Mahasiswa Kalteng Terisolasi di Hubei, Bertahan di Kamar tetap Pakai Masker

- Selasa, 28 Januari 2020 | 12:25 WIB
ilustrasi
ilustrasi

SINDY Maulidtika Yunifa satu dari sekian banyak mahasiswa asal Kalteng yang sedang menempuh pendidikan di Tiongkok. Perempuan asal Kota Sampit, Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim) itu berada di provinsi yang pertama kali diserang wabah virus korona, yakni provinsi Hubei. Kini, Sindy dan teman-temannya hanya mengurung diri di kamar asrama. 

Gadis yang sedang menempuh studi di Hubei University of Science and Tehnology di Provinsi Hubei mengatakan, kondisinya aman. Dan, sejak virus korona mewabah, dia dan teman-temannya tidak diperbolehkan untuk keluar dari asrama kampus dan di dalam kamar pun mengenakan masker. 

"Kampus saya dari Kota Wuhan jaraknya hanya satu jam saja, dan saya tidak tahu apakah di tempat saya tinggal ini sudah ada yang terkena virus korona atau tidak, tetapi kemarin di kampus ada satu orang diduga kena penyakit itu namun belum bisa dipastikan apakah positif apa gak itu urusan dosen kita dan yang terpenting saat ini kami yang dari indonesia aman semua kendatipun tidak bisa pulang," ungkap Sindy kepada Kalteng Pos via telpon, (27/1). 

Menurutnya saat ini negara tersebut sudah menutup seluruh akses transportasi dari Wuhan. Kota Wuhan, kata Sindy hanya berjarak satu jam dari kampusnya di Kota Xianning. Dirinya bersama teman-temannya kini menghabiskan waktu di kamar asrama bersama mahasiswa lainnya yang kuliah di Hubei University of Science and Teghnology. 

"Kami tidak berani keluar takut akan ketularan virus korona itu, dan kami hanya berada di dalam asrama kampus saja," ucapnya. Sementara ayah Sindy yang merupakan seorang anggota DPRD Kotim saat dibincangi di ruang Kerja mengatakan dirinya sempat waswas dengan kondisi anaknya di Tiongkok, tetapi setelah ditelpon ternyata aman saja. 

"Saya sempat merasa khawatir terhadap anak saya yang berada di cina, setelah saya telpon melalui video call dan terlihat sehat-sehat saja, akhirnya saya merasa tenang,” kata Sutik. 

Dirinya juga mengatakan walaupun tidak bisa pulang ke Sampit tetapi dirinya berharap kepada pemerintahan Indonesia bila mana kondisi di cina tidak memungkinkan diharapkan dapat untuk mencari solusi nya agar putrinya dan siswa asal indonesia bisa dikembalikan kempung halamannya. 

"Saya sangat khawatir karena jarak kota wuhan itu tidak jauh dari kampus hanya menempuh satu jam saja dan kalau memang siatuasi kampus aman mereka bisa diliburkan sementara, agar mahasiswa yang berasal dari cina sendiri tidak menularkan virus korona tersebut," tutupnya. (bah/ala)

Editor: izak-Indra Zakaria

Rekomendasi

Terkini

Tujuh Daerah di Kalteng Ini Terima Teguran KPK

Jumat, 26 April 2024 | 10:45 WIB
X