Penembakan Brutal di Jerman, 10 Warga Tewas

- Jumat, 21 Februari 2020 | 10:06 WIB
Sebuah mobil ditutupi dengan kertas timah di depan sebuah bar yang menjadi lokasi penembakan di Hanau, Jerman Barat, Kamis (20/2) dini hari. Total korban tewas berjumlah 10 orang. (Foto: AFP)
Sebuah mobil ditutupi dengan kertas timah di depan sebuah bar yang menjadi lokasi penembakan di Hanau, Jerman Barat, Kamis (20/2) dini hari. Total korban tewas berjumlah 10 orang. (Foto: AFP)

HANAU – Kota Hanau mendadak lengang. Wilayah yang terletak 20 kilometer dari Frankfurt, Jerman itu masih juga mencekam. Rasa cemas melanda warga setempat, setelah peristiwa penembakan terjadi di dua cafe terpisah hingga menewaskan 10 orang korban, Kamis (20/2) dini hari waktu setempat.

Tak lama berselang, polisi pun menyebar. Dan berhasil menemukan tersangka. Dari identitas yanga ada pelaku tersebut bernama Tobias R (43). Sayang, kondisi pelaku terbujur di ruang tengah degan tubuh sudah tak bernyawa lagi. Polisi pun menemukan senjata yang digunakan untuk melakukan aksi kejinya itu.

Penyelidik Jerman mengatakan pada hari Kamis bahwa mereka mencurigai motif xenophobia di balik penembakan di bar shisha dan sebuah kafe yang menyebabkan 10 orang tewas semalam di kota Hanau. ”Penyelidikan itu sangat penting dan ada tanda-tanda motif xenophobia,” terang juru bicara jaksa kepada AFP.

Sumber lain menyebut, dari penggeledahan yang dilakukan aparat kepolisian setempat ditemukan sejumlah dokumen dan video yang berisi skenario penyerangan. Ahli anti-terorisme King’s College London Peter Neumann dalam komentarnya menyebut, pelaku terpapar ideologi do-it-yourself yang didapatnya dari yotube maupun penggalan-penggalan cerita di media sosial. ”Polanya jelas, dan sama sekali tidak baru,” tambahnya.

Untuk diketahui, serangan pertama terjadi di sebuah bar di distrik Heumarkt di pusat Hanau sekitar pukul 10 malam (2100 GMT). Pelaku bersembunyi lalu membunyikan bel pintu dan menembaki orang-orang di bar yang tengah merokok. Setelah peristiwa, penyerang melarikan diri dari tempat kejadian dengan menggunakan kendaraan mobil. ”Malam yang mengerikan,” ujar Walikota Hanau, Claus Kaminsky, kepada Bild koran harian di wilayah tersebut.

“Kamu tidak bisa membayangkan malam yang lebih buruk. Tentu saja akan membuat kita sibuk untuk waktu yang sangat lama dan tetap menjadi kenangan yang menyedihkan. Saya sangat tersentuh. Pihak kejaksaan sudah menangangi perkara ini,” imbuhnya.

Fakta tewasnya 10 orang tersebut mengguncang dirinya. ”Tapi saya meminta semua warga negara untuk tidak berspekulasi. Polisi harus memiliki kesempatan untuk menjernihkan situasi dan menyelidiki – sampai saat itu, kita harus menunggu dengan hati-hati, betapapun sulitnya hal ini,” imbuh Claus Kaminsky.

Sementara Anggota parlemen setempat Katja Leikert, mengatakan pembantaian ini merupakan skenario horor yang paling nyata. ”Pada malam yang mengerikan ini untuk Hanau yang paling mencekam. Saya ingin menyampaikan belasungkawa terdalam saya kepada kerabat mereka yang terbunuh. Saya berharap yang terluka akan pulih dengan cepat,” tuturnya.

Menilik dari peristiwa yang terjadi, Jerman memang menjadi sasaran ekstremis beberapa bulan terakhir. Salah satunya peristiwa yang masih diingat adalah tewasnya 12 orang di Berlin pada Desember 2016. Banyak pihak yang menuding, ini merupakan serangan sayap kanan telah menjadi perhatian khusus bagi otoritas Jerman.

Pada Oktober 2019, terjadi pula serangan senjata yang mematikan di kota Halle di timur pada hari suci Yom Kippur. Peristiwa itu merupakan ancaman kekerasan neo-Nazi di mana dua orang tertembak matu.

Lalu Juni 2019, politisi konservatif Walter Luebcke, ditembak di rumahnya. Diduga pelakukan seorang pengungsi liberal, Dan terakhir pekan lalu polisi menangkap 12 anggota kelompok ekstrim kanan Jerman yang diyakini merencanakan serangan besar-besaran terhadap masjid-masjid yang serupa dengan yang dilakukan di Selandia Baru tahun lalu. 

Organisasi Islam Jerman-Turki Ditib, yang mendanai sekitar 900 masjid di Jerman, menyerukan perlindungan yang lebih besar bagi umat Islam di negara itu. Mereka merasa tidak lagi merasa aman di Jerman. (fin/ful/kpc)

Editor: izak-Indra Zakaria

Rekomendasi

Terkini

Halikinnor Layak Bidik Kursi Gubernur

Sabtu, 16 Maret 2024 | 11:00 WIB

Warga Sampit Desak Polisi Tangkap Pembalap Liar

Sabtu, 16 Maret 2024 | 11:00 WIB
X