Pemprov Sambut Positif Food Estate, Efeknya ke Kalteng

- Minggu, 5 Juli 2020 | 11:16 WIB
Menteri PUPR Mochamad Basoeki Hadimuldjono saat ke Kalteng.
Menteri PUPR Mochamad Basoeki Hadimuldjono saat ke Kalteng.

Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (DPUPR) Kalteng H Shalahudin menegaskan, Pemprov Kalteng menyambut positif rencana pembangunan food estate di Kalteng oleh pemerintah pusat.

Bahkan rencana tersebut akan segera terealisasi karena sejumlah menteri telah mengunjungi Kalteng untuk memastikan kesiapan. Di antaranya, Menteri Pertanian RI Syahrul Yasin Limpo, Menteri PUPR Mochamad Basoeki Hadimuldjono, Menteri Koordinator Perekonomian Airlangga Hartarto, Menteri Agraria dan Tata Ruang/ Kepala BPN RI Sofyan Djalil, dan Wakil Menteri Perdagangan Jerry Sambuaga.

Kendati pembangunan akan dilakukan oleh pihak Kementerian PUPR, tapi efeknya akan dirasakan Kalteng. Misalnya, adanya pembenahan infrastruktur.

"Daerah irigasi rawa di lokasi eks-PLG ini akan dikelola menggunakan anggaran APBN melalui Kementerian PUPR. Yang perlu diingat bahwa yang akan dilaksanakan ini yang sudah fungsional dan potensial," katanya kepada Kalteng Pos di ruang kerjanya, Senin (29/6).

Dijelaskannya, sesuai dengan data bahwa untuk yang potensial seluas 165 ribu hektare. Luas fungsionalnya hanya 85.500 hektare dari sekitar 1,4 juta hektare total luas eks-PLG. Jadi, yang fungsional hanya 5,8 persen saja.

"Yang diambil merupakan lahan subur, sudah fungsional, dan sudah jalan. Bila dikatakan akan ada pembukaan lahan baru, maka itu tidak benar," tegasnya.

Program ini hanya memanfaatkan lahan yang sudah lama. Dipilih lahan yang subur. Kedalaman gambutnya paling dalam satu meter bahkan hanya 75 cm.

Lokasi tersebut berada di Kabupaten Pulang Pisau dan Kabupaten Kapuas. Kementerian PUPR sudah mengusulkan anggaran untuk tahun 2021 senilai Rp 2, 908 triliun untuk irigasi dan infrastruktur lainnya.

Irigasi meliputi saluran primer, saluran sekunder, saluran tersier, pintu air, tanggul, dan lainnya. Ada dua konsep utama untuk irigasi teknis. Pertama, air bisa sampai kepada petani. Dan kedua, dimanfaatkan untuk kualitas pertanian.

Proses pembangunannya akan dilakukan secara bertahap, meliputi survei, investigasi, dan desain.

Kalteng sebenarnya mendapat efek baik dari adanya megaproyek ini. Salah satunya infrastruktur pendukung seperti delapan ruas jalan, yaitu satu ruas jalan kabupaten yaitu simpang Tahai-Blanti sepanjang 24,5 kilometer, ditambah ada jembatan kayu ulin lima buah dengan panjang 29-42 meter. Jalan provinsi pun ada empat, meliputi Kapuas-Dadahup sepanjang 47,2 kilometer, Dadahup-Lamunti sepanjang 27 kilometer, Dadahub-A5 sepanjang 35 kilometer, Pulang Pisau, Pangko Bahaur sepanjang 80 kilometer.

"Akan diusulkan agar semuanya berubah status jadi jalan nasional sehingga dapat menggunakan anggaran APBN. Namun jika tidak dapat diusulkan masuk jalan nasional, maka setidak-tidaknya dana alokasi khusus bisa ditingkatkan nilainya," lanjutnya.

Selain itu, gubernur H sugianto Sabran juga mengusulkan pembenahan pelabuhan dan bandara, karena diyakini akan ada banyak investor yang tertarik datang berinvestasi di Kalteng.

"Karena kita merupakan garis koordinasi maka setiap tahun ada Tugas Perbantuan Operasional dan Pemeliharaan (TPOP). Jadi kita akan masuk melalui kegiatan rehab padat karya yang mencapai Rp15-30 miliar. Ini semua akan cukup signifikan dan dirasakan adalah infrastruktur pendukung," bebernya.

Halaman:

Editor: izak-Indra Zakaria

Rekomendasi

Terkini

DPRD: Realisasi APBD Kotim tahun 2023 Lepas Target

Kamis, 28 Maret 2024 | 17:40 WIB
X