Pembelajaran Daring Banyak Hambatan

- Minggu, 26 Juli 2020 | 11:30 WIB
KELAS ONLINE: Murid Kelas 4 SDN-2 Marang Nabila (10) sedang belajar secara online di rumahnya, Kamis pagi (23/7).
KELAS ONLINE: Murid Kelas 4 SDN-2 Marang Nabila (10) sedang belajar secara online di rumahnya, Kamis pagi (23/7).

PALANGKA RAYA-Belajar online atau dalam jaringan (daring) tahun ajaran 2020/2021 sudah berjalan hampir dua pekan. Bagi sebagian peserta didik, pembelajaran jarak jauh ini tidak sepenuhnya menyenangkan. Apalagi, peserta didik hanya dikirim buku pelajaran, diminta menjawab soal-soal, kemudian dilaporkan melalui ponsel pintar.

Nabila, murid kelas 4 SDN-2 Kelurahan Marang, Kecamatan Bukit Batu mengaku sudah rindu ingin bertemu dengan teman-teman sekelas guru-guru di sekolahnya. Ia mengaku merasa bosan karena tak mempunyai teman belajar bersama di rumah.

“Kalau di sekolahkan ramai, ada teman-teman,” kata Nabila saat berbincang dengan Kalteng Pos, (24/7). Nabila bercerita bahwa setiap hari guru kelasnya mengirimkan materi pelajaran yang harus dipelajarinya serta soal-soal yang harus dikerjakannya. “Dikirim pak guru lewat WA (WhatsApp) sekalian juga absen,” ujar anak perempuan yang mengaku sering mendapat ranking di kelasnya.

Saat ditanya ada atau tidaknya kesulitan mengikuti pembelajaran daring atau mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru lewat ponsel pintar, dengan senyum malu-malu Nabila mengaku ada kesulitan. Akan tetapi, berkat bimbingan orang tuanya, kesulitan itu bisa diatasi. “Kalau tidak mengerti, ya cari jawabannya di google,” ucap Nabila dengan jujurnya.

Sementara itu, Yutrino selaku orang tua Nabila mengatakan, anaknya terlihat tetap semangat untuk belajar meskipun pelajaran dilakukan secara daring. “Dia (Nabila) setiap hari belajar sendiri, mengerjakan tugas yang diberikan gurunya, walau sering saya harus temani juga,” ucap Yutrino.

Ia juga mengatakan bahwa tugas yang diberikan guru kelas kepada Nabila akan diantarnya ke SDN-2 Marang pada setiap hari Senin sebagaimana jadwal pengumpulan tugas yang sudah ditentukan.

“Dikumpul seminggu sekali. Orang tua yang harus datang mengumpulkannya ke sekolah,” tambah Yutrino sembari mengaku belum pernah mendapatkan bantuan pulsa dari sekolah untuk proses pembelajaran anaknya.

Yutrino sendiri mengaku pekerjaannya di bengkel sering terganggu karena harus menemani anaknya belajar. Sementara sang istri sibuk merawat adik Nabila yang berusia 4 bulan serta harus mengelola warung mereka.

Yutrino menuturkan, ia lebih memilih anaknya belajar di sekolah daripada harus belajar di rumah seperti sekarang ini. Karena menurutnya, dengan kegiatan belajar di kelas, anak akan lebih memahami materi pelajaran yang diberikan guru. “Kalau di rumah kadang lebih banyak mainnya,” ujarnya.

Kesulitan anak di pinggiran kota untuk mengikuti pelajaran daring sempat dirasakan Boby, murid yang bersekolah di SDN-2 Marang. Murid kelas 4 ini sempat tidak mempunyai ponsel pintar. Beruntung akhirnya bisa mendapatkan ponsel bekas milik kakak perempuannya.

“Kebetulan kakaknya ini dapat ponsel baru dari tantenya, jadi ponsel kakaknya dipakai sekarang,” kata Kadit dan Benni, orang tua dari Boby.

Kadit selaku ayah Boby, sehari-hari bekerja sebagai buruh serabutan. Meski ditambah dengan penghasilan Benni yang bekerja sebagai tenaga kebersihan sekolah, tapi masih belum mampu untuk bisa membelikan sebuah ponsel baru untuk digunakan anaknya belajar. Meskipun menggunakan ponsel bekas, Boby mengaku senang karena bisa mengikuti pelajaran. “Cuma masih belum terbiasa saja,” kata Boby.

Kadit sendiri mengaku harus menyiapkan uang minimal Rp8 ribu setiap tiga hari untuk biaya pembelian paket kuota internet yang digunakan Boby. “Kalau pas tidak ada uang, ya terpaksa ngutang dulu di warung seberang untuk pembelian paket kuota. Untungnya mereka bisa mengerti “ kata Kadit sambil menunjuk ke arah warung tetangganya.

Sementara itu, Deni selaku salah satu guru SDN-2 Marang mengakui jika saat ini peserta didik masih melaksanakan proses belajar mengajar secara daring, sebagaimana instruksi dari Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Palangka Raya. Deni menyebut bahwa ada banyak hambatan dalam pelaksanaan proses belajar mengajar daring.

Halaman:

Editor: izak-Indra Zakaria

Rekomendasi

Terkini

Pantai Sungai Bakau Perlu Tambahan Fasilitas

Minggu, 14 April 2024 | 15:00 WIB

Warga Serbu Pusat Perbelanjaan di Kota Sampit

Minggu, 14 April 2024 | 10:26 WIB
X