Mengintip Produksi Makanan Olahan IRT Kalampangan

- Senin, 27 Januari 2020 | 12:28 WIB
MENGEMAS: Emi (kanan) dan temannya, saat mengemas kripik kelakai ke dalam plastic standing pouch di rumahnya, Kamis (23/1). ANISA/KALTENG POS
MENGEMAS: Emi (kanan) dan temannya, saat mengemas kripik kelakai ke dalam plastic standing pouch di rumahnya, Kamis (23/1). ANISA/KALTENG POS

Kreativitas ibu rumah tangga (IRT) di Kelurahan Kalampangan benar-benar tanpa batas. Ide kreatif mereka dalam mengolah tumbuhan yang tumbuh di sekitar permukiman menjadi sebuah panganan nikmat yang digemari dan banyak dicari. Kini produksi makanan lokal itu sudah menghasilkan dan berhasil menciptakan lapangan pekerjaan baru.

 

ANISA B WAHDAH, Palangka Raya

 

INDAH. Itulah kesan pertama saat penulis melihat rumah yang penuh tanaman rosella di sekitar rumahnya. Bak taman bunga. Warna merah khas rosella memberikan warna tersendiri bagi rumah bercat kuning itu. Berpadu menjadi satu dengan beberapa tannaman lain berwarna hijau. 

Tampak hidup, jika dibangkan dengan rumah-rumah lain di sekitarnya. Bunga-bunga rumahan berwarna warni mempercantik suasana rumah beton itu. Halaman luas, membuat penulis merasakan seolah-olah berada di taman bunga. Nyaman memandangnya. 

Cukup lama menikmati suasana dengan terik mentari yang begitu menyengat, Kamis (23/1). Tetapi, terik mentari sontak sedikit padam melihat keteduhan rumah Nomor 12 di Jalan Manunggal, Kelurahan Kalampangan, Kecamatan Sebangau, Kota Palangka Raya ini. Rumahnya tidak jauh dari jalan induk Trans Kalimantan. Mungkin hanya 300 meter saja. 

Merasa puas berada di taman buatan itu, saya mencoba mengintip aktivitas pemiliknya. Berdasarkan informasi yang diperoleh penulis, pemilik rumah itu adalah salah satu pengolah produk lokal yang sudah banyak dikenal. Terbukti, saat penulis datang bu Emi (nama panggilan,red) sedang sibuk mengemas produk-produk ungulan buah karya tangannya sendiri itu. 

Seperti karyawan pabrik, begitulah penulis sepintas melihatnya. Menggunakan celemek warna kuning dan penutup kepala berwarna hijau. Tampak serius. “Permisi ibu,” ucap penulis.

“Silahkan masuk mbak,” sahutnya. Sepertinya ia sudah terbiasa kedatangan tamu tak dikenal. Terlihat cara dia menyambut tanpa ada keraguan.

 Penulis pun mengutarakan tujuan. Ingin melihat aktivitas ibu rumah tangga yang katanya memiliki olahan produk rumahan yang sudah banyak dikenal. Bahkan, informasinya pun pernah mengalami kecelakaan hingga lumpuh tetapi usahanya pun tidak terhenti. 

“Betul, saya hanya ibu rumah tangga yang tidak memiliki kelebihan apapun selain mengurus rumah dan keluarga. Sehari-hari saya dulunya hanya ngobrol bersama tetangga hingga akhirnya saya memiliki ide bagaimana caranya membantu suami mencari nafkah tetapi tidak meninggalkan tugas saya sebagai ibu rumah tangga,” kata perempuan bernama lengkap Ruth Jediya Mariyatmi ini. 

Semula berawal dari ngobrol bersama tetangga. Memandang dua tanaman rosella yang ia tanam pada 2009 di samping rumahnya, waktu itu ia berdiam di rumah dinas tepatnya di Kelurahan Bereng Bengkel pada tahun 2010. Beberapa tetangganya bertanya. “Tanaman apa itu bu Emi,” kata tetangganya. 

“Itu rosella, kata saudara saya bisa dibudidayakan bahkan katanya sudah dilakukan penelitian bahwa rosella bisa digunakan untuk minuman dan baik untuk kesehatan,” kata Emi saat itu. 

Halaman:

Editor: izak-Indra Zakaria

Rekomendasi

Terkini

Gegerkan Kalteng, Bocah Lima Tahun Tewas Tertembak

Selasa, 19 Maret 2024 | 14:00 WIB
X