PALANGKA RAYA-Sejak Senin (4/5) lalu, laboratorium mikrobiologi Rumah Sakit Umum dr Doris Sylvanus (RSDS) sudah beroperasi. Dengan demikian, tes swab sudah dapat dilakukan secara mandiri. Akan tetapi, sejak Kamis (7/5) laboratorium ini terhenti beroperasi lantaran kehabisan reagen untuk memfungsikan alat polymerase chain reaction (PCR).
Kepala Bidang Diklat, Pengembangan dan Humas RSDS Palangka Raya, Riza Syahputra mengatakan, meski sempat habis, tapi pihaknya sudah memesan lagi reagen. Bahkan, kabarnya akan ada 10.000 reagen bantuan dari Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI kepada Dinas Kesehatan (Dinkes) Kalteng.
“Jadi memang sejak Kamis (7/5) lalu reagen habis dan laboratorium tidak beroperasi. Namun, sore ini (kemarin, red) kami sudah menerima 600 reagen,” katanya saat dikonfirmasi Kalteng Pos.
Dengan demikian, lanjut Riza, dimungkinkan mulai hari ini (Senin,red) laboratorium mikrobiologi RSDS Palangka Raya akan beroperasi kembali. Memang, selama reagen habis, tes swab kembali dilakukan di laboratorium Banjarbaru. “Betul, selama reagen habis, swab dikirim ke Banjarbaru,” tegasnya.
Sementara itu, selama laboratorium ini beroperasional tiga hari, sudah ada sebanyak 77 tes swab yang dilakukan. Hasilnya, sebagian besar negatif. Hanya ada beberapa yang dinyatakan positif.
Terpisah, Kepala Dinas Kesehatan Kalteng Suyuti Syamsul menyebutkan bahwa sejak beroperasinya laboratorium mikrobiologi RSDS ini, pihaknya tidak memutus kerja sama dengan laboratorium yang selama ini menjadi tempat tes sampel. Hal ini untuk mengantisipasi terjadinya kehabisan reagen di RSDS.
"Jadi kami tidak memutus kerja sama karena khawatir jika sesewaktu kehabisan reagen. Apalagi wabah ini termasuk bencana. Ya, harus saling membantu," tegasnya.
Hal ini pun, lanjut wakil ketua harian Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Pemprov Kalteng ini, berlaku untuk daerah lain. Sebagai contoh, apabila suatu waktu laboratorium di Banjarbaru kehabisann reagen, maka bisa mengirimkan sampel swab ke RSDS Palangka Raya. (kaltengpos)
