NAH KAN..!! Banjir Desa Gandang Barat Diduga Akibat Pembuangan Air Perusahaan Sawit

- Minggu, 8 Maret 2020 | 10:19 WIB
Kades Gandang Barat, Kabupaten Pulang Pisau Hariyono saat meninjau banjir bersama pejabat daerah (Kades for Kapos.co)
Kades Gandang Barat, Kabupaten Pulang Pisau Hariyono saat meninjau banjir bersama pejabat daerah (Kades for Kapos.co)

PALANGKA RAYA - Banjir yang melanda Desa Gandang Barat Kabupaten Pulang Pisau (Pulpis) lumpuhkan ekonomi masyarakat. Itu terjadi akibat banyaknya kiriman air dari beberapa daerah, khususnya salah satu perusahaan perkebunan kelapa sawit yang melakukan pembungan air ke wilayah Desa Gandang Barat.

Kepala Desa Gandang Barat Hariyono mengatakan, warga masyarakat yang ada di Desa Gandang Barat sudah sangat khawatir dengan banjir yang melanda. Pasalnya, banjir tersebut mengganggu aktivitas warga dan melumpuhkan ekonomi warga yang mengandalkan hidup dari lahan pertanian.

"Kami sangat ingin ke provinsi terkait banjir yang terjadi, karena kami sangat membutuhkan bantuan. Kami ingin menyampaikan persoalan banjir agar dapat perhatian dan bantuan dari Pemprov dan DPRD Kalteng," ucapnya melalui telepon.

Banjir yang terjadi sejak 2005 dan terparah pada 2020 ini, membuat warga khawatir. Karena dampak banjir begitu luar biasa bagi ekonomi masyarakat, rumah dan sawah warga tergenang air.

"Kami tidak punya dana dan apa-apa untuk mengatasi banjir. Banjir ini mulai 2005 dan setiap tahun banjir. Bahkan, satu tahun bisa dua tiga kali banjir. Tetapi sekarang debit air makin tinggi dan membuat ekonomi lumpuh. Lahan pertanian terendam, sehingga warga merugi dan tidak dapat melakukan aktivitas," ujarnya.

Menurut Hariyono, banjir yang terjadi karena banyaknya kiriman air dari daerah lain, khususnya perusahaan perkebunan. Sementara saluran air yang tidak lancar.

Air yang masuk ke desa ini dari Eks PLG. Kemudian paling besar itu dari sebuah perusahaan sawit perkirakan sekitar 85 persen suplai dari perusahaan tersebut yang masuk ke Desa Gandang Barat dan sekitarnya.

Namun, pihak perusahaan tidak memberikan bantuan apapun kepada masyarakat yang terdampak banjir. Bahkan, dalam upaya pembersihan saluran pihak perusahaan tidak ada perhatian.  

"Perusahaan yang ada tidak memberikan bantuan apapun, ketika diminta untuk mengeruk saluran air, pihak perusahaan banyak berkilah. Ini yang kami sayangkan dari perusahaan, sedangkan air banyak dari perusahaan tersebut," pungkasnya. (arj)

Editor: izak-Indra Zakaria

Rekomendasi

Terkini

Infrastruktur di Pedalaman Katingan Memprihatinkan

Minggu, 21 April 2024 | 14:00 WIB
X