Rekomendasi

Terkini

DPRD: Realisasi APBD Kotim tahun 2023 Lepas Target

Kamis, 28 Maret 2024 | 17:40 WIB
X