Prihatin Masih Ada KDRT Terhadap Perempuan

- Senin, 27 Januari 2020 | 14:44 WIB
Anggota DPRD Kalteng Mariani Sabran bersama Anggota Komisi III DPRD Kalteng Evi Kahayanti saat membesuk korban KDRT di RSUD Doris Sylvanus.(FOTO : ARJONI/KPC)
Anggota DPRD Kalteng Mariani Sabran bersama Anggota Komisi III DPRD Kalteng Evi Kahayanti saat membesuk korban KDRT di RSUD Doris Sylvanus.(FOTO : ARJONI/KPC)

PALANGKA RAYA- Anggota DPRD Kalteng Mariani Sabran mengunjungi pasien korban kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) di RSUD Doris Sylvanus Palangka Raya.  Korban atas nama Hikmah (30) tahun terpaksa dirawat di rumah sakit karena mengalami kekerasan fisik oleh suaminya Radiansyah.

Anggota DPRD Kalteng Mariani Sabran yang mendapat informasi tersebut langsung menuju rumah Doris Sylvanus setiba dari Jakarta. Kondisi korban saat ditemui terbaring lemah di UGD rumah sakit.

"Ini menjadi keprihatinan kita bersama, karena masih ada kasus KDRT yang terjadi terhadap perempuan. Namun, demikian penyembuhan korban menjadi fokus utama saat ini," kata Mariani Sabran.

Srikandi PDIP Kalteng ini meminta, penamganan korban harus dilakukan secara intensif, terutama terkait traumatik yang dialami. Sebab, kasus KDRT efek besarnya adalah menimbulkan trauma kepada korban.

"Kita meminta agar rumah sakit menangani korban dengan baik. Dan jika ada rumah sakit menolak, maka ini dipertanyakan. Karena korban harus ditangani dengan serius," ucapnya.

Selain membesuk korban dan memberikan semangat, Mariani yang didampingi anggota DPRD Komisi III Evi Kahayanti juga memberikan santunan kepada korban. Dia berharap korban ditangani dengan serius.

Sementara itu, Paman Korban Syahrin mengatakan, pihaknya juga tidak mengetahui persis kronologis kejadian. Sebab, korban sudah di rumah sakit saat keluarga tiba. 

"Yang melakukan kekerasan suami korban. Kami tidak tahu persis akar masalah dan kronologis kejadian," ujarnya.

Korban yang sempat dirawat di RSUD Kuala Kapuas terpaksa keluar karena keterbatasan biaya. Menurut Syahrin korban terpaksa keluar karena keterbatasan biaya.  

"Waktu itu biaya operasi sekitar Rp10 juta. Namun, kami tidak memiliki biaya sehingga keluar. Dan alhamdulillah dibantu rekan-rekan, kami dapat merujuk korban ke Doris Sylvanus. Dan kami juga berterima kasih kepada Ibu Mariani Sabran yang membantu kami," pungkasnya. (arj/dar)

Editor: izak-Indra Zakaria

Rekomendasi

Terkini

Perumahan Dinas Guru di Katingan Jadi Arang

Rabu, 17 April 2024 | 12:57 WIB

Pantai Sungai Bakau Perlu Tambahan Fasilitas

Minggu, 14 April 2024 | 15:00 WIB

Warga Serbu Pusat Perbelanjaan di Kota Sampit

Minggu, 14 April 2024 | 10:26 WIB
X