Madu Borneo Mellifera, Merambah Pasar Nasional dan Internasional

- Senin, 2 Maret 2020 | 14:33 WIB
ULET: Budiyana (kiri) bersama Presma, dari PLUD Dinas Koperasi dan UKM menunjukkan kemasan madu. INSET: Lebah madu bergerombol di frame lilin yang dijadikan sarang. AGUS PRAMONO/KALTENG POS
ULET: Budiyana (kiri) bersama Presma, dari PLUD Dinas Koperasi dan UKM menunjukkan kemasan madu. INSET: Lebah madu bergerombol di frame lilin yang dijadikan sarang. AGUS PRAMONO/KALTENG POS

Kemasan begitu menarik. Peta Pulau Kalimantan tampak besar. Berwarna Hitam. Hanya areal Kalteng yang diwarnai oranye. Sepintas melihat, orang akan langsung tertuju, jika madu berasal dari Bumi Tambun Bungai.

AGUS PRAMONO, Palangka Raya

Beraneka ragam jenis tanaman tumbuh di sekitar rumah Budiyana. Rimbun. Bak payung. Bunga yang tumbuh bergantung berayun-ayun. Satu dua lebah terbang di sekitarnya. Mengincar serbuk sari. Makanannya sehari-hari.

Pagi itu, penulis mendatangi rumah yang sekaligus tempat budi daya lebah madu. Berada di Jalan Bereng Bengkel, Desa Kalampangan. Berjarak 20 kilometer atau 28 menit jika ditempuh dengan kendaraan dari pusat Kota Palangka Raya. Must Yoan Farm "Borneo Mellifera" begitu nama usaha yang tercantum di kemasan. Mellifera merupakan nama jenis lebah yang berasal dari Australia yang sudah banyak dibudi daya di tanah Borneo.

Saya langsung disambut oleh Budiyana sendiri. Pria berkumis itu menyambut dengan Senyum manis. Tak langsung mempersilahkan saya duduk. Seolah-olah sudah tahu maksud dan kedatangan saya. Pria berperawakan kurus itu langsung mengajak ke lokasi lebah berproduksi. Bukan yang ada di sekitar rumahnya yang asri. Melainkan ke kebun yang jaraknya sekitar 200 meter. Naik sepeda motor.

Setelah sampai, ada tiga remaja sedang bersantai di teras rumah. Di sampingnya, ada wadah berbentuk kotak. Dua kali ukuran kardus mie instan. Berjejer memanjang. Di bawah pohon rambutan. Yang kebetulan sedang berbuah. Di tempat itulah tempat lebah-lebah bekerja membuat sarang. Bekerja mencari makan. Dan memproduksi madu. Wadah itu merupakan wadah lebah bersarang.

Saya pun sedikit ketakutan untuk mendekat. Tapi, tiga remaja yang ternyata masih berstatus pelajar itu menceletuk."Selama kita tak menyakiti, lebah pun tidak akan menyakiti," ucap salah satu dari mereka yang ternyata lagi magang itu.

Saya pun mendekat. Melihat dari dekat isinya. Sedikitnya ada delapan sekat yang dipisahkan oleh frame atau bingkai yang berbahan dasar lilin lebah. Madu bergerombol di setiap frame. Membuat sarang dan menghasilkan madu. Dalam satu wadah, ada ratusan ekor lebah pekerja. 10 sampai 20 ekor lebah pejantan. Dan satu ekor lebah ratu.Satu per satu frame diangkat. Mencari ratu dari ratusan lebah itu. Frame ketiga, lebah ratu itu ketemu. Ukuran dan panjang tubuh berbeda. Yang pasti lebih besar. Panjangnya diperkirakan satu setengah panjang dari tubuh lebah pekerja.

"Dalam satu kotak ini, hanya ada satu lebah ratu," ujar pemilik nama lengkap Yoanes Budiyana ini.

Usia lebah pekerja hanya 60-70 hari. Lebah pejantan maksimal 90-100 hari. Sekali mengawini ratu, langsung mati. Kalau ratu, hidupnya bisa sampai enam tahun.Tiga tahun masa produktif bertelur. Bagaimana menciptakan ratu? Menciptakan ratu dalam satu koloni, diawali ketika masih berupa telur. Diberi asupan makanan lebih banyak dari calon lebah pekerja. Setelah 11 hari bermetamorfosis, otomatis diangkat menjadi ratu oleh para koloni lebah.

Lebah ratu akan menjalani proses perkawinan alami dengan caranya sendiri. Sepekan setelah keluar dari kepompong, ratu akan diburu para lebah pejantan. Hal ini yang sering gagal dilakukan oleh para petani lebah madu.

"Ratu akan terbang setinggi-tingginya. Lebah pejantan akan mengejar. Kalau jatuhnya tidak di sarang, akan berbahaya, bisa dimakan predator. Dan lebah ratu hanya kawin satu kali sepanjang hidupnya. Begitu juga lebah pejantan, satu kali kawin, akan mati," beber Budiyana.

Budiyana memulai merintis menjadi petani lebah madu pada tahun 2014. Tahun 2012 bekerja sambil belajar di lokasi budi daya lebah madu di Temanggung, Jawa Tengah.

Satu kotak berisi lebah ratu dan koloni dibawa menyeberang laut Jawa. Dipelihara dengan telaten. Tidak hanya coba-coba. Sampai akhirnya, kini ada 50 buah “istana” lebah ratu. Budiyana mengepakkan usahanya. Merangkul orang lain yang menjadi petani lebah madu sebagai mitra.

Halaman:

Editor: izak-Indra Zakaria

Rekomendasi

Terkini

Halikinnor Layak Bidik Kursi Gubernur

Sabtu, 16 Maret 2024 | 11:00 WIB

Warga Sampit Desak Polisi Tangkap Pembalap Liar

Sabtu, 16 Maret 2024 | 11:00 WIB
X