Sumber Energi Penerangan Terbarukan Temuan SMAN 2 Sampit

- Kamis, 5 Maret 2020 | 14:37 WIB
Sejak 2016 Sekolah Menengah Atas Negeri (SMAN) 2 Sampit melakukan penelitian air gambut maupun kulit nanas. Setelah tiga generasi berlalu, hasil penelitian mampu menyalakan bola lampu. Sumber energi listriknya mencapai 12 volt (V).
Sejak 2016 Sekolah Menengah Atas Negeri (SMAN) 2 Sampit melakukan penelitian air gambut maupun kulit nanas. Setelah tiga generasi berlalu, hasil penelitian mampu menyalakan bola lampu. Sumber energi listriknya mencapai 12 volt (V).

JAMIL/KALTENG POS

PENELITI CILIK: Para siswi SMAN 2 Sampit didampingi humas sekaligus ketua KIR SMA setempat saat menunjukkan penelitian yang dilakukan, Selasa (3/3).

BANGGA: Para siswi SMAN 2 Sampit tersenyum. Mereka berharap, air gambut dan kulit nanas sebagai energi listrik terbarukan dapat bermanfaat bagi Kalteng.

 

 

Sejak 2016 Sekolah Menengah Atas Negeri (SMAN) 2 Sampit melakukan penelitian air gambut maupun kulit nanas. Setelah tiga generasi berlalu, hasil penelitian mampu menyalakan bola lampu. Sumber energi listriknya mencapai 12 volt (V).

 

LIPUTAN KHUSUS-JAMIL JANUANSYAH, Sampit

 

SUARA Anwar terdengar berat dibanding awal pertamanya menyambut kedatangan Kalteng Pos, Selasa pagi (2/3) itu. Di belakang tempat kami duduk sekarang, di situlah pria bergelar doktor ini bersama peserta didiknya meniti harapan, kelak penelitian mereka akan membuat Bumi Tambun Bungai-Kalteng-bersinar terang. Bangunan sekitar 2x6 meter yang menjadi ruangan karya ilmiah pelajar (KIR) sekolah tempatnya mengabdi ini, menjadi bukti perjalanan panjang sebuah proses belajar mengajar, penelitian dan pembuktian.

Di balik kacamatanya itu, ketua KIR SMAN 2 Sampit ini tak bisa menyembunyikan jika yang mereka lakukan bukan hanya belajar, dan penelitian, tapi juga pembuktian. Bukti, tanah Dayak kaya akan potensi. Bukti, sumber daya manusia (SDM)-nya, juga tak kalah bersaing. Apalagi berbicara mimpi, membuat kekayaan alam yang dimiliki Bumi Pancasila, dapat mengangkat harkat martabat serta derajat masyarakatnya. “Agak sentimentil memang. Tapi, itulah kenyataannya,” beber dia berkaca-kaca.

Sembari menggerakan tangannya, pria alumnus Universitas Negeri Malang ini menjabarkan, gambut bukanlah bencana. “Melalui ini, saya ingin mengatakan bahwa, ini lho punya kita, gambut. Bisa menghasilkan energi yang luar biasa. Gambut bukan bencana, tapi anugerah yang luar biasa. Di 2016, mampu menyalakan LED 3 V,” ucapnya bersemangat, seraya disambut senyum dan anggukan empat siswi yang berada di depan saya.

Mereka adalah Desti Ariani kelas XI IPA 5, Shabila Fatimah kelas XI IPA 1, Astry Avrillia kelas IPA 1, dan Azkia Lestari Muliaputeri IPA 3. Di saat itu, Desti dan Shabila fokus menjelaskan dan mempraktikan nanas mampu menjadi energi terbarukan. Sementara Astry dan Azkia pun juga sama turut menunjukkan serta menerangkan pola awal hingga akhirnya air gambut menjadi energi listrik.

“Kami ingin memanfaatkan sampah kulit nanas. Kotim, kaya akan nanas. Sampai bundaran juga ada Bundaran Nanas,” jawab Desti disambut antusias koleganya.

Halaman:

Editor: izak-Indra Zakaria

Rekomendasi

Terkini

Gegerkan Kalteng, Bocah Lima Tahun Tewas Tertembak

Selasa, 19 Maret 2024 | 14:00 WIB
X