Bocah Itu Menunggu sang Bapak, di Kebun Sawit, Sendirian...

- Kamis, 29 Oktober 2020 | 13:17 WIB

’’Tunggu sebentar,’’ kata sang bapak dan si anak pun menunggu sendirian, di tengah hujan, dari malam sampai pagi tanpa tahu ayahandanya telah tewas.

 

FAHRY SAMOSIR, Kotawaringin Timur, Jawa Pos

 

MALAM gelap benar. Hujan tak berhenti turun. Dan, bocah itu gelisah menunggu sang bapak. Turun dari motor, kakinya ragu-ragu melangkah. Hanya beberapa tapak dia kembali. Naik ke sadel motor. Basah kuyup. Kedinginan.

Semalam itu, di tengah kebun sawit, tak mungkin ada orang melintas. Apalagi hujan deras mengguyur. Jadi, tak mungkin mengharap pertolongan. ’’Tunggu di sini dulu sebentar. Bapak mau mengecek jalan, biar tak terpeleset kita,’’ pesan sang bapak yang terus diingat si bocah.

Tapi, itu sudah setengah, sejam, atau entahlah sudah berapa lama. Bapak tak balik-balik. Sementara malam kian pekat, hujan terus mengguyur, dan dia semakin kedinginan...

*

Jarum jam sudah menunjuk pukul 21.30 pada Minggu lalu (25/10) saat Sami Amekan, 29, dan anaknya, Jovita Jolio Kollo, 8, pulang dari rumah kerabat di Kruing Estate. Menuju mes karyawan Desa Mekar Jaya, Kecamatan Parenggean, Kotawaringin Timur, Kalimantan Tengah.

Itu berarti mereka harus bermotor melintasi jalur di tengah perkebunan kelapa sawit Desa Santilik, Kecamatan Mentaya Hulu, Kabupaten Kotawaringin Timur. Awalnya semuanya lancar, sampai ketika Sami melihat jalur yang akan dilewati terendam air hujan.

Dia menghentikan motor. Meminta Jovita untuk menunggu sembari dia mengecek kondisi jalan.

Sebagaimana dilansir Radar Sampit, saat mengecek jalan itulah, Sami tiba-tiba terpeleset dan terjatuh. Tubuhnya langsung ’’dilumat’’ derasnya arus banjir. Dia terseret dan lenyap dalam kegelapan malam tanpa diketahui sang anak.

Malam begitu gelap. Suara hujan juga mengalahkan suara tubuh Sami ketika terpeleset. Dan, menunggulah Jovita, berjam-jam, di tengah pekatnya malam kebun sawit. Sampai hari beranjak terang esoknya.

’’Anak itu (Jovita Jolio Kollo, Red) ditemukan warga dalam kondisi basah kuyup. Ternyata dia sedang menunggu ayahnya,’’ kata Kapolsek Mentaya Hulu Iptu Roni Paslah kepada Radar Sampit Senin lalu (26/10).

Halaman:

Editor: izak-Indra Zakaria

Rekomendasi

Terkini

Tujuh Daerah di Kalteng Ini Terima Teguran KPK

Jumat, 26 April 2024 | 10:45 WIB

Infrastruktur di Pedalaman Katingan Memprihatinkan

Minggu, 21 April 2024 | 14:00 WIB
X