Pentagon Pun Panik, 114 Awak Kapal Induk Nuklir Diserang Corona

- Jumat, 3 April 2020 | 12:34 WIB
Kapal induk USS Theodore Roosevelt
Kapal induk USS Theodore Roosevelt

WASHINGTON – Pentagon sedang goyang. Ini setelah wabah Virus Corona menghantam 114 awak kapal induk nuklir USS Theodore Roosevelt yang kini tengah menepi di perairan Guam.

Fatalnya lagi petinggi USS Theodore Roosevelt, Kapten Brett Crozier setelah mengidap virus Corona, harus dievakuasi Jumat (3/4) karena kesehatannya terus menurun. Laksamana Muda Carlos Sardiello, rencananya akan menggantikan Crozier sebagai kapten Roosevelt.

Langkah ini dilakukan setelah ratusan anggota militer yang mendiami kapal induk nuklir Negeri Paman Sam itu disapu virus paling menakutkan saat ini.

Sekretaris Angkatan Laut AS Thomas Modly mengatakan Kapten Brett Crozier salah mendistribusikan salinan empat lembar surat yang menggambarkan ancaman wabah ke hampir 5.000 pelaut kapal.

Sampai-sampai informasi ini disorot sejumlah media AS. ”Ada 114 kru positif Covid-19. Tidak ada yang parah dan Crozier melebih-lebihkan keparahan ketika ia menyarankan pelaut akan mati tanpa tindakan cepat. Cara Croziermenunjukkan penilaian yang sangat buruk di tengah krisis,” terang Modly.

“Dia salah menggambarkan fakta-fakta tentang apa yang terjadi di kapal dan menciptakan ketakutan, sehingga seluruh kru panik,” imbuhnya.

“Saya tidak ragu dalam pikiran saya bahwa Kapten Crozier melakukan apa yang menurutnya adalah demi keselamatan dan kesejahteraan krunya. Sayangnya, justru sebaliknya,” sambung Modly.

Dampaknya, ini menimbulkan kekhawatiran tentang kemampuan operasional dan keamanan operasional kapal yang selama ini disegani dunia.

Surat Crozier, yang bocor memicu kekhawatiran bahwa virus itu di luar kendali dan menyarankan kepemimpinan Angkatan Laut tidak merespons.

Ya kasus Crozier ini mengejutkan para ahli dengan mengatakan kapal itu harus dievakuasi untuk memastikan virus corona tidak menyebar lebih jauh.

”Penyebaran penyakit ini sedang berlangsung dan semakin cepat,” tulisnya. ”Kami tidak berperang. Para pelaut tidak perlu mati,” pintanya.

Menghapus sebagian besar personel dari kapal induk nuklir AS yang dikerahkan dan mengisolasi mereka selama dua minggu mungkin tampak seperti tindakan luar biasa.

Modly mengatakan situasinya dibesar-besarkan dan bahwa tidak benar bahwa kepemimpinan Angkatan Laut tidak mengatasi masalah pada saat surat itu keluar.

”Surat itu merusak rantai komando yang telah bergerak dan menyesuaikan secepat mungkin untuk mendapatkan bantuan yang dia butuhkan,” kata Modly.

Halaman:

Editor: izak-Indra Zakaria

Rekomendasi

Terkini

Gegerkan Kalteng, Bocah Lima Tahun Tewas Tertembak

Selasa, 19 Maret 2024 | 14:00 WIB
X