Ke Luar Rumah Wajib Pakai Masker

- Senin, 6 April 2020 | 10:10 WIB
Pemuda mengenakan masker berjalan melewati mural di tengah kekhawatiran wabah Corona yang sudah menyebar di seluruh Indonesia. (FAJRIN RAHARJO/AFP)
Pemuda mengenakan masker berjalan melewati mural di tengah kekhawatiran wabah Corona yang sudah menyebar di seluruh Indonesia. (FAJRIN RAHARJO/AFP)

TARGET rapid test gagal terpenuhi. Pemetaan kasus pun kandas. Dampaknya, risiko penularan dan angka kematian bisa naik tajam.

Ahli Epidemiologi Universitas Indonesia Pandu Riono mengatakan, interfensi pemerintah dalam mengatasi pandemi Covid-19 seolah masih setengah hati. Kebijakannya pun cenderung lebih berpihak pada sisi ekonomi ketimbang nyawa manusia. Karenanya, kebijakan yang diambil tidak optimal dalam upaya pencegahan penularan.

Dalam pengambilan kebijakan soal pembatasan sosial berskala besar (PSBB), misalnya. Pemerintah seperti tak paham, bahwa ada amanat untuk membatasi mobilisasi penduduk.  "Mereka gak ngerti. Malah dibolehkan mudik. Padahal untuk mencegah penularan, caranya ya cegah masyarakat berpindah," keluhnya.

Pemerintah diminta tegas terkait hal tersebut. Jika tidak, penularan akan masif, terutama di kampung halaman. Risiko kematian pun akan meningkat. Sebab, kebanyakan pemudik akan menemui orang tua di kampung halaman. Di mana, sebagian besar memasuki usia senja yang sangat berisiko tertular. Ngerinya, tingkat keparahan juga sangat tinggi pada mereka yang rentan.

"Bisa-bisa kita seperti Italia. Angka kematian mencapai 150 ribu lebih," tegasnya.

Di sisi lain, Pandu menghimbau agar mulai kini seluruh masyarakat menggunakan masker ketika keluar rumah. Sebab, Covid-19 semakin tak memunculkan gejala pada penderita. Membuatnya sulit ditebak siapa saja yang sebetulnya menjadi pembawa dan berpotensi menularkan pada yang lain. "Mulai minggu ini wajib pakai masker.Karena sekarang gak tahu siapa yang bawa virus," tegasnya.

Tak perlu masker medis. Masyarakat yang tak sakit cukup menggunakan masker kain biasa. Tapi syaratnya, kain tidak bahan kaos. Karena bahan kaos kebanyakan seratnya didesain renggang. Kemudian, masker ini harus dibuat dua lapis kain. Cara ini sudah terbukti berhasil mengurangi angka penularan di sejumlah negara, seperti Singapura dan Hongkong. "Efektif banget. Kalau setiap orang pakai, perlindungannya empat lapis kan berarti," ungkapnya. (mia/jpg)

Editor: izak-Indra Zakaria

Rekomendasi

Terkini

Puncak Arus Balik Sudah Terlewati

Selasa, 16 April 2024 | 13:10 WIB

Temui JK, Pendeta Gilbert Meminta Maaf

Selasa, 16 April 2024 | 10:35 WIB

Berlibur di Pantai, Waspada Gelombang Alun

Senin, 15 April 2024 | 12:40 WIB

Kemenkes Minta Publik Waspada Flu Singapura

Minggu, 14 April 2024 | 07:12 WIB

Kemenkes Minta Publik Waspada Flu Singapura

Sabtu, 13 April 2024 | 15:55 WIB

ORI Soroti Pembatasan Barang

Sabtu, 13 April 2024 | 14:15 WIB

Danramil Gugur Ditembak OPM

Jumat, 12 April 2024 | 09:49 WIB
X