Curhat Pedagang Pasar Besar, Telanjur Memesan Delapan Ton Bawang Merah

- Kamis, 11 Juni 2020 | 13:23 WIB
Aktivitas yang padat di Pasar Besar, beberapa waktu lalu.
Aktivitas yang padat di Pasar Besar, beberapa waktu lalu.

Ketua RT 01/RW05 Kompleks Pasar Besar Siti Fatimah mengaku kaget mendengar kabar penutupan pasar oleh pihak pemko. Ia menerima informasi itu dari selebaran grup WhatsApp dan sosial media Facebook. Jika benar, hal itu begitu menyakitkan. Selama pandemi Covid-19, ditambah dengan munculnya klaster Pasar Besar, penjualan anjlok.

Pihaknya menolak kebijakan penutupan pasar, karena akan berdampak besar bagi para pedagang, pembeli, serta buruh angkut harian. “Informasi dilakukan juga mendadak. Jika ada penutupan, seharusnya ada sosialisasi jauh-jauh hari dahulu," sergahnya.

"Jika benar ditutup, maka pedagang akan berdemo. Mereka menanyakan alasannya apa. Semua pedagang Pasar Besar menolak penutupan pasar," serunya.

Sementara itu, Marnadin selaku pedagang sembako di Pasar Besar, mengaku akan mengalami kerugian besar apabila pasar benar-benar ditutup selama tiga hari ke depan. Bukan tanpa alasan. Pria paruh baya yang bergelar haji ini sudah telanjur memesan beberapa barang dagangan untuk mengisi stok.

“Saya telanjur memesan delapan ton bawang merah. Jika ada penutupan pasar, maka pasti saya akan rugi besar. Jika diberi informasi jauh hari sebelumnya, mungkin kami bisa mengupayakan," ungkapnya.

Keberatan yang sama juga diucapkan oleh Janiat, seorang pedagang sembako di Jalan Jawa. Alasan menutup pasar demi mencegah makin meluasnya Covid-19 dianggap kurang tepat. Ia menilai bahwa meluasnya persebaran virus ini lebih disebabkan oleh kurangnya disiplin warga untuk menerapkan protokol kesehatan.

“Orang-orangnya saja yang lebih ditekan lagi, seperti yang datang ke toko saya ini, kadang ada yang enggak pakai masker, saya sering tegur juga,” kata Juniat. (kaltengpos)

 

 

Editor: izak-Indra Zakaria

Rekomendasi

Terkini

Tujuh Daerah di Kalteng Ini Terima Teguran KPK

Jumat, 26 April 2024 | 10:45 WIB
X