Abdullah Gampang, Perintis Usaha Ukiran Kayu Motif Dayak

- Selasa, 10 Maret 2020 | 11:56 WIB
HASIL KARYA: Berbagai macam ornamen khas Dayak diproduksi oleh Workshop Patra Craft di Kelurahan Sebaru. INSET: Abdullah Gampang menunjukkan hasil kerajinannya.
HASIL KARYA: Berbagai macam ornamen khas Dayak diproduksi oleh Workshop Patra Craft di Kelurahan Sebaru. INSET: Abdullah Gampang menunjukkan hasil kerajinannya.

Hasil kerajinan khas Dayak semakin terkenal dan banyak peminatnya. Mulai dari batik, ukiran kayu, maupun kerajinan lainnya. Hal ini menjadi angin segar bagi usaha pembuatan berbagai macam kerajinan khas Dayak, seperti yang ditekuni oleh Abdullah Gampang. Ia nekat beralih profesi dari buruh bangunan, lalu mengembangkan sayap usaha di bidang kerajinan ukiran kayu.

 

AGUS JAYA, Palangka Raya

 

SUARA mesin bor yang dijalankan para pekerja di Workshop Patra Craft terdengar nyaring saat saya (penulis) bertandang ke bangunan yang beralamat di Perumahan Sri Rejaki II, Kelurahan Sabaru, Kecamatan Sebangau Palangka Raya, Sabtu (7/3).

 

Setelah bertanya tentang pemilik rumah kepada salah satu karyawan perempuan, penulis dipersilakan masuk ke ruangan tengah rumah itu. Langsung disambut oleh Abdullah Gampang selaku pemilik toko dan Workshop Patra Kraft.

“Tunggu sebentar ya Mas,” ucap pria berkacamata yang tengah sibuk membalas pesan WhatsApp yang masuk ke ponselnya. Saya pun dipersilakan untuk duduk.

Di dalam ruangan itu, tampak berbagai macam kerajinan ukiran kayu bermotif khas Dayak. Ada kelawang, patung naga, gantungan kunci, asbak, mangkuk atau piring kayu, serta berbagai macam kerajinan kayu setengah jadi maupun yang sudah jadi. Bertebaran dan berjejer di lemari seta di ruang tengah itu.

Tak lama kemudian, pria yang biasa dipanggil Gampang ini pun selesai dengan urusannya. Pria 50 tahun itu menyambut saya dengan ramah. Obrolan pun mengalir.

Gampang menceritakan awal mula dirinya menekuni kerajinan kayu ornamen khas Dayak ini. Berawal dari mengikuti pelatihan kerajinan kayu yang diadakan oleh Pemerintah Kota Palangka Raya dan Pemerintah Provinsi Kalteng.

“Ikut pelatihan mulai tahun 2009 sampai 2011. Pada 2013 barulah mulai bisa bikin produk sendiri” kata Gampang memulai kisahnya. Dalam pelatihan itu, ia mendapat bimbingan dari instruktur asal Bali dan Jepara.

Awalnya Gampang menjalankan usaha kerajinan kayu ukiran khas Dayak dengan memanfaatkan waktu usai bekerja sebagai buruh bangunan. Saat malam hari atau saat memiliki waktu senggang, ia belajar membuat ukiran kayu khas Dayak. Lambat laun usaha ukiran yang dijalankannya semakin berkembang hingga saat ini.

Saat ditanya kenapa ia memilih menjalankan usaha kerajinan ukiran kayu motif khas Dayak dibandingkan motif daerah lain, pria berdarah Jawa itu mengatakan bahwa pengetahuan itulah yang didapatkannya saat mengikuti pelatihan.

Halaman:

Editor: izak-Indra Zakaria

Rekomendasi

Terkini

Halikinnor Layak Bidik Kursi Gubernur

Sabtu, 16 Maret 2024 | 11:00 WIB
X