Bocah SD Keracunan Massal, Pedagang Kue Mengaku Salah, Minta Maaf ke Sekolah

- Sabtu, 22 Februari 2020 | 10:37 WIB
Setelah kasus keracunan dialami murid SDN 5 Baamang Hilir, tim Dinkes Kotim melakukan sidak ke Pasar Keramat, lokasi penjualan kue ulang tahun yang dibeli para murid SD, Jumat (21/2). (ARIF/KALTENG POS)
Setelah kasus keracunan dialami murid SDN 5 Baamang Hilir, tim Dinkes Kotim melakukan sidak ke Pasar Keramat, lokasi penjualan kue ulang tahun yang dibeli para murid SD, Jumat (21/2). (ARIF/KALTENG POS)

SAMPIT-Peristiwa keracunan massal yang menimpa murid-murid SDN 5 Baamang Hilir Sampit masih menyisakan trauma yang mendalam bagi para murid. Sembilan dari 20 murid yang keracunan masih lemas dan belum bisa masuk sekolah. Sementara, murid lainnya dan wali kelas sudah bisa menjalani aktivitas di sekolah yang terletak di Jalan Kapuas, Jumat pagi (21/2).

Kemarin, dewan guru bersama kepala sekolah langsung menggelar rapat terbatas membahas permasalahan keracunan massal itu. Pada hari yang sama, pedagang yang menjual kue ulang tahun (ultah) itu datang ke sekolah untuk menyampaikan permohonan maaf atas insiden yang terjadi Kamis pagi (20/2).

Kepala SDN 5 Baamang Hilir Alfian membenarkan bahwa pedagang kue ultah yang diduga menjadi penyebab keracunan itu mendatangi sekolah yang dipimpinnya itu. Sejak kejadian itu, kata Alfian, pedagang kue yang menjajakan jualan di Pasar Keramat itu tidak bisa tidur semalaman, karena memikirkan peristiwa keracunan itu.

“Benar, sudah minta maaf. Soal biaya rumah sakit, dia (pedagang) yang menanggungnya,” ucap Alfian saat berbincang dengan Kalteng Pos di ruang kerjanya, kemarin.

Sang pedagang pun sudah mengakui bahwa enam ultah yang dijualnya itu telah dibuat dua hari sebelumnya.

“Iya, dia mengakui juga kalau kue itu sudah lebih dari dua hari,” tambah Alfian tanpa menyebut nama pedagang tersebut.

Oleh sebab itu, lanjut Alfian, kemarin pihaknya menggelar rapat terbatas bersama dengan guru untuk menindaklanjuti peristiwa yang sempat membuat mereka panik dan gelisah itu.

“Poin penting yang kami sepakati adalah tidak ada lagi kegiatan ulang tahun di sekolah. Dan kejadian dugaan keracunan menjadi pembelajaran bagi para guru, agar bersama-sama memerhatikan kebersihan dan kelayakan makanan dan minuman (mamin)," tegasnya.

“Jujur saja, saat ditelepon pihak sekolah, saya sedang berada di Palangka Raya karena ada urusan mendadak yang harus diselesaikan. Mendengar kabar itu, saya seperti tidak berjalan di tanah. Apalagi mendengar suara sirene ambulans," tambahnya.

Alfian juga membenarkan bahwa ada sembilan anak didik yang belum bisa masuk sekolah pascakeracunan itu. “Kemungkinan masih trauma. Berdasarkan informasi dari para orang tua, anak mereka mengalami radang tenggorokan,” pungkasnya.

Sementara itu, Kepala Bidang Sumber Daya Kesehatan, Dinas Kesehatan (Dinkes) Kotawaringin Timur (Kotim) Bambang Supiansyah menegaskan, pihaknya sudah membentuk tiga tim yang bertugas mengecek makanan dan minuman (mamin). Tim pertama, katanya, melakukan pengecekan dan menyisir ke sekolah, khususnya SDN 5 Baamang Hilir, memberikan sosialisasi dan pemahaman kepada guru dan murid tentang makanan dan minuman yang layak makan.

 

“Tim tersebut juga mengecek langsung kantin yang ada di sekolah itu, memeriksa makanan yang dijual di tempat itu,” terangnya.

Tim kedua, tambahnya, langsung turun ke pasar terdekat untuk mengecek makanan dan minuman. Sementara, tim ketiga yakni satgas, bergerak cepat untuk penanggulangan keracunan makanan.

Halaman:

Editor: izak-Indra Zakaria

Rekomendasi

Terkini

Infrastruktur di Pedalaman Katingan Memprihatinkan

Minggu, 21 April 2024 | 14:00 WIB
X