Kalteng Zona Kuning DBD

- Kamis, 12 Maret 2020 | 14:59 WIB

PALANGKA RAYA-Keberadaan kasus korona akhir-akhir ini cukup menggemparkan jagat. Tak terkecuali Indonesia. Virus ini cukup menghantui masyarakat. Meski demikian, bukan berarti kasus-kasus kesehatan lainnya tak layak mendapat perhatian. Salah satunya kasus demam berdarah dengue (DBD). Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI telah mengategorikan daerah-daerah yang masuk dalam zona kuning dan zona merah. Dalam kategori itu, Kalteng masuk zona kuning.

Bukan tanpa alasan. Pada Februari lalu, di wilayah Kalteng ini terjadi dua kasus kematian akibat DBD.

Hal ini dibenarkan oleh Direktur Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dr Doris Sylvanus Yayu Indriati. Ia menyebutkan, pihaknya sedang menangani kenaikan kasus DBD. Pada bulan lalu terdapat dua pasien meninggal dunia akibat serangan DBD ini. Jika ditotalkan dengan data pasien pada akhir 2019 lalu, maka tercatat telah ada tiga pasien meninggal dunia. Data tersebut terhitung sejak November 2019 hingga Februari 2020.

“Memang, untuk saat ini kasus DBD di Kalteng mengalami kenaikan. Pada November tahun lalu terjadi satu kasus kematian. Kemudian, Februari lalu terjadi dua kasus kematian,” katanya, Selasa (10/3).

RSUD dr Doris Sylvanus dikenal sebagai rumah sakit rujukan di Kalteng ini. Dua pasien yang meninggal pada Februari lalu berasal dari Kota Palangka Raya, sementara satu pasien yang meninggal pada November lalu merupakan warga Kabupaten Pulang Pisau (Pulpis).

“Kasus ini memang terjadi kenaikan, apalagi jika terjadi musim hujan. Karena itulah diharapkan semua pihak bersinergi untuk mengatasi persoalan ini. Tetap waspada, jangan sampai lengah dengan keadaan yang seperti ini,” ucapnya kepada awak media.

Berdasarkan data, penanganan kasus DBD selama bulan ini per Selasa (10/3), tercatat 11 pasien rawat jalan, 21 pasien rawat inap, dan sebanyak 24 pasien yang masuk IGD.

Terpisah, Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kalteng Suyuti Syamsul mengatakan, berkenaan dengan kasus DBD yang mengalami kenaikan, hal itu disebabkan karena saat ini wilayah Kalteng sudah masuk musim penghujan. Meski demikian, lanjutnya, pada prinsipnya DBD ini dapat dicegah dan diminimalkan, dengan menerapkan perilaku hidup sehat dan menjaga kebersihan lingkungan.

“Mencegah DBD ini bisa dilakukan dengan menjaga lingkungan tetap bersih, menutup, menguras, dan mengubur (3M), serta mendaur ulang,” katanya.

Dikatakan Suyuti, masyarakat juga harus bisa memastikan tak ada perkembangbiakan nyamuk di sekitar tempat tinggal masing-masing. Apabila kebiasaan hidup bersih ini diterapkan secara konsisten, maka otomatis angka kasus DBD akan mampu ditekan.

Sementara itu, disinggung soal keberadaan Kalteng dalam zona kuning untuk kasus DBD, Suyuti mengatakan bahwa sebetulnya Kalteng juga pernah masuk zona merah.

“Setiap lima tahun itu ada peningkatan tajam, tetapi kami berharap masyarakat tetap memiliki kesadaran untuk menjaga kebersihan lingkungan. Jika ini diterapkan, Kalteng tidak sampai masuk pada zona merah,” katanya kepada Kalteng Pos.

Pihaknya juga mengimbau masyarakat agar segera mungkin memeriksakan diri ke fasilitas kesehatan terdekat apabila mengalami panas tinggi selama dua hari berturut-turut. Bahkan, lanjut dia, para orang tua perlu waspadai kesehatan anak masing-masing, khususnya anak yang gemuk.

“Karena anak-anak yang gemuk akan berisiko lebih tinggi untuk kasus DBD ini,” pungkasnya. (abw/ce/ram)

Editor: izak-Indra Zakaria

Rekomendasi

Terkini

Infrastruktur di Pedalaman Katingan Memprihatinkan

Minggu, 21 April 2024 | 14:00 WIB

Perumahan Dinas Guru di Katingan Jadi Arang

Rabu, 17 April 2024 | 12:57 WIB
X