PULANG PISAU-Tingginya curah hujan belakangan ini dampaknya sangat dirasakan masyarakat di desa Gandang Barat, Kecamatan Maliku. Sejak tanggal 22 Februari lalu, desa tersebut direndam banjir. Banjir yang mulai masuk ke perumahan warga itu juga merendam fasilitas umum.
Di antaranya, fasilitas pendidikan seperti gedung pendidikan anak usia dini (PAUD), taman kanak-kanak (TK), gedung sekolah dasar (SD), dua masjid, lapangan voli dan jalan sepanjang 3,2 kilometer. Ketinggian banjir antara 60 centimeter sampai dengan 130 centimeter.
“Untuk rumah warga ada 350 kepala keluarga (KK) yang terendam banjir, 355 hektare kebun kelapa sawit dan karet, 85 hektare lahan pangan (padi) juga terendam banjir,” kata Kepala Desa Gandang Barat, Yono saat dikonfirmasi Kalteng Pos, Senin (2/3).
Dia menjelaskan, akibat kondisi tersebut petani di desa tersebut mempercepat pemanenan padi. “Alhamdulilah, padi yang tenggal masih sempat diselamatkan petani yang dibantu petugas dari BPBD Pulang Pisau,” ucapnya.
Yono mengungkapkan, untuk aktivitas sekolah diliburkan. Kecuali siswa kelas 6 SD. “Untuk siswa kelas 6 SD sekolahnya terpaksa belajar di aula kantor desa Gandang Barat. Sedangkan untuk anak-anak PAUD, TK dan SD kelas 1 sampai 5 diliburkan,” ungkap dia.
Sedangkan untuk aktivitas pertanian atau perkebunan di wilayah terseut lumpuh. “Karena lahan pertanian dan perkebunan di desa kami terendam banjir,” ujarya.
Dia berharap, ke depan banjir tahunan yang terjadi di desanya tersebut tidak terulang. “Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk mengantisipasi bencana itu adalah pelebaran dan pendalaman saluran primer,” ungkap dia.
Untuk itu pihaknya mengharapkan kepada bupati Pulang Pisau melalui dinas terkait bisa melaksanakan kegiatantersebut. Dari informasi yang dihimpun Kalteng Pos, saluran tersebut merupakan tanggung jawab Balai Rawa.
“Sejak 2005 sudah diusulkan, namun sampai saat ini belum ada resposn. Untuk itu pemerintah desa mengajukan usulan pendalaman dan pelebaran saluran tersebut kepada pemerintah kabupaten Pulang Pisau,” ucap Haryono, warga setempat. (art/uni/nto)