Food Estate Maksimalkan Sumber Daya Lokal

- Jumat, 26 Juni 2020 | 13:28 WIB

Pelaksanaan program ketahanan pangan melalui food estate di Kalimantan Tengah yang akan dikembangan di Kabupaten Kapuas dan Pulang Pisau, akan memaksimalkan sumber daya lokal, khususnya tenaga kerja. Hal itu ditegaskan Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans) Provinsi Kalteng, Rivianus Syahril Tarigan (25/6).

“Sesuai arahan pak gubernur, program food estate ini kita akan memaksimalkan sumber daya lokal. Dengan tujuan meningkatkan kesejahteraan masyarakat Kalteng,” tegas Syahril.

Karena itu, lanjut dia, terkait adanya kabar atau pernyataan yang dilontarkan Direktur Penataan Persebaran Penduduk, Kementerian Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi RI, Anto Pribadi, bahwa untuk menyukseskan pelaksanaan program food estate, makan akan dilakukan pula program transmigrasi pada 2021 mendatang, dinilai adalah pernyataan yang terlalu terburu-buru.

Terlebih lagi sampai membeberkan adanya kuota 60 persen berbanding 40 persen. Yang 60 persen itu dari luar daerah. Yang dimaksud luar daerah bukan hanya dari Jawa, tetapi bisa juga dari Palangka Raya dan daerah lainnya. Menurut dia, informasi ini perlu diluruskan. Sehingga tidak menimbulkan tanda Tanya bahkan konflik di masyarakat.

“Sebagai Kepala Disnakertrans Kalteng, saya menyatakan bahwa itu (transmigrasi) tidak benar. Hingga saat ini bahkan belum ada rencana, karena kita memang lebih dulu ingin memaksimalkan masyarakat petani kita dulu. Kalau pun nanti kurang, barulah mungkin itu (transmigrasi) dilakukan,” bebernya.

Selain itu, jelas Syahril, dalam paradigma ketransmigrasian saat ini, justru keliru. Karena dalam program transmigrasi saat ini, semestinya penetapan kebutuhan atau kuota bersifat bottom up. “Jadi tidak ada atau tidak bisa pusat yang menentukan jumlah transmigrasi sekian-sekian. Tapi daerahlah yang mengajukan sesuai kebutuhannya,” tukas Syahri.

Lebih lanjut mantan Kadistamben itu juga menjelaskan, sesuai arahan gubernur pada berbagai kesempatan, pihaknya saat ini justru tengah dalam tahap mempersiapkan tenaga petani muda atau milenial Kalteng agar nantinya mampu memanfaatkan program food estate ini.

"Jadi, kami belum ada berpikir tentang transmigrasi. Karena memang tahun ini yang kita utamakan adalah para petani kita yang sudah ada, dan sifatnya dalam rangka intensifikasi," tegasnya. Kemudian pada 2021 nanti, saat diperlukan pengembangan barulah petani-petani milenial, baik lulusan perguruan tinggi hingga SMK di berbagai wilayah Kalteng, diutamakan untuk memanfaatkan peluang yang tersedia nantinya. “Keputusannya nanti yakni berdasarkan kebutuhan di lapangan sesuai yang diputuskan bupati dan diusulkan gubernur. Jadi dalam hal ini bukan pusat yang menentukan terkait komposisi dan jumlahnya,” pungkas dia. (ami/nto/ala)

Editor: izak-Indra Zakaria

Rekomendasi

Terkini

Perumahan Dinas Guru di Katingan Jadi Arang

Rabu, 17 April 2024 | 12:57 WIB

Pantai Sungai Bakau Perlu Tambahan Fasilitas

Minggu, 14 April 2024 | 15:00 WIB

Warga Serbu Pusat Perbelanjaan di Kota Sampit

Minggu, 14 April 2024 | 10:26 WIB
X