Siaga Wabah Korona, ABK Tiongkok Diperiksa

- Selasa, 28 Januari 2020 | 10:54 WIB
PEMERIKSAAN INTENSIF: Petugas KKKP Kelas III Sampit saat memeriksa ABK Tiongkok di perairan Desa Ujung Pandaran, (27/1). KKP UNTUK KALTENG POS
PEMERIKSAAN INTENSIF: Petugas KKKP Kelas III Sampit saat memeriksa ABK Tiongkok di perairan Desa Ujung Pandaran, (27/1). KKP UNTUK KALTENG POS

SAMPIT-Dua buah kapal asing yang langsung berlayar dari Tiongkok dan Thailand sudah tiba di Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim). Rata-rata anak buah kapal (ABK) tersebut mayoritas warga negara Tiongkok. Negara yang sedang mewabah virus korona. Mengetahui agenda kedatangan kapal yang akan mengangkut hasil pertambangan dari Kalteng itu, Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) Kelas III Sampit langsung siaga dan memeriksa satu persatu ABK di dalam kapal yang bersandar di muara Sungai Mentaya, Desa Ujung Pandaran, (27/1). 

Kapal yang berlayar dari Tiongkok adalah Kapal MV Zhong Chang Ding Sheng tiba di muara sungai mentaya. Total ada 23 ABK yang semuanya merupakan warga negara Tiongkok. Sedangkan kapal dari Thailand, Kapal Lucky Source membawa 24 ABK terdiri dari 11 warga Tiongkok, 11 Myanmar dan dua Vietnam. 

KKP Kelas III Sampit memeriksa satu persatu ABK di dua kapal tersebut. Pemeriksaan dilakukan untuk mencegah masuknya virus korona. Kedua kapal ini datang pada Senin (27/1) sekitar pukul 10.00 sampai 12.00 WIB. 

“Sudah dilakukan pemeriksaan, alhamdulillah tidak ada ABK sakit, dan berdasarkan pemeriksaan thermal scanner tidak ada ABK maupun nahkoda dengan suhu di atas 38 derajat. Artinya tidak ada ABK yang terkena virus ini” terang Kepala KKP Kelas II Sampit Agus Yordani kepada Kalteng Pos, (27/1). 

KKP lanjut Agus Yordani, tetap melakukan koordinasi dengan agen dan instansi terkait untuk mencegah masuknya wabah virus mematikan tersebut. “Tentu perlu kerja sama semua pihak dalam mengantisipasinya,"pungkasnya.

Terpisah, Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kalteng Suyuti Syamsul mengatakan, sebetulnya tidak hanya Sampit saja yang perlu dikhawatirkan tetapi juga Pelabuhan Kumai di Pangkalan Bun dan Pelabuhan Bahaur di Pulang Pisau (Pulpis). Pihaknya menyebut demikian karena pelabuhan ini didatangi langsung oleh kapal-kapal Tiongkok. 

“Untuk itu, kami lakukan kontrol lebih dekat dengan memperketat lalu lintas masuknya orang terutama yang langsung dari Cina di pelabuhan-pelabuhan ini, dalam arti melakukan pengamatan yang turun dari kapal itu,” katanya saat diwawancarai usai hadiri Rapat Paripurna ke-4 Masa Persidangan I Tahun Sidang 2020 di Gedung DPRD Kalteng, (27/1). 

Menurutnya, saat ini ada 12 ruang isolasi di Kalteng ini, empat ruang di Palangka Raya, yakni di RSUD dr Doris Sylvanus, empat ruang di Sampit dan empat ruang di Pangkalan Bun. Sedangkan alat scanner telah dipasang di Bandara Tjilik Riwut, Bandar Iskandar serta Bandara H Asan Sampit. 

“Untuk scanner di Bandara H Asan Sampit itu yang biasa, berbeda dengan yang ada di Tjilik Riwut dan Iskandar, sementara di pelabuhan juga dipasang alat scaner manual. Pelabuhan yang dipasang scanner di antaranya Pelabuhan Sampit, Pelabuhan Kumai di Pangkalan Bun termasuk Pelabuhan Bahaur di Pulpis,” ujar Suyuti. 

Pada dasarnya, untuk di Bandara tidak begitu dikhwatirkan karena bandara di Kalteng ini bukan bandara internasional, orang yang datang sudah dilakukan pemeriksaan sebelumnya di bandara internasioal seperti Jakarta dan lainnya. 

Diungkapkannya, cara antisipasi masuknya virus corona ini pihaknua melakukan pengamatan terhadap siapapun yang turun dari kapal dan dilakulan profile assesment. Tujuannya, untuk melihat kondisi mereka yang datang, apakah terlihat sakit atau tidak. Apabila dicurgai sakit dengan ciri-ciri menderita virus corona maka dibawa ke ruang isolasi. 

“Memang, dapat dikatakan orang tersebut sudah terkena virus corona atau tidak memerlukan waktu yang cukup lama, sehingga apabila mereka mengalami sakit mirip influenza maka harus dibawa ke ruang isolasi untuk dilakukan pemeriksaan,” ungkapnya. 

Dijelaskannya, mereka yang masuk ke dalam ruang isolasi di pintu mana saja maka rujuakan tetap dilakukan di RSUD dr Doris Sylvanus, Kota Palangka Raya. Jadi, Pangkalan Bun dan Sampit hanya bersifat isolasi saja. Jadi, cara kerjanya itu apabila thermal scanner mendeteksi sesorang dengan suhu panas di atas 38 maka harus dilakukan profile assesment. 

“Kemudian dicek, apakah orang tersebut mengalami batuk pilek, radang atau bahkan pernah ada riwayat kontak langsung dengan penderita dari daerah asal misalkan Cina, maka orang tersebut harus dibawa ke ruang isolasi,” jelasnya. 

Halaman:

Editor: izak-Indra Zakaria

Rekomendasi

Terkini

Perumahan Dinas Guru di Katingan Jadi Arang

Rabu, 17 April 2024 | 12:57 WIB

Pantai Sungai Bakau Perlu Tambahan Fasilitas

Minggu, 14 April 2024 | 15:00 WIB

Warga Serbu Pusat Perbelanjaan di Kota Sampit

Minggu, 14 April 2024 | 10:26 WIB
X